TRANSLATE

Menhan Pastikan Bentrokan Anggota TNI-Polri Tak Terulang

Jumat, 13 Februari 2015

Liputan6.com, Jakarta – Menteri Pertahanan (Menhan) ?Ryamizard Ryacudu memastikan bentrokan antara anggota TNI dan Polri tidak akan terjadi lagi ke depannya. Hal tersebut ia sampaikan sekaligus menanggapi pemukulan yang diduga dilakukan anggota POM TNI AL terhadap 2 anggota Polri berinisial TA dan BH di Bengkel Cafe kawasan SCBD, Jakarta Selatan.

“Tidak akan terjadi lagi, tidak akan terulang bentrok TNI dengan Polri,” tegas Ryamizard di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Senin 9 Februari 2015.

Saat ini, dia menjelaskan, pihaknya sedang memproses aksi pemukulan tersebut. Ia menyatakan, akan menindak tegas siapa pun yang terbukti bersalah.

“Saat ini masih diproses, ada konsekuensinya nanti,” ucap Ryamizard.

Namun demikian, Ryamizard enggan membeberkan antisipasi untuk tidak terjadi lagi peristiwa serupa. “Intinya masih kita proses?, dan tidak akan terulang.”

Anggota Komisi III DPR Patrice Rio Capella menilai, bentrok antara anggota POM TNI AL dengan anggota Polri di Bengkel Cafe beberapa hari lalu sebagai bukti kurangnya kedisiplinan para anggota di kedua institusi tersebut. Karena itu, ia meminta agar pimpinan masing-masing lebih tegas terhadap anggotanya.

“Saya kira memang para petinggi TNI dan Polri harus mulai segera mendisiplinkan anggotanya,” kata dia di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin.

Karena itu, ia mengatakan bentrok itu tidak bisa dilihat karena gesekan antara institusi, yaitu AL dengan Polri. Tapi paling penting adalah bagaimana cara mendisiplinkan anggota satuan baik di TNI maupun di Polri. Sepanjang kedisiplinan itu tidak didahulukan oleh pimpinannya, menurut Rio, maka kejadian perselisihan antar-anggota TNI dengan Polri akan terulang kembali.

Sabtu 6 Februari 2015 malam, sejumlah polisi tengah menggelar kegiatan di sebuah ruangan di Bengkel Cafe di kawasan SCBD, Jakarta Selatan. Namun tiba-tiba datang sekitar 30 anggota POM TNI AL yang hendak melakukan operasi penegakan dan penertiban tempat hiburan malam.

Diduga lantaran salah paham, keributan pun terjadi antara polisi dan anggota POM TNI AL, hingga memicu dugaan pemukulan kepada polisi. Dugaan pemukulan itu dipicu beberapa alasan, yang masing-masing pihak punya alasan berbeda.

Pihak polisi menyatakan, pemukulan bermula lantaran dugaan penuduhan adanya narkoba. Namun karena adanya kesalahpahaman, perselisihan pun memuncak hingga terjadi dugaan pemukulan.

.
Insiden TNI-Polri, Menhan: Sedang Proses Temukan yang Benar dan Salah

Jakarta – Personel TNI AL menangkap anggota Polri, Kompol Teuku Arsya Khadafi saat razia gabungan di Bengkel Cafe, SCBD, Jakarta Selatan. Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu pun mengaku sedang memproses kasus tersebut.

“Dalam proses, kita temukan siapa yang benar siapa yang salah,” ujar Ryamizard di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (9/2/2015).

Ryamizard tidak merinci tindakan atau proses apa yang ia maksud. Namun ia menegaskan kejadian seperti itu tidak boleh terulang lagi.

“Itu tidak boleh terjadi lagi,” tegas mantan KSAD itu.

Sebelumnya Kompol Teuku Arsya ditangkap dan disebut dianiaya pada Sabtu (7/2) dini hari saat operasi gatib sedang dilakukan. Pihak TNI menyatakan tindakan itu terpaksa dilakukan karena Kompol Teuku Arsya tidak mau menunjukkan identitas dan menodongkan senjata saat dimintai keterangan.

Sementara itu pihak Polri menuduh telah terjadi pengeroyokan saat kejadian dan mengklaim cincin kawin emas merk Bvlgari Kompol Teuku dan uang jutaan rupiahnya dirampas saat kejadian. Kompol Teuku pun menempuh jalur hukum terkait permasalahan ini.

Sumber : http://news.detik.com/




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia