TRANSLATE

Pasukan Gabungan TNI Diserang Kelompok Bersenjata Poso

Selasa, 27 Januari 2015

Pasukan Gabungan TNI Diserang Kelompok Bersenjata Poso

POSO – Pasukan Gabungan TNI-Polri, dari Yonif 714 SM dan Polsek Poso Pesisir, diserang gerombolan bersenjata, di kawasan perbukitan Desa Tangkura, Kecamatan Poso Pesisir Selatan.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, aksi penembakan terjadi pagi tadi, pukul 09.00 WITA, saat 12 orang pasukan gabungan dari TNI-Polri yang dipimpin oleh Letda Inf Zulfikar sedang melakukan patroli.

Patroli dilakukan di Pos Desa Tangkuar, setelah terjadinya aksi penembakan terhadap tiga orang warga Desa Tangkura. Menurut keterangan warga desa, gerombolan bersenjata itu sembunyi di daerah perbukitan.

Bersumber dari informasi tersebut, patroli difokuskan di kawasan perbukitan, tempat terjadinya aksi penembakan yang menewaskan tiga warga.

Sekitar pukul 11.00 WITA, saat pasukan gabungan menyebrang ke sungai kecil, tiba-tiba mereka dihadang dan ditembaki oleh gerombolan bersenjata yang diperkirakan berjumlah empat orang.

Saat patroli, pasukan gabungan diperintah untuk selalu waspada, dengan adanya serangan dadakan dari gerombolan bersenjata yang kerap disebut kelompok tidak dikenal.

Mendapat serangan bersenjata, pasukan gabungan langsung membalas tembakan kelompok bersenjata. Aksi saling tebak pun terjadi antarkeduanya. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.

Menurut informasi yang beredar, ada yang menyebut kelompok bersenjata itu menggunakan senjata lars panjang, pakaian serba hitam, rambut gondrong, dan penutup wajah atau sebo.

Sumber : http://daerah.sindonews.com/

.
TNI-Polri Baku Tembak dengan Kelompok Santoso di Poso

Metrotvnews.com, Palu: Tim gabungan TNI dan Polri terlibat baku tembak dengan kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso di Dusun Ratung Raya, Desa Tangkura, Kecamatan Poso Pesisir Selatan, Poso, Sulawesi Tengah, Senin (26/1) sekitar pukul 09.30 Wita. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, namun pengejaran terus dilakukan dengan menyisiri tempat kejadian perkara (TKP).

Kabid Humas Polda Sulteng, Ajun Komisaris Besar Hari Suprapto membenarkan kejadian itu. Dia menyebutkan, sebelum terjadi baku tembak, warga di Dusun Ratung Raya awalnya mendengar suara letusan senjata api, yang kemudian melaporkannya kepada personel TNI dan Polri yang sedang patroli pengamanan di desa tersebut.

Dari laporan itu, lanjut Hari, anggota kemudian menuju titik suara letusan senjata yang terletak persis di areal perkebunan warga. Dari situ, anggota melihat kelompok tersebut sehingga baku tembak pun terjadi sekitar 30 menit lamanya. “Berdasarkan laporan, mereka (kelompok MIT,red) berjumlah empat orang dan semuanya bersenjata api laras panjang. Dalam baku tembak tidak ada korban jiwa dan pengejaran masih dilakukan,” terangnya di Palu, siang ini.

Empat orang sipil bersenjata itu diduga kuat sebagai kelompok MIT pimpinan Santoso. Namun, pihak Polda Sulteng, belum bisa memastikan kalau empat orang itu terdapat Santoso, Basti, dan Daeng Koro yang merupakan buronan teroris nomor satu TNI dan Polri.

“Belum dipastikan dari empat orang itu ada Santoso, Basri, dan Daeng Koro. Yang pasti mereka sipil bersenjata yang kami duga kuat sebagai kelompok MIT yang sudah menewaskan tiga warga Desa Tangkura beberapa waktu lalu,” ungkap Hari.

Sampai saat ini, selain tim gabungan melakukan pengejaran dengan menyisiri areal perkebunan warga juga sudah melakukan olah TKP. “Olah TKP sudah dilakukan, namun hasilnya belum diketahui. Nanti kalau ada perkembangan lanjutan saya informasikan,” tandas Hari.

Sebelumnya, tiga warga di Desa Tangkura bernama Dolfis Alipa ,22, Heri Tobio ,55, dan Aditya Tetembu ,38, ditemukan tewas saat akan pulang dari kebunnya, Kamis (15/1). Dolfis tewas akibat luka tembakan di beberapa bagian tubuhnya. Sedangkan Heri dan Aditya yang sebelumnya disandera, juga ditemukan tewas, Jumat (16/1) dini hari, sekitar pukul 01.00 WITA, dengan beberapa luka bacokan senjata tajam.

Aditya ditemukan warga dan pihak kepolisian tidak jauh dari TKP penembakan Dolfis. Bagian tubuhnya penuh bacokan senjata tajam. Sedangkan jenazah Heri, ditemukan hampir bersamaan waktu juga dengan penemuan jenazah Aditya. Namun, kondisi Heri sangat mengenaskan, pasalnya bagian tubuh dan tangannya terpisah dan bagian kepala yang terpenggal baru ditemukan ditempat dan waktu yang berbeda, pada Jumat pagi.

Penembakan dan pembacokan ke tiga warga Desa Tangkura tersebut, dilatarbelakangi adanya penangkapan sejumlah warga yang diduga teroris baru-baru ini. Pasalnya, berdasarkan saksi yang dimintai keterangan oleh pihaknya, pembunuh warga Poso itu mengatakan aksi itu dilandasi pembalasan atas tertangkapnya rekan mereka.

Diketahui, beberapa waktu lalu tim gabungan Densus, Polda, dan Polres Poso menangkap enam warga yang diduga terkait jaringan teroris MIT. Warga yang ditangkap tersebut, berinisial R, S, H, R, A, dan I, dua di antaranya adalah pasangan suami istri serta satu warga lainnya tewas saat akan ditangkap di wilayah Luwu Timur, Sulawesi Selatan.

Enam warga tersebut merupakan orang dekat Santoso yang memiliki peran beragam antara lain penyuplai logistik, uang, senjata, serta keperluan lainnya.




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia