TRANSLATE

Panglima TNI: Tugas Belum Selesai!

Selasa, 13 Januari 2015

Panglima TNI: Tugas Belum Selesai!

Metrotvnews.com, Kotawaringin Barat: Flight data recorder (FDR) pesawat AirAsia QZ8501 sudah diserahkan ke Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Namun, Panglima TNI Jenderal Moeldoko menegaskan kepada prajuritnya bahwa tugas belum selesai.

“Saya ingin katakan, saya tekankan kepada prajurit pencarian belum selesai, karena cockpit voicer recorder (CVR) yang harus ditemukan dan badan pesawat. Saya yakin ada korban yang harus kami temukan,” kata Moeldoko di Pangkalan Udara Iskandar, Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Senin (12/1/2015).

Moeldoko berharap, dalam waktu yang tidak lama akan ada lagi bagian pesawat atau korban yang ditemukan. “Saya datang pertama ketemu ekor, datang kedua ngangkat ekor, datang ketiga ketemu ini (FDR), datang selanjutnya harus ada lagi (yang ditemukan),” tutur Moeldoko.

Dia menyampaikan terima kasih kepada masyarakat Indonesia dan internasional atas dukungan hingga bagian dari kotak hitam pesawat AirAsia ditemukan. Dia merasa dukungan yang diberikan sungguh luar biasa.

“Pemerintah daerah luar biasa, KNKT, Kapal Negara Jadayat dan rekan-rekan semua terima kasih sehingga kami menghasilkan sesuatu,” tutupnya.

.
Panglima TNI: Pencarian Korban Belum Selesai

TRIBUNNEWS.COM, PANGKALAN BUN – Panglima TNI Jenderal Moeldoko menegaskan kepada para prajuritnya agar terus melanjutkan pencarian dan evakuasi korban berikut badan pesawat AirAsia QZ8501. Menurutnya, pencarian harus terus digencarkan.

“Yang ingin saya katakan kepada prajurit-prajurit saya, pencarian belum selesai. Masih ada lagi badan pesawat yang tersisa, dan korban yang harus kita temukan,” ujar Jenderal Moeldoko dalam jumpa pers di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Senin (12/1/2015).

Sekitar pukul 15.30 WITA, helikopter Bell milik TNI Angkatan Laut yang mengangkut Panglima TNI Jenderal Moeldoko bersama blackbox atau kotak hitam pesawat AirAsia QZ8501 tiba di Lanud Iskandar.

Jenderal Moeldoko baru saja ikut memantau proses evakuasi kotak hitam di KRI Banda Aceh di perairan Selat Karimata.

Pantauan di lokasi, black box diturunkan dari helikopter dalam keadaan tersimpan di dalam benda menyerupai box warna hitam. Box tersebut kemudian dibuka, dan kotak hitam dikeluarkan dan pindahkan ke dalam sebuah akuarium kecil berisi air.

.
Black Box FDR AirAsia Dibawa Panglima TNI ke Jakarta

Liputan6.com, Pangkalan Bun – Flight Data Recorder (FDR) yang merupakan bagian dari black box atau kotak hitam AirAsia QZ8501 diterbangkan ke Jakarta. FDR dibawa menggunakan Pesawat Boeing 737 A-?7304 milik TNI Angkatan Udara.

FDR itu dibawa ke Jakarta bersama dengan Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko dan rombongan. Salah satu rombongan yang ikut adalah Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Tatang Kurniadi.

“Ke Jakarta naik boeing (bersama Panglima TNI),” kata Tatang di Posko Utama Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Senin (12/1/2015).

Tatang menyebut, bahwa FDR ini nantinya akan dibawa ke Kantor KNKT dengan pengawalan ketat TNI. Mengingat, FDR merupakan bagian terpenting dari kelengkapan sebuah pesawat.? Nanti sampai di Jakarta FDR itu akan dibersihkan lantaran sudah terlalu lama terendam air laut.

“Ke Kantor KNKT pengamanan oleh TNI,” ucap Tatang.

Adapun, Pesawat Boeing 737 A-7304 yang membawa Moeldoko dan rombongan lepas landas dari Lanud Iskandar, Pangkalan Bun sekitar pukul 16.25 WIB. Pesawat itu akan mendarat di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.

.
TNI Serahkan Kotak Hitam AirAsia ke KNKT

KALIMANTAN TENGAH, KOMPAS.com — Kotak hitam berupa flight data recorder pesawat AirAsia QZ8501 berhasil ditemukan dan dibawa oleh tim penyelam gabungan TNI Angkatan Laut dari dasar laut di Selat Karimata, dekat Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Senin (12/1/2015). Kotak hitam tersebut kemudian diserahterimakan secara simbolis kepada Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

Panglima TNI Jenderal Moeldoko datang langsung ke KRI Banda Aceh untuk menyaksikan serah terima tersebut. Moeldoko dan rombongan tiba dengan tiga helikopter sekitar pukul 13.05 WIB. Turut serta Ketua KNKT Tatang Kurniadi dan rombongannya. Mereka langsung masuk ke dalam bagian kapal ditemani Komandan KRI Banda Aceh Letkol Arief Budiman dan Komandan Gugus Keamanan Laut Barat Laksma TNI Abdul Rayid.

Setelah sekitar 45 menit, mereka keluar dengan kotak hitam yang diangkut tim penyelam. Panglima Armada Barat Laksda TNI Widodo langsung menyerahkan secara simbolis kotak hitam itu kepada Tatang Kurniadi.

Flight data recorder itu berwarna oranye dan putih, dan diletakkan di sebuah kotak yang masih berisi air. Sebelumnya, tim penyelam gabungan TNI Angkatan Laut sudah turun mencari kotak hitam sejak Minggu kemarin.

.
FDR Black Box Dikawal Ketat Personel TNI dari Laut Hingga Kantor KNKT

TRIBUNNEWS.COM, PANGKALAN BUN – Sejumlah anggota TNI dikerahkan untuk pengamanan komponen penting kotak hitam (black box) pesawat AirAsia QZ8501, Flight Data Recorder (FDR).

Sejumlah personel TNI dikerahkan untuk mengamankan benda berukuran sekitar 49×12,5 cm tersebut mulai lokasi pertama temuan di Selat Karimata, Kalimantan Tengah hingga kantor Komite Nasional Keselamatan Transportasi di Jakarta pada Senin (12/1/2015).

Ketua KNKT, Tatang Kurniadi menceritakan, FDR tersebut ditemukan dan diangkat tim penyelam ke kapal Kemenhun, KN Jadayat pukul 07.00 WIB.

Setelah perwakilan KNKT mengecek nomor seri FDR ternyata sesuai FDR pesawat AirAsia QZ8501 yang dicari, komponen pesawat itu dipindahkan ke KRI Banda Aceh yang tidak jauh lokasinya.

Seorang investigator KNKT, Andre dan Direktur Navigasi Perhubungan Laut Kemenhub, Tony Budiono turut mengawal pemindahan FDR itu.

Serah terima FDR dilakukan di atas kapal perang itu dari pihak Kemenhub ke Tatang Kurniadi selaku Ketua KNKT, pimpinan investigasi transportasi nasional.

“Dibawa di sana, di serahkan di sana sebagai bukti untuk kepentingan internasional,” kata Tatang dalam jumpa pers di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun.

Dari kapal tersebut, Tatang Kurniadi didampingi oleh Panglima TNI Jenderal Moeldoko dan beberapa anggota TNI AL dan AU membawa FDR itu dengan helikopter TNI AL jenis bell ke Lanud Iskandar, Pangkalan Bun.

Setiba di Lanud Iskandar pada pukul 15.30 WIB, sejumlah personel TNI langsung memindahkan FDR hasil temuan ke dalam akurium persegi panjang yang sudah air di dalamnya.

Tatang Kurniadi dan Moeldoko sempat menggelar jumpa pers dengan menunjukkan FDR tersebut ke ratusan awak media massa.

Sekitar pukul 16.30 WIB, akuarium berisi FDR diangkut ke dalam pesawat Boeing 737-400 TNI AL. Di dalam pesawat yang ditumpangi oleh Panglima TNI itu, benda tersebut kembali dimasukkan ke dalam sebuah koper besar.

Tak lama kemudian, Moeldoko dan Tatang Kurniadi memasuki pesawat tersebut dan terbang menuju Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta.

Pengamanan lebih ketat dari personel TNI terhadap FDR tersebut akan diberlakukan saat perjalanan darat dari Bandara Halim Perdanakusumah hingga ke kantor KNKT di Kemayoran, Jakarta Pusat.

Bahkan, sejumlah investigator dan advisor KNKT negara-negara terkait hingga utusan perusahaan pembuat kotak hitam, akan menjadi saksi temuan FDR ini di Jakarta.
“Ini akan segera dibawa ke Jakarta, dari KRI Banda Aceh dibawa naik heli militer, ini nanti akan dibawa dengan pesawat milik TNI AU. Dan akan ada pengamanan dari TNI ke kantor KNKT,” kata Tatang.

“Kalau tidak ada saksi, saya akan tunggu datang. Di sana ada dari Prancis satu orang, Singapura satu orang dan lain-lain. Barangkali nanti kami akan minta Mabes TNI dan Kementerian Perhubungan juga,” ujarnya.

Menurut Tatang, pengawalan dan pengamanan FDR yang melibatkan unsur TNI adalah untuk menunjukkan kepada dunia internasional tentang keseriusan dan kemampuan Indonesia untuk menyelidiki kasus jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501.

Panglima TNI Jenderal Moeldoko yang turut mendampingi pemindahan FDR ini pun menyatakan siap untuk mengerahkan anak buahnya dalam pengamanan barang tersebut.

Sejauh ini, tim SAR gabungan baru menemukan FDR dari kotak hitam pesawat AirAsia QZ8501. Namun, komponen lain dari kotak hitam, yakni Cockpit Voice Recorder (CVR) masih dalam proses pencarian di dasar laut Selat Karimata.

Kedua benda tersebut adalah bagian dari kotak hitam pesawat dan diduga saling terlepas karena benturan keras. FDR dan CVR merupakan dua komponen penting dari kotak hitam yang diharapkan bisa mengungkap penyebab jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 di Selat Karimata pada Minggu, 28 Desember 2014.

.
Panglima TNI “menjemput” FDR kotak hitam

Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah (ANTARA News) – Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko, “menjemput” Flight Data Recorder (FDR) bersama Ketua Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT), Tatang Kurniadi, ke KRI Banda Aceh.

Sesaat setelah tiba di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimatan Tengah, Senin, Moeldoko langsung menaiki helikopter untuk menuju KRI Banda Aceh di mana FDR ditempatkan.

Berdasarkan informasi dari Tim KNKT di Lanud Iskandar, kotak hitam diangkat tim SAR gabungan penyelam ke KN Jadayat dan dipindahkan ke KRI Banda Aceh untuk dibawa dengan helikopter ke Lanud Iskandar dan diterbangkan ke Jakarta.

Kotak hitam alias black box terdiri dari dua subinstrumen utama, yaitu FDR dan Cockpit Voice Redorder. Subinstrumen terakhir berguna dalam merekam semua data percakapan awak kokpit, awak kabin, dan percakapan radio dari petugas di darat atau dari sesama wahana terbang.

Keduanya (FDR dan VCR) biasa dipasang bersamaan dalam satu panel metal dan keduanya digerakkan oleh sistem catu daya.

Dalam aturan penerbangan internasional, cuma instansi setingkat KNKT negara di mana kecelakaan terjadi, maskapai penerbangan operator, pabrikan pesawat terbang, dan pabrikan instrumen FDR-CVR, serta representasi ICAO yang diberi kewenangan membaca dan menginterpretasikan data black box itu.

Hasil pembacaan dan interpretasi data itu tidak dipublikasikan secara lua melainkan dipakai sebagai bahan kajian dan rekomendasi agar insiden dan aksiden serupa tidak terjadi lagi.

Sebelumnya Kepala Badan SAR Nasional, Marsekal Madya TNI Bambang Soelistyo, mengatakan, FDR pada pesawat AirAsia dengan nomor penerbangan QZ8501 berhasil ditemukan pada Senin pukul 07.11 WIB.

Soelistyo mengatakan tim penyelam TNI Angkatan Laut yang terdiri atas Kapten Syaiful, Pelda Bambang, Serda Rajab, dan Kopda Edi Susilo menemukan FDR tersebut.

Menurut informasi yang diperoleh Basarnas dari Ketua Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT), lanjut dia, pada FDR itu tertulis nomor bagian PN-2100-4043-02 dan nomor seri SN-000556583.

Ia mengatakan tim masih mencari CVR di area pencarian I sampai IV dan area prioritas tambahan II di perairan Selat Karimata.

“Yang masih diupayakan dicari yaitu CVR, dan tentu saja korban pesawat AirAsia QZ8501,” katanya.

Sebelumnya telah diberitakan kapal Baruna Jaya I berhasil menangkap sinyal ping yang diduga berasal dari Emergency Locater Transmitter (ELT) pesawat AirAsia QZ 8501 di Selat Karimata.

“Kemudian melaporkannya berdasarkan hasil survei, yakni pada posisi 3 derajat 37 menit 20.7 detik Lintang Selatan dan 109 derajat 42 menit 43 detik Bujur Timur,” kata Geodetic Specialist Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Imam Mudita.

Ia mengatakan sinyal ping yang diduga dari ELT pesawat AirAsia QZ 8501 ditangkap pinger locator Tim Baruna Jaya BPPT.

“Hasil survei Baruna Jaya I kita mendapatkan pada posisi posisi 3 derajat 37 menit 20.7 detik Lintang Selatan dan 109 derajat 42 menit 43 detik Bujur Timur,” katanya.

Ia mengatakan pendeteksian awal sebelumnya dilakukan oleh Kapal Java Imperia yang kemudian diverifikasi lebih lanjut oleh Kapal Baruna Jaya I. “Dari situ kami yakin positif posisi itu akurat,” katanya.

Ia mengakui ada perbedaan lokasi sekitar 20 m antara “pinger locator” dari dua kapal tersebut. Kapal Java Imperia di bawah Koordinasi Baruna Jaya I menangkap “ping” pada posisi 3 derajat 37 menit 21.1 detik Lintang Selatan dan 109 derajat 42 menit 42.45 detik Bujur Timur.

“Kedua lokasi hasil survei itu kami nilai wajar dan kami sudah informasikan kepada KNKT untuk ditindaklanjuti. Selanjutnya dilaksanakan penyelaman dari tim KRI Banda Aceh,” ujar dia.

.
Panglima TNI Pimpin Penyerahan Black Box ke KNKT

PANGKALAN BUN – Panglima TNI Jenderal Moeldoko kembali tampil dalam operasi pencarian AirAsia QZ8501. Moeldoko berkunjung ke Lanud Pangkalan Bun dan rencananya akan memimpin penyerahan black box ke KNKT.

Informasi yang dihimpun, Panglima TNI rencana akan ke KRI Banda Aceh tempat dimana Flight Data Recorder (FDR) yang telah ditemukan ditempatkan.

Namun sebelum itu, Moeldoko juga akan menjadwalkan ke Pelabuhan Kumai untuk melihat ekor pesawat yang akan dipotong oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk keperluaan investigasi.

Danlanud Iskandar, Pangkalan Bun Letkol (Pnb) Jhonson Simatupang membenarkan agenda kedatangan Panglima TNI. Namun dia belum tahu apa dan ke mana saja kegiatan Moeldoko.

“Saya belum tahu, sudah saya cek ke sespri juga belum dapat informasi. Namun semua armada baik udara maupun darat sudah kami siapkan untuk keperluan beliau,” ujarnya seperti diberitakan Jawa Pos online (induk JPNN).

Dari daftar nama di meja posko Lanud Iskandar kemungkinan Panglima TNI hadir bersama Kasal, Kasau dan Pangops AU.

Sumber : http://www.jpnn.com/

.
Tunggu Kehadiran Panglima TNI, Penemuan Kotak Hitam AirAsia Sempat Ditutupi

PANGKALAN BUN, KOMPAS.com — Tim penyelam TNI Angkatan Laut telah menemukan dan mengangkat black box atau kotak hitam flight data recorder AirAsia QZ8501 dari Selat Karimata, dekat Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Senin (12/1/2015) pagi.

Penemuan ini sempat ditutup-tutupi kepada wartawan yang bertugas di KRI Banda Aceh, sebelum akhirnya diumumkan setelah kedatangan Panglima TNI Jenderal Moeldoko.

Komandan Gugus Keamanan Laut Barat Laksma TNI Abdul Rasyid Kacong menjelaskan, penyelam mulai turun sekitar pukul 05.33 WIB untuk melanjutkan pencarian pada hari sebelumnya.

Penyelaman pun berjalan lancar. Kotak hitam ditemukan dan diangkat ke KRI Banda Aceh oleh tim penyelam pada pukul 07.12 WIB.

Saat itu, wartawan yang ada di KRI Banda Aceh dikumpulkan untuk apel pagi di lounge room prajurit, yang biasa digunakan sebagai ruang makan. Apel itu terasa janggal karena biasanya apel pagi dilakukan di bagian deck helikopter yang terbuka pada pukul 08.00 WIB.

Pada apel pagi itu juga tidak dibolehkan ada wartawan yang absen ataupun meninggalkan ruangan walau untuk sesaat.

Tak lama setelah itu, diumumkan bahwa Panglima TNI akan datang ke KRI Banda Aceh untuk melakukan konferensi pers. Berbagai dugaan dan informasi muncul di kalangan wartawan bahwa kotak hitam sudah ditemukan.

Apalagi, Kepala Basarnas Marsekal TNI Soelistyo sudah mengumumkannya di Jakarta. (Baca: Kepala Basarnas: Kotak Hitam AirAsia Sudah Diangkat)

Namun, tidak ada yang mengetahui secara pasti apa yang akan disampaikan sampai kedatangan Moeldoko dan rombongan. (Baca: Kotak Hitam AirAsia Ditemukan, Panglima TNI Kembali ke KRI Banda Aceh)

Ketika disinggung mengenai hal itu, Moeldoko beralasan bahwa pihaknya ingin mengonfirmasi terlebih dahulu kebenaran kotak hitam kepada Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Untuk itu, dia membawa serta Ketua KNKT Tatang Kurniadi ke KRI Banda Aceh.

Padahal, ada beberapa staf KNKT di Kapal Navigasi Jadayat yang mendampingi penyelam dan mendeteksi sinyal kotak hitam.

“Kita tidak mau spekulasi karena ini akan jadi berita. Karena itu, saya paksa Ketua KNKT hadir, apakah ini benar black box,” kilah Moeldoko.

Setelah dilakukan serah terima secara simbolis dari TNI AL ke KNKT, rombongan Panglima TNI dan KNKT kemudian terbang kembali ke Pangkalan Bun dengan membawa kotak hitam tersebut untuk kembali menggelar konferensi pers di sana.

.
Panglima TNI Pamerkan Black Box AirAsia

PANGKALAN BUN – Panglima TNI Jenderal Moeldoko menunjukkan kotak hitam atau flight data recorder (FDR) pesawat AirAsia QZ 8501 di posko utama taktis pencarian pesawat AirAsia di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah (Kalteng), Senin (12/1/2015).

“Saya menekankan ke prajurit saya pencarian belum selesai karena harus menemukan cockpit voice recorder, korban, dan badan pesawat lain. Mereka paham itu dan akan terus mencari,” kata Moeldoko.

Panglima TNI tiba di Lanud Iskandar sekitar pukul 11.45 WIB dari Bandar Udara Halim Perdanakusuma, dan langsung menuju KRI Banda Aceh dengan helikopter bersama dengan Ketua Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT) Tatang Kurniadi.

Ketua KNKT mengatakan FDR sudah “aman” diterima KNKT dan segera dibawa ke Jakarta dengan pesawat TNI AU, dan mendapat pengawalan ke kantor KNKT di Jakarta Pusat serta langsung dibuka saat saksi sudah ada dari Prancis, Singapura, dan Mabes TNI.

“Jadi harus ada saksi saat dibuka, dan KNKT sudah biasa melakukannya,” ujar Tatang.

Kepala Basarnas FH Bambang Soelistyo mengatakan tim penyelam TNI Angkatan Laut yang terdiri atas Kapten Syaiful, Pelda Bambang, Serda Rajab dan Kopda Edi Susilo menemukan FDR tersebut pada pukul 07.10 WIB.

Menurut informasi yang diperoleh Basarnas dari KNKT, lanjut dia, pada FDR itu tertulis nomor bagian PN-2100-4043-02 dan nomor seri SN-000556583.

Ia mengatakan tim masih mencari bagian kotak hitam yang lain yang disebut Cockpit Voice Recorder (CVR) dan korban pesawat Air Asia di area pencarian I sampai IV dan area prioritas tambahan II di perairan Selat Karimata.

“Yang masih diupayakan dicari yaitu Cockpit Voice Recorder, dan tentu saja korban pesawat AirAsia QZ 8501,” katanya.

Sumber : http://news.okezone.com/

.
Ini yang Dikatakan Panglima TNI di KRI Banda Aceh soal FDR

Selat Karimata – Panglima TNI Jenderal Moeldoko kembali datang ke KRI Banda Aceh setelah bagian black box, Flight Data Recorder (FDR), ditemukan. Sebelumnya, ia menginap 2 hari demi pengangkatan ekor pesawat AirAsia QZ8501. Jauh-jauh ke KRI Banda Aceh, apa yang dikatakan Moeldoko?

“Saya selaku Panglima TNI berterima kasih kepada masyarakat Indonesia, Basarnas, dan prajurit yang tidak kenal waktu dan bahaya. Terima kasih kepada masyarakat internasional, negara sahabat yang mengerahkan kekuatan alutsista personel dan kekuatan,” kata Moeldoko di KRI Banda Aceh di perairan Selat Karimata Laut Jawa, Kalteng, Senin (12/1/2015).

Moeldoko mengaku membawa serta KSAL dan KSAU, sedangkan KSAD sedang ada acara, sehingga tidak bisa ikut. Para petinggi TNI itu mendampingi Moeldoko saat memberikan keterangan. Tampak juga Ketua KNKT Tatang Kurniadi.

Moeldoko juga berterima kasih kepada Kapal Negara Jadayat yang membantu TNI menentukan lokasi sinyal black box. Menurut Moeldoko, Pangarmabar Laksda Widodo telah menjalankan tugas dengan baik.

“Saya tekankan ke prajurit, masyarakat masih mencari bagian yang belum ditemukan. Cockpit Voice Recorder (CVR) harus ditemukan,” katanya.

Moeldoko menambahkan, bagian besar pesawat juga harus ditemukan. Ia yakin masih banyak penumpang di bagian tersebut.

Pekan lalu, Moeldoko hadir di KRI Banda Aceh. Ia bahkan menginap 2 hari. Alasannya, ia ingin menjadi spirit bagi prajuritnya yang tengah mengangkat ekor yang saat itu diduga berisi black box. Ekor sukses diangkat, Sabtu (10/1), tapi tak ada black box. Moeldoko lantas meninggalkan KRI Banda Aceh menuju Pangkalan Bun lalu ke Jakarta. Hari ini, setelah FDR ditemukan, ia kembali berkunjung ke KRI Banda Aceh.

Sumber : http://news.detik.com/

.
Temukan “Black Box”, Penyelam Dapat “Vitamin” Rp 100 Juta dari Panglima TNI

BANJARMASINPOST.CO.ID, PANGKALANBUN – Penyelam gabungan TNI Angkatan Laut yang berhasil menemukan dan mengambilflight data recorder pesawat AirAsia QZ8501 mendapatkan hadiah sebesar Rp 100 juta dari Panglima TNI Jendral (TNI) Moeldoko. Uang tersebut untuk dibagi rata kepada 57 orang penyelam dari Komando Pasukan Katak, Marinir, dan Dinas Selam Bawah Air.

“Ini untuk ‘vitamin’ penyelam, Rp 100 juta,” kata Panglima TNI sambil memberikan sebuah tas kecil kepada Komandan Gugus Keamanan Laut Barat Laksma TNI Abdul Rasyid di KRI Banda Aceh, Senin (12/1/2014).

Panglima TNI mengapresiasi kinerja tim penyelam yang tidak kenal lelah dalam mencari black box. Sebelumnya, tim penyelam juga telah berhasil menemukan dan mengevakuasi ekor pesawat.

“Saya harap tim penyelam terus bekerja untuk mencari satu lagi black box, yaitu (cockpit) voice recorder, yang sampai sekarang belum ditemukan,” ujarnya.

Tim penyelam menemukan flight data recorder itu di dasar laut Selat Karimata, dekat Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, pada Senin pagi. Black box itu kemudian dipindahkan ke KRI Banda Aceh dan disimpan sampai kedatangan Panglima TNI dan rombongan.

.
Temukan Kotak Hitam, Penyelam Dapat “Vitamin” Rp 100 Juta dari Panglima TNI

PANGKALAN BUN, KOMPAS.com — Penyelam gabungan TNI Angkatan Laut yang berhasil menemukan dan mengambil flight data recorder pesawat AirAsia QZ8501 mendapatkan hadiah sebesar Rp 100 juta dari Panglima TNI Jenderal (TNI) Moeldoko. Uang tersebut untuk dibagi rata kepada 57 orang penyelam dari Komando Pasukan Katak, Marinir, dan Dinas Selam Bawah Air.

“Ini untuk ‘vitamin’ penyelam, Rp 100 juta,” kata Panglima TNI sambil memberikan sebuah tas kecil kepada Komandan Gugus Keamanan Laut Barat Laksma TNI Abdul Rasyid di KRI Banda Aceh, Senin (12/1/2015).

Panglima TNI mengapresiasi kinerja tim penyelam yang tidak kenal lelah dalam mencari black box atau kotak hitam. Sebelumnya, tim penyelam juga telah berhasil menemukan dan mengevakuasi ekor pesawat.

“Saya harap tim penyelam terus bekerja untuk mencari satu lagi black box, yaitu (cockpit) voice recorder, yang sampai sekarang belum ditemukan,” ujarnya.

Tim penyelam menemukan flight data recorder itu di dasar laut Selat Karimata, dekat Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, pada Senin pagi. Kotak hitam itu kemudian dipindahkan ke KRI Banda Aceh dan disimpan sampai kedatangan Panglima TNI dan rombongan.




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia