TRANSLATE

Gigih Temukan AirAsia, Penyelam TNI Dipuji Pasukan Elite AS

Kamis, 15 Januari 2015

Gigih Temukan AirAsia, Penyelam TNI Dipuji Pasukan Elite AS

Liputan6.com, Jakarta – Pencarian pesawat AirAsia QZ8501 di Laut Jawa tak hanya dilakukan pemerintah RI, tapi juga melibatkan bantuan sejumlah negara sahabat. Kecelakaan ini pun tak luput dari sorotan masyarakat dunia.

Di satu sisi, pencarian ini membawa misi kemanusiaan. Namun di sisi lain, martabat bangsa dipertaruhkan ketika bersaing melakukan pencarian pesawat berpenumpang 155 orang dan 7 awak ini.

“Kemarin saya khawatir, Amerika, Rusia, Malaysia turun. Ini kan mempertaruhkan nama bangsa. Tapi untungnya kita nemuin duluan korban dan black box-nya,” ujar Komandan Penyelam TNI AL Mayor Profs saat berbincang di KRI Banda Aceh, Rabu (14/1/2015).

Dia mengungkapkan, perjuangan dan kegigihan penyelam TNI mendapat apresiasi dari prajurit negara lain, termasuk pasukan elite Amerika Serikat (AS) Navy SEAL. Penemuan korban dan black box AirAsia merupakan prestasi yang membanggakan. Meski di tengah kondisi cuaca ekstrem, tim SAR gabungan, khususnya penyelam TNI, dapat menemukannya lebih cepat berkat kegigihan dan kerja keras mereka.

“Ini diakui internasional, ini luar biasa. Kalau ada temen saya dari Navy SEAL (pasukan elite Amerika Serikat), penyelam Indonesia katanya gila. Penyelam Rusia saja bilang mampu penyelaman 0-3 knot, tapi begitu arus 2 knot (mereka) sudah menyerah,” sambung Profs.

Sesuai instruksi Panglima TNI Jenderal Moeldoko, pencarian badan pesawat AirAsia tetap berlanjut. Tim penyelam pun siap melakukan misi pencarian ini sampai tuntas.

“Tadi masih siap saya tanyakan mereka. Mereka siap pada prinsipnya. Tentara satu kalahnya, perintah. Ini kan tugas mulia, pertaruhanya bangsa, ketemu AS, Malaysia,” pungkas Profs.

Kunci Keberhasilan

Profs pun mengungkapkan bahwa kunci keberhasilan tim penyelam gabungan yang terdiri dari pasukan khusus Denjaka, Kopaska, Intaifib dan Dislambair ini adalah kerja sama dan ketulusan.

“Kerja sama tim dan ikhlas. Dari kerja sama itu bisa menguraikan bagaimana pelaksanaan, Alhamdulillah berjalan lancar. Dan lokasi puing pesawat itu tidak berjauhan,” ujar Profs.

Selain 2 hal itu, ada juga kunci keberhasilan para tim penyelam. Mereka selalu optimistis setiap melakukan suatu misi atau operasi. “Saya sendiri kalau di lapangan kondisi cape luar biasa, itu saja yang buat saya optimis. Kalau penyelam biasa harusnya sudah istirahat,” kata Profs.

Tak hanya itu, pinger detector atau alat pendeteksi black box juga sangat membantu para penyelam menemukan kotak hitam AirAsia QZ8501. “Misalnya kolam renang koin gelap, bisa ditemukan dalam waktu berapa menit, ini lautan.”

“Ini luar biasa sekali. Ini semua bangsa Indonesia ini yang buat, saya bangga. Kapal milik Indonesia, Geo Survei, KN Jadayat, Baruna Jaya. Mereka selalu koordinasi, butuh penyelam,” tandas Komandan Penyelam TNI AL tersebut.

.
70 Penyelam Masih Siaga Evakuasi AirAsia QZ8501

VIVAnews – Basarnas mengupayakan memenuhi harapan keluarga korban pesawat AirAsia QZ80501 yang menginginkan jasad keluarga mereka ditemukan. Tims SAR gabungan masih melakukan operasi bawah air di sekitar temuan ekor pesawat.

“Mulai pagi pencarian fokus di bawah laut. Kami fokus pada pencarian badan pesawat atau main body, yang kami perkirakan masih banyak jenazah di sana,” kata Direktur Operasional Basarnas Marsekal Pertama SB Supriyadi di Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Rabu 14 Januari 2015.

Menurut dia tim penyelam masih di posisi tersebut dan masih akan tetap bekerja. “Ada 70 personel yang bertahan untuk melakukan pencarian,” katanya.

Selain itu kapal-kapal KRI maupun kapal dari lembaga pemerintah lain dan milik negara sahabat masih berada di lokasi pencarian. Mereka siap melakukan evakuasi setiap saat sambil tetap menyisir kawasan Selat Karimata.

Sebelumnya, Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat, Laksamana Muda Widodo, yang juga menjabat Komandan Satgas SAR, masih optimistis bakal temukan lagi jasad-jasad korban di bawah laut.

“Sejauh ini baru ditemukan 48 jenazah atau baru sepertiganya,” kata Widodo.

.
TNI AL Terus Lanjutkan Pencarian sampai Ada Instruksi Presiden

PANGKALAN BUN, KOMPAS.com — TNI Angkatan Laut akan terus melakukan proses pencarian AirAsia QZ8501 yang jatuh di perairan Selat Karimata, dekat Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Pencarian tidak akan dihentikan sampai ada instruksi langsung dari Presiden Joko Widodo atau pemerintah yang mewakili keputusan tersebut.

“TNI merupakan kepanjangan tangan pemerintah dan negara. Apa pun pemerintah memerintahkan TNI, TNI akan melaksanakan,” kata Panglima Komando Armada Barat Laksda TNI Widodo di KRI Banda Aceh, Selasa (13/1/2014).

Saat ini, tim SAR gabungan telah berhasil mengangkat ekor pesawat, dua bagian kotak hitam, serta 48 jenazah penumpang dan kru pesawat. Tim TNI AL bertekad untuk mencari penumpang dan bagian lain pesawat yang belum ditemukan.

“TNI tetap berkomitmen, atas nama Panglima TNI, untuk mencari main body atau badan pesawat. Siapa tahu ada jenazah yang bisa ditemukan,” ujar Widodo.

.
TNI AL masih tabuh genderang perang lawan kapal asing

Merdeka.com – TNI Angkatan Laut (AL) rupanya diam-diam masih beraksi. Meski tak banyak diekspos media, mereka masih melakukan operasi penenggelaman kapal nelayan asing yang masih berani wira-wiri sampai nyolong ikan di perairan Indonesia.

Semenjak pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), TNI AL memang sudah diinstruksikan untuk bertindak tegas pada nelayan asing. Selain dari Jokowi, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti juga menginginkan agar kekayaan laut Indonesia bisa terus dijaga.

Awal Desember 2014 lalu, TNI AL sempat kebanjiran pujian dari publik lantaran berhasil menenggelamkan 3 kapal Vietnam. Meski sebenarnya juga banyak pihak kecewa lantaran TNI AL cuma menghancurkan perahu nelayan, bukannya kapal asing yang besar.

Namun TNI AL patut diapresiasi karena masih berusaha konsisten untuk melakukan operasi melawan kapal asing. Setidaknya tetap menjalankan perintah karena terus diawasi Presiden Jokowi dan Menteri Susi.




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia