TRANSLATE

Pindad Akan Perbarui Persenjataan TNI-Polri

Rabu, 21 Januari 2015

Pindad Akan Perbarui Persenjataan TNI-Polri

JAKARTA – TNI dan Polri akan mendapat persenjataan baru yang lebih memadai dari sebelumnya. Sebab, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah mengucurkan dana sebesar Rp700 miliar ke PT Pindad untuk memenuhi persenjataan aparat keamanan itu.

Direktur Utama PT Pindad, Silmy Karim, mengatakan, kucuran dana tersebut untuk memenuhi perlengkapan TNI dan Polri di lapangan. Kemudian, persenjataan yang sudah termakan usia akan diganti dengan yang baru.

“Akan meningkatkan kapasitas daripada merespons kebutuhan Kemenhan (Kementerian Pertahanan), TNI, dan Polri,” ujar Silmy di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (20/1/2015).

Selain itu, Pindad juga fokus kepada penyediaan amunisi yang dibutuhkan oleh TNI dan Polri. Sebab, amunisi digunakan oleh TNI dan Polri untuk latihan.

“Sekarang prajurit itu membutuhkan 1,5 ribu peluru per tahun untuk latihan. Kalau kami kali jumlah prajurit itu 400 ribu berarti kurang lebih kebutuhan peluru di Indonesia untuk menjamin level kemampuan prajurit yang ideal itu butuh 600 juta peluru,” jelasnya.

Ditambahkannya, selain akan memproduksi persenjataan dan amunisi, PT Pindad juga akan memproduksi tank yang akan bekerja sama dengan beberapa negara lain, seperti Belgia, Italia, Turki, dan Inggris.

Sumber : http://news.okezone.com/

.
Dikucuri Dana Rp 700 Miliar, PT Pindad Penuhi Kebutuhan TNI/Polri

Liputan6.com, Jakarta – Presiden Jokowi mengucurkan Rp 700 miliar untuk PT Pindad. Dirut PT Pindad Silmy Karim mengatakan dana tersebut akan digunakan untuk modernisasi peralatan dan penyediaan kebutuhan TNI dan Polri.

“?Rp 700 miliar untuk Pindad itu yang pertama adalah untuk modernisasi peralatan dan perlengkapan mesin. Kedua adalah meningkatkan kapasitas untuk merespon kebutuhan Kemhan, TNI, dan Polri,” kata Silmy, di Kantor Wapres, Jakarta, Selasa (20/1/2015).

Pindad memfokuskan untuk penyediaan amunisi dan produksi main battle tank?. Silmy menjelaskan saat ini permintaan amunisi hanya berkisar 100 sampai 150 juta peluru. Angka tersebut jauh dari jumlah ideal yang dibutuhkan.

“Sekarang prajurit itu membutuhkan 1,5 ribu peluru per tahun untuk latihan, kalau kita kali jumlah prajurit itu 400 ribu berarti kurang lebih kebutuhan peluru di Indonesia untuk menjamin level kemampuan prajurit yang ideal itu butuh 600 juta peluru,” terangnya.

Pindad juga mengusahakan untuk memproduksi tank yang tidak berat, tapi termasuk main battle tank. Produksi tersebut juga dibantu oleh negara lain.

?”Untuk yang amunisi kaliber besar itu dengan Jerman, untuk bagian atas tank itu dengan Belgia dan Italia. Platform tanknya itu dengan Turki yang kerjasama dengan Inggris?,” tandas Silmy.

?Presiden Jokowi menilai produk-produk yang dihasilkan oleh PT Pindad tidak kalah berkualitas dengan produk dari luar. Ia menginginkan agar perusahaan plat merah itu bisa menambah kapasitas produksinya. Oleh karena itu, pemerintah berencana menyuntikan dana ke Pindad sebesar Rp 700 miliar.

“Suntikan sebesar Rp 700 miliar. Dengan suntikan seperti itu, memberikan dampak apa? Ke ekonomi atau negara. Jadi ke depan, jangan sampai beli ke luar karena akan ganggu neraca perdagangan kita juga,” kata Presiden Jokowi saat mengunjungi PT Pindad di Bandung, Senin (12/1/2015).

.
Pindad Gunakan PMN Rp 700 Miliar untuk Tambah Produksi Peluru

Jakarta, CNN Indonesia — PT Pindad (Persero) berencana menggunakan dana penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp 700 miliar untuk menambah kapasitas produksi peluru. Direktur Utama Pindad Silmy Karim menjelaskan penambahan kapasitas produksi peluru tersebut untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

“Selain untuk modernisasi peralatan dan perlengkapan mesin, kami akan meningkatkan kapasitas produksi peluru untuk memenuhi kebutuhan Kementerian Pertahanan, TNI, dan Polri,” ujar Silmy di Jakarta, Selasa (20/1).

Silmy berhitung, saat ini kebutuhan peluru untuk para anggota TNI dan Polri mencapai 600 juta butir per tahun. “Satu prajurit TNI dan anggota polisi butuh 1.500 peluru untuk latihan per tahun. Kalau dikalikan jumlah personil TNI dan Polri sekitar 400 ribu orang berarti kebutuhannya sekitar 600 juta butir. Sementara Pindad saat ini baru bisa memproduksi 100 juta-150 juta butir,” kata Silmy.

Guna meningkatkan kapasitas produksi peluru yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri tersebut, Silmy pernah mengatakan dibutuhkan dana sekitar Rp 300 miliar. Sementara sebanyak Rp 300 miliar PMN lainnya akan digunakan untuk memodernisasi mesin dan alat produksi peralatan tempur lainnya, dan Rp 100 miliar sisanya akan digunakan untuk menjalin kerjasama dengan luar negeri.

“Kenapa harus bekerjasama dengan luar negeri, karena kami ingin percepat alih teknologi. Kalau kita melakukan riset sendiri, perlu waktu. Beberapa perusahaan dari luar negeri yang akan menjadi tempat Pindad belajar adalah Jerman, Belgia, dan Italia,” ujarnya.

.
Disuntik Dana Rp700 Miliar, Ini Rencana Pindad

VIVA.co.id – Pemerintah menyuntikkan dana sejumlah perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang potensial, agar mereka semakin banyak melakukan produksi. Salah satu perusahaan yang disuntik adalah PT Pindad.

Direktur Utama PT Pindad, Sylmi Karim, Selasa 20 Januari 2015, mengatakan bahwa dia sudah memiliki banyak rencana strategis, setelah pemerintah menyuntikkan dana Rp700 miliar ke perusahaannya.

Pertama yang akan dilakukan, kata Sylmi, adalah melakukan modernisasi peralatan dan perlengkapan mesin. Kemudian, meningkatkan kapasitas untuk merespons kebutuhan Kementerian Pertahanan, TNI, dan Polri.

“Jadi, kebutuhan Kemhan, TNI, Polri berapa ke depan, kemudian kami masukkan ke dalam perencanaan korporasi di Pindad,” kata Sylmi, saat ditemui di Kantor Wakil Presiden, Jakarta.

Misalnya, kata dia, berapa peluru yang dibutuhkan oleh TNI. Saat ini, satu prajurit TNI membutuhkan 1.500 peluru per tahun untuk latihan. Sedangkan, jumlah prajurit TNI saat ini 400 ribu.

“Berarti kurang lebih kebutuhan peluru di Indonesia untuk menjamin level kemampuan prajurit yang ideal itu butuh 600 juta peluru. Sementara, saat ini kurang lebih permintaanya itu berkisar di 100-150 juta,” kata dia.

Seharusnya, kata dia, ada ruang industri pertahanan dan yang ditugaskan adalah Pindad untuk mendukung alutsista.

Kemudian, kata dia, ke depan ada juga program yang akan dibebankan ke Pindad seperti membuat roket, tank medium hingga berat, dan memiliki kemampuan water canon. Sehingga, rencananya ke depan Pindad akan bekerja sama dengan pihak luar negeri.

“Karena kami ingin percepat alih teknologi, kalau kami me-research sendiri, perlu waktu dan, kemudian biayanya juga nggak murah,” kata dia.

Dia mencontohkan, untuk amunisi kaliber besar bisa kerja sama dengan Jerman. Kemudian, untuk turep bisa dengan Belgia dan Italia.

“Turep itu kan, ada yang dua tank dan tank ada yang buat kapal perang, itu rencananya dengan Italia, kemudian platform tank itu dengan Turki yang kerja sama dengan Inggris,” lanjutnya.

.
Pindad Tingkatkan Produksi Peluru

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – PT.Pindad akan memanfaatkan dana Rp 700 miliar yang disuntuk pemerintah untuk memoderenisasi peralatan dan perlengkapan.
Demikian kata Direktur PT.Pindad, Silmy Karim, usai menemui Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla atau yang akrab dipanggil JK, di kantornya, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (20/1/2015).

Selain itu rencanannya uang Rp 700 miliar itu akan digunakan untuk meningkatkan kapasitas produksi. Silmy mengatakan Pindad akan meningkatkan produksi untuk kebutuhan TNI dan Polri. Salah satu kebutuhan TNI-Polri yang diprioritaskan, adalah peluru.

“Sekarang (seorang) prajurit itu membutuhkan seribu lima ratus peluru pertahun untuk latihan, kalau kita kali jumlah prajurit itu empat ratus ribu berarti kurang lebih kebutuhan peluru di Indonesia ltu enam ratus juta peluru,” katanya.

Dari kebutuhan 600 juta butir peluru, permintaan untuk PT.Pindad hanya berkisar 100 – 150 juta butir peluru. Kata Silmy masih terbuka celah besar untuk PT.Pindad mendongkrak produksi demi memenuhi kebutuhan TNI – Polri.

“Dalam hal ini Pindad yang ditugasi mendukung alutsista, khususnya amunisi itu menyerap atau istilahnya merespon dengan persiapan peningkatan kapasitas,” katanya.

PT.Pindad kata dia juga dipercaya memproduksi roket dan tank kelas medium, yang sebagiannya diproduksi bersama perusahaan asing. Kerjasama itu dilakukan salah satunya dengan alasan transfer teknologi.

“Kalau kita meriset sendiri perlu waktu dan kemudaia biayanya juga tidak murah,” ujarnya.

Untuk beberapa bagian tank berukuran medium, Silmy mengatakan pihaknya bekerjasama dengan Belgia, Italia dan Inggris. Dengan Italia kata dia PT.Pindad juga akan bekerjasama untuk membangun kapal perang. Sedangkan dengan Jerman PT.Pindad bekerjasama untuk memproduksi amunisi kaliber besar.

.
Dikucurkan Dana Rp 700 Miliar, Pindad Fokuskan Pengadaan Peluru Prajurit

Jakarta – Pemerintah menyuntikan dana sebesar Rp 700 miliar untuk PT Pindad pada tahun 2015 ini. Ditemui usai bertemu dengan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK), Direktur Pindad, Silmy Karim mengatakan suntikan dana tersebut akan digunakan untuk modernisasi peralatan dan perlengkapan mesin.

Kemudian, untuk meningkatkan kapasitas atau kebutuhan dari Kementerian Pertahanan (Kemhan), Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polri.

Silmy mencontohkan, suntikan dana tersebut akan digunakan untuk peningkatan pengadaan peluru bagi prajurit.

“Kita melihat bahwa peluru berapa seharusnya Indonesia itu menyiapkan peluru. Nah kita lihat kebutuhan peluru itu bagaimana,” ujar Silmy, Selasa (20/1).

Silmy memaparkan bahwa satu prajurit membutuhkan 1.500 peluru pertahun untuk latihan. Sehingga, jika jumlah prajurit itu 400.000 berarti kurang lebih kebutuhan peluru di Indonesia yang ideal sekitar 600 juta peluru.

Sementara itu, lebih lanjut Silmy mengungkapkan kedepannya akan memprogramkan dalam produksi tank, roket. Seperti, main battle tank yang mempunyai kemampuan water canon serta turrret.

Untuk itu, Silmy mengungkapkan akan kerjasama dengan luar negeri demi mempercepat alih teknologi dan riset.

“Untuk (pembuatan) amunisi kaliber besar itu (kerjasama) dengan Jerman, untuk turret itu dengan Belgia dan Italia. Sedangkan, untuk tanknya itu dengan Turki yang bekerjasama dengan Inggris,” ungkap Silmy.

Sumber : Suara Pembaruan




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia