TRANSLATE

Delapan Prajurit TNI AD Diganjar Kenaikan Pangkat Luar Biasa

Selasa, 27 Januari 2015

Delapan Prajurit TNI AD Diganjar Kenaikan Pangkat Luar Biasa

Metrotvnews.com, Jakarta: Delapan anggota TNI Angkatan Darat mendapatkan penghargaan kenaikan pangkat luar biasa. Mereka dinilai melakukan hal luar biasa dengan dedikasi yang tinggi. Dedikasi itu bermanfaat bagi masyarakat dan negara.

“Jadikan (penghargaan dan kenaikan pangkat luar biasa ini) sebagai momentum meningkatkan rasa syukur kepada Tuhan, dan selanjutnya meningkatkan kinerja,” kata Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KASAD) Jenderal TNI Gatot Nurmantyo di Gedung AH Nasution, Mabes TNI AD, Jakarta Pusat, Senin (26/1/2015).

Jenderal Gatot membacakan prestasi dan dedikasi delapan prajurit itu pada 2014. Di antaranya menyelamatkan penyanderaan siswa SD Gresik, membantu masyarakat yang kekeringan, dan menyelamatkan aset negara yang nilainya fantastis.

Gatot bangga atas dedikasi luar biasa para prajurit. Ia berharap dedikasi itu bisa menjadi contoh atau teladan prajurit TNI AD lain di masa-masa mendatang. Gatot menjelaskan, proses penilaian mereka yang mendapatkan penghargaan itu dilakukan secara objektif dan dapat dipertanggungjawabkan secara moral.

Pemberian penghargaan kenaikan pangkat luar biasa ini diatur di Undang-Undang TNI Nomor 34 Tahun 2004 Pasal 44 ayat (1) yang berbunyi “Setiap prajurit yang mempertaruhkan jiwa raga secara langsung dan berjasa melampaui panggilan tugas, dapat dianugerahi kenaikan pangkat luar biasa”.

Berikut personel yang mendapatkan kenaikan pangkat luar biasa satu tingkat lebih tinggi dari pangkat semula:

1. Prada Moh Toyib, 23, anggota Yonif 713/ST, Brigif 22/OM Gorontalo. Ia diberi penghargaan dan kenaikan pangkat karena dinilai berjasa membantu polisi menangkap pelaku curanmor yang menembak mati seorang polisi, 26 Desember 2014. Pria yang punya keahlian bela diri militer Yong Moodo ini meringkus pelaku yang bersenjata api dengan tangan kosong.

2. Serma M Hidayat, Serka Holili, Serka Achmad Rianto dan Sertu Hendra Gunawan. Keempat anggota Intel Kodam Jaya ini menggagalkan penjualan aset negara berupa dokumen asli tanah milik TNI AD senilai kurang lebih Rp650 miliar pada 11-14 Agustus 2014. Dokumen ini adalah bukti kepemilikan sejak tahun 1958.

3. Kapten Arh Suwanto (49), Perwira Seksi Personalia (Pasipers) Kodim 0817/Gresik. Lewat aksi heroik Suwanto telah menyelamatkan Syahriani Putri Agustin, 9, Siswa SD 2 Tlogopatut, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, dari penyanderaan di Makodim 0817/Gresik pada 17 Desember 2014.

4. Serma Andi Junaidi, Bintara Tinggi Administrasi Personalia (Batiminpers) Kodim 0817/Gresik. Junaidi juga ikut menyelamatkan Syahriani Putri Agustin dari penyanderaan.

5. Letkol Cpl Simon Petrus Kamlasi, Dandenpal “B” 09-12-03 Kupang Paldam IX/Udayana. Dia diganjar penghargaan karena membantu masyarakat Nusa Tenggar Timur mengatasi kekeringan. Dia menyisihkan gajinya sedikit demi sedikit untuk membuat pompa hidrolik yang efektif, efisien, dan tepat guna. Hingga sekarang, sebanyak 13 pompa sudah dipasang di daerah terpencil Propinsi NTT.

.
Ini cara sersan Hidayat dkk bongkar korupsi tanah TNI Rp 650 M

Merdeka.com – Serma M Hidayat, Serka Holli, Serka Achmad Rianto dan Sertu Hendra Gunawan menerima penghargaan dan Kenaikan Pangkat Luar Biasa (KPLB) dari Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Gatot Nurmantyo. Penghargaan tersebut, atas prestasi keempat prajurit TNI yang mengagalkan penjualan aset negara senilai Rp 650 miliar di Pancoran, Jakarta Selatan.

Serma M Hidayat naik pangkat menjadi Pelda, Serka Holli naik menjadi Serma, Serka Achmad Rianto naik pangkat Serma dan Sertu Hendra Gunawan mendapatkan pangkat Serka.

Pelda M Hidayat menjelaskan penggagalan upaya penjualan aset negara berupa dokumen asli tanah milik TNI AD sejak tahun 1958. Dokumen bernilai Rp 650 miliar akan dijual oleh seorang anggota TNI AD.

Sertu Hendra Gunawan menyamar sebagai supir pribadi Ibu Musyati yang bernama Mamat. Ibu Musyati berpura-pura ingin membeli dokumen tersebut.

“Kejadiannya 11 Agustus 2014. Pagi itu, Kasdam Jaya Brigjen TNI Teddy Lhaksmana memerintahkan Asintel Kasdam Jayat Kolonel Indf I Gusti Putu Danny Nugraha untuk menelusuri transaksi jual beli dokumen,” kata pria yang akrab Hidayat ini di Mabes AD, Jakarta, Senin (26/1).

Setelah melakukan penyamaran, tim Inteldam Jaya menyusun strategi untuk menangkap pelaku. Mereka merencanakan penyergapan di kediaman Ibu Musyati. Anggota TNI AD yang berniat korupsi dan menjual dokumen tanah milik TNI AD tersebut dipancing ke sana.

“Besoknya pelaku datang di rumah Ibu Musyati di Pancoran. Waktu datang pelaku bilangnya dokumen itu ada di rumah saudaranya yang bernama Salam Boris di Bekasi,” ujarnya.

Saat itu juga, transaksi jual beli tanah dilakukan di rumah teman pelaku Salam Boris di Jalan Jati Sampurna, Bekasi. Disepakati tim akan membayar Rp 350 juta jika dokumen ilegal yang dijual itu asli.

“Hendra harus laporkan kepada tim ada atau tidaknya dokumen tanah itu. Kalau tidak dibatalkan penangkapannya,” ucapnya.

Lanjut dia, setelah melihat dokumen tersebut langsung menuju Bank untuk mengambil uang. Karena, pihaknya tak membawa uang cash untuk membeli dokumen tersebut.

“Tim langsung bergerak menuju Bank Mandiri untuk melakukan penangkapan. Dalam perjalanan pelaku ditangkap sama kita,” jelasnya.

“Dokumen tanah ini ada empat yang terletak di Jakarta Timur. Jika ditotal saat ini nilainya bisa sampai enam ratus lima puluh miliar,” imbuhnya.

Aksi licik anggota TNI AD ini pun digagalkan. Tim intel menyelamatkan aset TNI Rp 650 miliar. Atasan mereka pun mengusulkan kenaikan pangkat luar biasa untuk keempatnya.

.
Tangkap penjahat & bertaruh nyawa, 8 Prajurit TNI AD naik pangkat

Merdeka.com – Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Gatot Nurmantyo, memberikan Kenaikan Pangkat Luar Biasa (KPLB) kepada 8 orang prajurit TNI AD, di Aula AH Nasution, Mabes TNI AD, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Senin (26/1).

Ke delapan prajurit TNI AD yag akan mendapat KPLB tersebut adalah Sersan Mayor M Hidayat, Sersan Kepala Holili, Serka Achmad Rianto, dan Sersan Satu Hendra Gunawan (Intel Kodam Jaya). Lalu Prada Mohammad Thoyib Azizi (Brigif 22/OM Gorontalo), Kapten Arh Suwanto (Pasipers Kodim 0817/Gresik), Serma Andi Junaidi (Batiminpres Kodim 0817/Gresik), dan Letkol Cpl Simon Petrus Kamlasi (Dandenpal “B” 09-12-03, Kupang).

Kasad TNI AD Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan, ketentuan tentang Kenaikan Pangkat Luar Biasa (KPLB) yang diberikan kepada kedelapan prajurit TNI AD ini, merupakan hal yang memang harus dilakukan korps TNI AD sebagai bentuk penghargaan kepada para prajuritnya yang berjasa.

“Penghargaan ini diberikan kepada sejumlah prajurit TNI AD yang berjasa, berdasarkan undang-undang TNI nomor 34 tahun 2004, pasal 44 ayat 1, dimana isinya mengatakan bahwa bagi prajurit TNI yang berprestasi melebihi panggilan tugas dan mengorbankan nyawanya, diberikan penghargaan,” kata Gatot di Mabes TNI AD, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Senin (26/1).

Diketahui, kedelapan prajurit TNI AD tersebut mendapat KPLB atas sejumlah tindakan keprajuritan mereka, seperti prajurit TNI yang berhasil melakukan pembebasan anak SD yang menjadi sandera penculikan, prajurit TNI yang berhasil membuat pompa hidrolik dan sistem pengairan di NTT, serta satuan intel Kodam Jaya yang berhasil menyelamatkan aset negara, berupa sejumlah lahan tanah senilai Rp 1 triliun lebih, pada upaya korupsi yang nyaris dilakukan oleh seorang anggota TNI AD.

Selain itu, dalam kesempatan tersebut juga dilakukan agenda serah terima jabatan Danpustor, Pangdam Satu Bukit Barisan, Pangdam 16 Pattimura, dan Asisten Teritorial, yang merupakan rotasi jabatan di lingkungan TNI AD.

Melalui keterangan dari Kasad AD Jenderal Gatot Nurmantyo, reorganisasi ini merupakan sebuah hal yang biasa dilakukan di jajarannya, sebagai bentuk penyegaran organisasi dan upaya-upaya guna memaksimalkan pembinaan satuan.




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia