TRANSLATE

Panglima TNI curhat, 10 tahun tunjangan prajurit tak pernah naik

Jumat, 16 Januari 2015

Panglima TNI curhat, 10 tahun tunjangan prajurit tak pernah naik

Merdeka.com – Panglima TNI Jendral Moeldoko kembali mengeluhkan masalah tunjangan para prajurit TNI yang tidak pernah naik selama 10 tahun terakhir. Jika benar demikian, maka selama pemerintahan Presiden SBY yang notabenenya merupakan mantan Prajurit TNI, tidak pernah memperhatikan kesejahteraan TNI.

“Waktu saya ke Papua, ditanyakan oleh prajurit saya. ‘Panglima, kami sudah 10 tahun tidak berubah tunjangan, kemahalan ini’. Nah, ini yang sedang kita pikirkan untuk dinaikkan,” ujar Moeldoko di usai membuka acara Kejuaraan Nasional Karate Piala Panglima TNI III, di Mabes Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (15/1).

Moeldoko mengatakan, beberapa prajurit TNI yang bertugas daerah di bagian timur Indonesia seperti Papua dan Maluku sangat perlu ditingkatkan tunjangan kesejahteraannya. Sebab masih banyak harga bahan pokok yang jauh lebih mahal dibanding kota-kota lain.

“Yang di Maluku, dulu kan menjadi satu dengan yang di Papua ya. Begitu pisah dengan Papua malah tidak dapat tunjangan kemahalan, padahal di sana cukup mahal,” jelasnya.

Meski demikian, dirinya telah mengajukan program kesejahteraan kenaikan tunjungan prajurit TNI kepada Menteri Pertahanan. Namun hal itu masih dalam proses evaluasi.

“Itu sedang kita ajukan juga ke Kemenhan, nanti kita lihat perkembangannya,” tandasnya.

Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo atau Jokowi pernah meminta mengenai keadaan kesejahteraan prajurit TNI, seperti rumah dinas hingga kondisi lapangan di wilayah timur Indonesia. Presiden ingin masalah itu wajib dinomorsatukan.

Presiden menyampaikan mengenai perlunya rencana jangka panjang bagi TNI. Tidak saja hanya dalam lima atau sepuluh tahun tapi hingga 25 dan 50 tahun ke depan. Jokowi menilai rencana jangka panjang perlu ditentukan untuk menetapkan arah TNI.

.
Curhat Panglima TNI: 10 Tahun Tunjangan Prajurit Tidak Naik

Liputan6.com, Jakarta – Pernah menjadi prajurit tidak serta merta membuat kepala negara yang berlatar belakang militer, secara otomatis akan meningkatkan kesejahteraan semua prajurit. Hal ini terjadi selama 10 tahun terakhir di Indonesia.

Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko mengungkapkan, prajurit-prajurit di wilayah timur Indonesia, khususnya Papua, mengeluhkan nasib mereka yang selama 10 tahun terakhir tidak menikmati kenaikan tunjangan kemahalan. Padahal, kata Moeldoko, biaya hidup di wilayah itu mahal.

“Waktu saya ke Papua, ditanyakan oleh prajurit saya. Panglima, kami sudah 10 tahun tidak berubah tunjangan kemahalan ini. Nah ini yang sedang kita pikirkan untuk dinaikkan,” ujar Moeldoko usai membuka acara Kejuaraan Nasional Karate Piala Panglima TNI III, di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (15/1/2015).

Daerah lain yang mengeluhkan hal sama yakni prajurit di Maluku. Malah prajurit di daerah ini tidak dapat tunjangan kemahalan setelah dananya dipisah dari Papua.

“Yang di Maluku, dulu kan menjadi satu dengan yang Papua ya. Begitu pisah dengan Papua malah tidak dapat tunjangan kemahalan, padahal di sana cukup mahal,” jelas Moeldoko.

Guna mengatasi hal ini, Moeldoko mengaku telah mengajukan hal ini ke Kementerian Pertahanan. “Sedang kita ajukan juga ke Kemenhan, nanti kita lihat perkembangannya,” ujar Moeldoko.

Peningkatan kesejahteraan prajurit telah menjadi perhatian Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK). Presiden Jokowi pernah memanggil Panglima TNI dan memintanya melaporkan keadaan institusi TNI sesungguhnya.

Mulai dari kesejahteraan prajurit, rumah dinas, hingga kondisi lapangan di wilayah timur Indonesia. Presiden ingin masalah itu dinomorsatukan.

Presiden Jokowi menyampaikan mengenai perlunya rencana jangka panjang bagi TNI. Tidak saja hanya dalam 5 atau 10 tahun tapi hingga 25 dan 50 tahun ke depan. Jokowi menilai rencana jangka panjang perlu ditentukan untuk menetapkan arah TNI.

.
Panglima TNI Minta Karate Dikembangkan di Lingkungan TNI

JAKARTA – Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko mengharapkan karate terus dikembangkan menjadi salah satu cabang olah raga untuk meningkatkan ketrampilan khusus, disiplin, jiwa juang dan prestasi prajurit TNI. Selama ini, karate sudah menjadi bagian pembinaan satuan untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan fisik dan mental prajurit.

Moeldoko mengatakan, olah raga prestasi, khususnya yang memiliki dimensi keprajuritan, perlu dikembangkan. Setidaknya, prajurit TNI akan mampu berprestasi di forum dewan olah raga militer dunia atau Conseille International du Sport Militaire (CISM). Bukan itu saja, sangat dimungkinkan ditingkatkan dan membantu meningkatkan prestasi olah raga nasional di forum SEA Games, Asian Games, dan Olympic Games.

“Olahraga prestasi adalah aktivitas yang mengandung nilai-nilai kejuangan, kehormatan, disiplin, tanggung jawab, kerja sama, sportivitas dan percaya pada kekuatan sendiri. Nilai-nilai tersebut memiliki relevansi dengan keprajuritan dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam pembinaan kesegaran jasmani prajurit,” ujarnya saat membuka Kejuaraan Nasional Karate Piala Panglima TNI III di Mabes TNI Jakarta, Kamis (15/1/2015).

Di lingkungan TNI, karate sudah menjadi salah satu materi pembinaan satuan yang diarahkan guna memelihara dan meningkatkan kemampuan fisik dan mental sesuai hakikat, filsafat, nilai-nilai yang terkandung di dalam olah raga dan karate. Yakni, kejujuran (Gi), keberanian (Yuu), dan sopan santun (Rei), sehingga kemudian akan lahir para prajurit TNI, sekaligus atlet karate berjiwa positif (Seishin) dan memiliki semangat tinggi (Seiki), baik melalui intensifikasi pembinaan dan latihan, maupun uji kemampuan melalui kejujuran.

Sementara itu, Ketua Pelaksana Kejurnas Karate Piala Panglima TNI III Kolonel Laut (S) Ivan Yulivan menyebutkan, ada beberapa kelas yang dipertandingkan dalam kejuaraan ini, yakni Kata Perorangan Putra dan Putri, Kata Beregu Putra dan Putri. Selain itu juga dipertandingan Kumite Perorangan Putra yang terdiri dari beberapa kelas, mulai dari -55 kg, -60 kg, -67 kg, -75 kg, -84 kg, +84 kg, Kumite Beregu, dan Best of The Best. Tak ketinggalan Kumite Perorangan Putri mulai dari kelas -50 kg, -55 kg, -61 kg, -68 kg, +68 kg, Kumite Beregu dan Best of The Best.

Peserta Kejurnas ini sendiri berasal dari anggota TNI yang berdinas di Mabes TNI (Kontingen Denma Mabes TNI, Paspampres, Kodiklat TNI, Kohanudnas dan PMPP TNI), TNI AD (Mabesad, Kostrad Divisi I dan II, seluruh Kodam, Kopassus Grup 1 dan 2, Kodiklatad, serta Akmil), TNI AL (Mabesal, Armada Barat, Armada Timur, seluruh Lantamal di Indonesia, Pasmar, Kobangdikal, dan AAL), serta TNI AU (Mabesau, Koopsau I dan II, Kodikau, seluruh Lanud di Indonesia, Korpaskhas, dan AAU).

Sumber : http://sports.sindonews.com/

.
Panglima TNI Buka Kejuaraan Nasional Karate

Jakarta – Panglima TNI, Jenderal Moeldoko membuka kejuaraan nasional (Kejurnas) Karate Piala Panglima TNI III tahun 2015. Kejurnas berlangsung mulai hari ini, Kamis (15/1) hingga Jumat (16/1) di GOR Ahmad Yani, Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur.

Kejurnas Karate Piala Panglima TNI III kali ini mengambil tema “Dengan Kejuaraan Nasional Karate Piala Panglima TNI III, Kita Tingkatkan Persaudaraan Antar Karateka dan Membentuk Prajurit Sejati, Profesional serta Dicintai Rakyat Guna Mencapai Prestasi yang Lebih Tinggi”.

Sasaran dilaksanakannya kejurnas ini adalah untuk menjaring atlet-atlet potensial dari jajaran TNI, dalam rangka persiapan tim karate TNI pada kejuaraan karate dunia.

Di lingkungan TNI, olahraga karate menjadi salah materi pembinaan satuan, untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan fisik dan mental sesuai hakikat, filsafat, nilai-nilai yang terkandung di dalam olahraga dan karate.

Penyelenggaraan Kejurnas Karate Piala Panglima TNI III adalah wahana tingkat nasional, dalam rangka mencapai kepentingan di lingkungan TNI, dalam rangka membangun prestasi nasional di atas moto integrasi, prestasi dan promosi serta ikut dalam mencari atlet-atlet umum yang berprestasi dalam bidang beladiri karate.

Kolonel Laut (S) Dr Ivan Yulivan, MM, selaku Ketua Panitia Pelaksana Kejurnas Karate Piala Panglima TNI III, menjelaskan, ada beberapa kategori kelas (kata) yang dipertandingkan, yakni perorangan putra dan putri, beregu putra dan putri, kumite perorangan putra (Kelas -55 Kg, -60 Kg, -67 kg, -75 kg, -84 kg, +84 kg, kumite beregu dan best of the best), kumite perorangan putri (Kelas -50 Kg, -55 Kg, -61 kg, -68 kg, +68 kg, kumite beregu dan best of the best).

Peserta Kejurnas Karate Piala Panglima TNI III diambil dari Mabes TNI (terdiri dari Kontingen Denma Mabes TNI, Paspampres, Kodiklat TNI, Kohanudnas dan PMPP TNI); TNI AD (Kontingen Mabesad, Kostrad Divisi I dan II). Kemudian seluruh Kodam, Kopassus Grup I & II, Kodiklatad serta Akmil); TNI AL (Kontingen Mabesal, Armada Barat, Armada Timur, seluruh Lantamal di Indonesia, Pasmar, Kobangdikal dan AAL); TNI AU (Kontingen Mabesau, Koopsau I Wil. Barat, Koopsau II Wil. Timur, Kodikau, seluruh Lanud di Indonesia, Korpaskhas dan AAU).

Penentuan juara umum adalah kontingen yang memperoleh emas terbanyak, sementara juara best of the best tidak termasuk akumulasi dalam juara umum.?

Sumber : Suara Pembaruan




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia