TRANSLATE

Soelistyo: Pengangkatan Badan Pesawat AirAsia QZ 8501 Berada di Bawah Komando TNI

Rabu, 21 Januari 2015

Soelistyo: Pengangkatan Badan Pesawat AirAsia QZ 8501 Berada di Bawah Komando TNI

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Memasuki hari ke-24 operasi pencarian penumpang AirAsia QZ 8501 tetap berlangsung. Kepala Badan Seach and Rescue Nasional (Basarnas), Marsekal Madya TNI, FHB Soelistyo mengatakan, pengangkatan badan pesawat berada di bawah komando TNI.

“Sejak hari Sabtu hingga saat ini, unsur TNI ambil alih untuk pengangkatan badan pesawat. Oleh karena itu, untuk perkembangan berikutnya bisa ditanyakan langsung ke TNI,” kata Soelistyo saat dihubungi, Selasa, (20/1/2015).

Soelistyo menuturkan, komando TNI hanya berlaku untuk proses pengangkatan badan pesawat. Sementara itu, operasi pencarian penumpang masih berada di bawah koordinasi Basarnas.

“Tidak ambil alih tetapi kita kasih kesempatan untuk tugas mengangkat badan pesawat. Operasi SAR masih berjalan dengan kekuatan minimal,”jelas Soelistyo.
Hingga saat ini, tim gabungan telah memindahkan 53 penumpang AirAsia QZ 8501 dari total 162 penumpang. Sementara jumlah Search and Rescue Unit (SRU) yang dikerahkan semakin berkurang untuk mencari 109 penumpang yang belum ditemukan.

Sebelumnya, badan pesawat AirAsia QZ8501 tepah ditemukan oleh tim gabungan pada hari Rabu (14/1). Namun, badan pesawat tidak bisa diangkat oleh tim secara cepat karena terkendala cuaca buruk di sekitar Perairan Selat Karimata.

.
TNI Ambil Alih Pengangkatan Badan AirAsia QZ8501

Metrotvnews.com, Jakarta: Badan AirAsia QZ8501 masih terbaring di kedalaman 28 meter Selat Karimata, Kalimantan. Namun, tidak lama lagi, badan pesawat milik maskapai dari Malaysia ini diangkat.

Kepala Basarnas Marsekal Madya FHB Soelistyo mengatakan tongkat komando pengangkatan badan pesawat ini beralih ke TNI.

“Sejak Sabtu hingga saat ini unsur TNI ambil alih untuk pengangkatan pesawat. Oleh karena itu, untuk perkembangan berikutnya bisa ditanyakan langsung ke TNI,” kata FHB Soelistyo saat dihubungi Metrotvnews.com, Selasa (20/1/2015).

Perwira Tinggi bintang tiga Angkatan Udara ini menyatakan komando TNI hanya berlaku untuk proses pengangkatan badan pesawat. Sementara, operasi pencarian dan evakuasi jenazah penumpang masih berada di bawah koordinasi Basarnas.

“Tidak ambil alih keseluruhan tetapi kita kasih kesempatan untuk tugas mengangkat badan pesawat,” ungkapnya singkat.

Rabu (14/1/2015), tim SAR menemukan badan AirAsia QZ8501. Pesawat yang mengangkut 155 penumpang dan 7 awak itu ditemukan di kedalaman 28 meter di Selat Karimata, Kalimantan.

“Pukul 15.05 WIB sudah dikonfirmasi bagian body pesawat dengan satu wing masih menempel berhasil ditemukan di area prioritas II,” kata Soelistyo kala itu.

Kapal Mahakarya GeoSurvey yang menemukan benda besar itu. Potongan pesawat tersebut kemudian dikonfirmasi sebagai AirAsia QZ8501 oleh kapal perang milik Singapura RSS Swift. Dimensi dari badan pesawat yang hilang kontak sejak 28 Desember 2014 itu mencapai 30x10x3 meter.

.
Panglima TNI Diminta Angkat Badan Pesawat AirAsia

JAKARTA – Komisi V DPR menggelar rapat kerja dengan Basarnas, Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius Jonan, serta Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

Dalam rapat itu, Kepala Basarnas Marsekal Madya FHB Soelistyo membeberkan langkah-langkah berikutnya yang akan mereka lakukan terkait jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501.

Pertama, mereka akan meminta kepada Panglima TNI Jenderal Moeldoko untuk membrntuk, dan mengangkat main body dari pesawat nahas tersebut.

“Memohon kepada Panglima TNI agar memerintahkan jajarannya untuk mengangkat badan pesawat,” katanya di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (20/1/2015).

Kedua, mereka akan memberdayakan potensi penyelam-penyelam alam dari Pangkalan Bun, dengan dibantu Kapal Tunda. Mereka pun akan menyiapkan alat lainnya untuk bisa mengangkat body utama dari pesawat dengan penerbangan PK-AXC tersebut.

“Menyiapkan crane dan balon balon dari Batam untuk mengangkat badan pesawat,” pungkasnya.

Sumber : http://daerah.sindonews.com/




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia