TRANSLATE

Kemhan siapkan 120 pakar siber antisipasi serangan luar

Rabu, 21 Januari 2015

Jakarta (ANTARA News) – Kementerian Pertahanan menyiapkan 120 orang untuk memperkuat pasukan siber guna mengelola isu-isu terkait dengan informasi teknologi termasuk upaya perlindungan dari kemungkinan serangan siber terhadap Indonesia.

“Rencananya (jumlah) 120 orang. Masih ada sedikit, kita lagi didik. Kita tinggal menunggu pelatihan. Sekarang baru melatih 50 pasukan siber. Satu tahun kita bisa mendapatkan yang terbaik kira-kira 15 orang maka empat kali latihan bisa 60 per tahun. Kuotanya 120 orang,” kata Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Rabu.

Menurut Menhan, pasukan itu nantinya akan mengamankan kepentingan nasional dan menangkis serangan. Sebelumnya, Selasa (6/1), Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan bahwa pemerintah menyiapkan pembentukan badan siber nasional.

“(Selama ini-red) dalam bentuk masih desk, masih kantor dan sifatnya belum koordinatif. Nah, mengingatkan kebutuhan negara akan isu bagaimana kita meng-adres isu siber, kita mengajukan untuk membentuk badan siber nasional, karena sekarang ini boleh dikatakan dari sisi siber, kita ini rentan, hanya untuk bertahan. kalau di negara lain bukan hanya untuk bertahan, bahkan untuk menyerang,” katanya.

Ia mengatakan dengan kompleksitas dan kemajuan penggunaan informasi teknologi saat ini maka Indonesia dirasa perlu mengelola secara khusus isu terkait siber.

“Nanti kita bicarakan mengenai badan, yang lebih penting bukan badan itu berada di mana, tapi fungsi ini berjalan dulu. Proses bisnis yang ada sekarang yang masih sifatnya sektoral, berjalan dulu, sambil nanti kita bicarakan mengenai badan karena kan di pemerintahan banyak badan lain,” katanya.

Sementara itu Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdijatno mengatakan selama ini belum ada koordinasi secara nasional untuk isu-isu terkait teknologi informasi.

“Jadi begini, Kominfo itu punya pengaman sendiri, Bank punya sendiri, PLN punya sendiri, tapi secara nasional itu belum ada. Badan siber nasional ini akan memagari seluruhnya, walaupun di dalamnya ada masing-masing bekerja, tapi terintegrasi,” tegasnya.

.
Kemhan Siapkan 120 Pakar Siber

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Pertahanan menyiapkan 120 pakar siber untuk memperkuat pasukan siber guna mengelola isu-isu terkait dengan informasi teknologi termasuk upaya perlindungan terhadap serangan siber di Indonesia.

“Rencananya (jumlah) 120 orang. Masih ada sedikit, kami lagi didik. Kami tinggal menunggu pelatihan. Sekarang baru melatih 50 pasukan siber. Satu tahun kami bisa mendapatkan yang terbaik kira-kira 15 orang maka empat kali latihan bisa 60 per tahun. Kuotanya 120 orang,” kata Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu di Kompleks Istana Presiden, Rabu (7/1).

Menurut Menhan, pasukan itu akan mengamankan kepentingan nasional dan menangkis serangan. Sebelumnya, Selasa (6/1) Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan bahwa pemerintah menyiapkan pembentukan badan siber nasional.

“(Selama ini) dalam bentuk masih desk, masih kantor dan sifatnya belum koordinatif. Nah, mengingatkan kebutuhan negara akan isu bagaimana kita meng-adres isu siber, kami mengajukan untuk membentuk badan siber nasional, karena sekarang ini boleh dikatakan dari sisi siber, kita ini rentan, hanya untuk bertahan. kalau di negara lain bukan hanya untuk bertahan, bahkan untuk menyerang,” katanya.

Ia mengatakan dengan kompleksitas dan kemajuan penggunaan informasi teknologi saat ini maka Indonesia dirasa perlu mengelola secara khusus isu terkait siber.

“Nanti kami bicarakan mengenai badan, yang lebih penting bukan badan itu berada di mana, tapi fungsi ini berjalan dulu. Proses bisnis yang ada sekarang yang masih sifatnya sektoral, berjalan dulu, sambil nanti kami bicarakan mengenai badan karena kan di pemerintahan banyak badan lain,” katanya.

Sementara itu Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdijatno mengatakan selama ini belum ada koordinasi secara nasional untuk isu-isu terkait teknologi informasi.
“Jadi begini, Kominfo itu punya pengaman sendiri, bank punya sendiri, PLN punya sendiri, tapi secara nasional itu belum ada. Badan siber nasional ini akan memagari seluruhnya, walaupun di dalamnya ada masing-masing bekerja, tapi terintegrasi,” tegasnya.

.
Menhan: Badan Cyber Dibentuk Bukan karena Ada Masalah

VIVAnews – Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengaku, pembentukan Badan Cyber Nasional bukan karena ada masalah. Itu dikatakan Ryamizard, di kompleks Istana Negara, Jakarta, Selasa 6 Januari 2015.
Sejumlah menteri dipanggil Presiden Joko Widodo untuk membahas hal itu. Selain Menhan, ada juga Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Tedjo Edhy. Pertemuan berlangsung tertutup.

“Mau bahas badan cyber nasional, untuk memperkuat itu bukan karena ada masalah,” kata Menteri Ryamizard.

Dia menjelaskan, sejauh ini memang tidak ada masalah. Namun dia mengatakan, Indonesia perlu membuat badan ini sebagai antisipasi.

“Belum ada masalah, tapi sebelum ada masalah kita harus siap, makanya dibentuk. Kalau Kemenhan kan sudah ada,” katanya.

Kementerian Komunikasi dan Informatika, juga akan terlibat dalam pembentukan badan cyber nasional ini. Menteri Komuniksi dan Informatika, Rudiantara mengaku pembentukan badan ini tidak bisa hanya ditangani oleh satu kementerian saja.

“Badan Cyber Nasionl itu tidak bisa hanya Kominfo. Kami lebih banyak fokusnya ke infrastruktur. Kita harus bicara dengan kementerian yang lain,” kata Rudiantara. Kata dia, badan cyber nasional nantinya beda dengan Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure (ID SIRTII). Keduanya akan saling melengkapi.

ID SIRTII hanya memonitoring sensor area internet publik, tapi BCN bertugas di sektor kritikal, seperti energi, perbankan dan transportasi publik.

.
Pemerintah Jokowi Berencana Bentuk Badan Cyber Nasional

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Presiden Joko Widodo menggelar rapat dengan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno dan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, membahas persiapan rencana pembentukan Badan Cyber Nasional.

Menhan Ryamizard menjelaskan, pembentukan badan ini nantinya akan mengurus jagat maya dan bertujuan memperkuat kedaulatan nasional, bukan hanya daratan, lautan, dan udara. Menurutnya, bila jagat maya tak berdaulat, Indonesia bakal dibobol.

“Badan Cyber Nasionl untuk memperkuat. Itu bukan karena ada masalah. Belum ada masalah tapi sebelum ada masalah kita harus siap, makanya dibentuk kalau Kemenhan kan sudah ada,” tegas Ryamizard di kompleks Istana Negara, Jakarta, Selasa (6/1/2015).

.
Per Tahun, Kemhan Targetkan 60 Orang Jadi Pasukan “Cyber”

Jakarta – Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu mengatakan pihaknya mendukung penuh rencana Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang sedang mempersiapkan Badan Cyber Nasional yang direncanakan terbentuk secara resmi pada 2016.

Saat ini, Kemhan tengah menyiapkan pasukan “cyber” yang jumlahnya diharapkan bisa bertambah dari waktu ke waktu. Per tahun ditargetkan ada 60 orang yang disiapkan untuk menjadi pasukan “cyber”.

“Kita tinggal menunggu pelatihan. Sekarang baru melatih 50 pasukan “cyber”. Satu tahun kita bisa mendapatkan yang terbaik, kira-kira 15 orang. Maka, per tahun, dengan 4 kali latihan dapat (menghasilkan) 60 orang,” ujar Ryamizard di kompleks Kepresidenan, Jakarta, Rabu (7/1).

Menurut Ryamizard, rencananya bakal ada sekitar 120 orang yang tergabung dalam pasukan “cyber”. Proses pendidikannya sedang dilakukan dengan intensif. Menhan mengingatkan kian signifikannya pertahanan “cyber”, tidak hanya untuk bertahan, namun juga untuk menyerang.

Diharapkan, di masa yang akan datang, tidak sampai tahunan, Indonesia tidak hanya bisa bertahan dari serangan malware dan hacking, akan tetapi juga mampu “menyerang” pihak asing.

“Karena, sekarang kan lagi perang “cyber”. Bagaimana (cara kita) mengamankan semua obyek. Kita akan menangkis serangan,” tegas Ryamizard.

Sumber : http://www.beritasatu.com/




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia