TRANSLATE

Jokowi Kumpulkan Menteri, Evaluasi Struktur Kepemerintahan

Selasa, 17 Februari 2015

Jokowi Kumpulkan Menteri, Evaluasi Struktur Kepemerintahan

Bogor, CNN Indonesia — Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumpulkan seluruh menteri Kabinet Kerja dalam Sidang Kabinet Paripurna di Ruang Garuda, Istana Kepresidenan Bogor, Senin (16/2) malam. Dalam sambutannya, ia menyampaikan keinginannya untuk mengevaluasi struktur pemerintahan.

“Malam hari ini kami mungkin santai dan ingin berbicara mengenai 100 hari atau tiga bulan, baik dalam proses bekerja, baik dalam proses konsolidasi, baik dalam proses organisasi, yang ini penting sekali di awal-awal sehingga pada malam hari ini sedikit kami nanti akan evaluasi dan juga beberapa hal yang berkaitan dengan struktur kepemerintahan,” ujar Jokowi.

Tak hanya itu, dalam Sidang Kabinet Paripurna kali ini, Jokowi juga akan menyinggung soal hubungan Presiden ke Wakil Presiden lalu dilanjutkan ke menteri koordinator dan seterusnya. “Atau menteri ke gubernur, ke walikota, dan lain-lainnya. Ini perlu dipahami bersama,” kata dia.

Oleh karena itu, dia memandang perlu adanya penyesuaian-penyesuaian, sehingga terjadi koordinasi yang apik dari pemerintah pusat hingga pemerintah provinsi. “Sehingga semuanya satu garis, dari pemerintah pusat ke pemerintah provinsi itu tidak ada masalah,” kata dia.

Terakhir, Jokowi memberi paparan kepada para menteri dan kepala lembaga setingkat menteri yang mengikuti sidang soal komunikasi politik dan komunikasi publik. “Yang saya catat ada beberapa hal,” ujar dia sebelum akhirnya memberi instruksi media untuk keluar dari ruangan sidang.

.
Rapat paripurna di Istana Bogor, Jokowi evaluasi menteri

Merdeka.com – Presiden Joko Widodo ( Jokowi) malam ini didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menggelar sidang kabinet paripurna di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat. Sidang ini berbeda lantaran akan membahas 100 hari kinerja pemerintahan Jokowi-JK.

“Malam ini kita ingin santai bicara mengenai 100 hari atau 3 bulan dalam bekerja dan konsolidasi organisasi,” ujar Jokowi di Ruang Garuda Istana Bogor, Senin (16/2).

Menurut Jokowi, sidang kabinet kali ini sangat penting karena akan dilakukan evaluasi kinerja para menteri dan pejabat-pejabat setingkatnya.

“Ini penting sekali di awal-awal sehingga malam ini sedikit akan kita evaluasi dan beberapa hal berkaitan dengan struktur pemerintahan dan hubungannya dari presiden, wakil presiden, menko-menko, menteri-menteri, gubernur dan lainnya kita perlu pahami bersama,” ujar Jokowi.

Jokowi mengatakan, evaluasi di kementerian sangat penting lantaran hampir 78 persen belum pernah menjadi menteri. “Sehingga penyesuaian itu perlu kita sampaikan agar kita satu garis dari pusat ke provinsi dan kabupaten/kota tidak ada masalah,” ujarnya.

Setelah memberikan pembukaan, Jokowi lalu mempersilakan media untuk keluar karena pembahasan dilakukan tertutup. Turut hadir dalam rapat Kepala BIN Marciano Norman, Wakapolri Komjen Badrodin Haiti, BKPM, Kepala Ekonomi Kreatif, Jaksa Agung dan Panglima TNI Jenderal Moeldoko.

.
Malam Ini, Jokowi Ajak Kabinetnya Santai Bicarakan Evaluasi Kinerja 100 Hari

BOGOR, KOMPAS.com – Presiden Joko Widodo menggelar rapat paripurna dengan seluruh menteri Kabinet Kerja, di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (16/2/2015) malam. Dalam rapat tersebut, Jokowi akan mengevaluasi kinerja para pembantunya selama masa kerja 100 hari.

“Malam ini kita mungkin santai dan ingin bicara mengenai 100 hari atau tiga bulan, baik dalam proses bekerja, konsolidasi organisasi,” kata Jokowi, saat membuka rapat tersebut.

Menurut Jokowi, evaluasi kerja ini penting dilakukan untuk menegaskan kesepahaman bersama di tataran pemerintah pusat. Terlebih, Jokowi juga menyadari bahwa mayoritas pembantunya belum memiliki pengalaman menjadi menteri sehingga perlu ada garis penyesuaian agar kinerja pemerintah pusat bisa selaras dengan kebijakan-kebijakan di daerah.

“Karena saya lihat di kementerian kita 78 persen belum pernah jadi menteri sehingga penyesuaian itu perlu kita sampaikan agar kita satu garis dari pusat ke provinsi dan kabupaten/kota tidak ada masalah,” ujarnya.

Pantauan di lokasi rapat, hadir juga Wakil Presiden Jusuf Kalla beserta seluruh menteri Kabinet Kerja. Selain itu, nampak hadir Panglima TNI Jenderal Moeldoko, Wakil Kepala Polri Komjen (Pol) Badrodin Haiti, Jaksa Agung HM Prasetyo, Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf dan Kepala BIN Marciano Norman.

.
Tema Utama Rapat Kabinet di Istana Bogor Soal Komunikasi Politik

Bogor – Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan rapat kabinet paripurna di Istana Bogor, Jawa Barat. Tema utama rapat tersebut soal komunikasi politik.

Rapat kabinet paripurna selesai sekitar pukul 21.40 WIB dan dihadiri oleh seluruh menteri kabinet kerja, Senin (16/2/2015). “Ini soal komunikasi politik,” ujar Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly usai rapat kabinet paripurna.

Pada kesempatan yang sama, Kepala BIN Marciano Nurman juga mengatakan bahwa rapat kabinet membahas soal komunikasi politik. “Poin besar bagaimana komunikasi lebih baik lagi dengan semua pihak,” kata Marciano.

Para jajaran menteri diminta untuk melakukan perbaikan komunikasi kepada seluruh lapisan masyarakat sehingga program pemerintah dapat diketahui. “Banyak hal yang bisa dikerjakan tetapi tidak semua bisa diketahui,” ujarnya.

Sumber : http://news.detik.com/

.
Presiden Pimpin Rapat Paripurna Bersuasana Santai

BOGOR (RIAUPOS.CO) – Presiden Joko Widodo menggelar sidang paripurna di Istana Bogor, Senin (16/2) dengan suasana sedikit berbeda. Didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla, Jokowi tampak begitu santai dan menular ke menteri-menterinya sebagai peserta paripurna.

Tak tampak ketegangan, meski di luar, publik sedang menunggu apa yang akan dilakukan pemerintah Jokowi-JK usai calon tunggal Kapolri, Komjen Budi Gunawan menang di praperadilan.

Hingga awak media masih di dalam ruang Garuda (tempat rapat digelar), perbincangan memang sangat santai, akrab dan sama sekali tidak membahas masalah Komjen Budi Gunawan. Jokowi, mengajak para ‘pembantunya’ untuk fokus pada proses dan evaluasi kerja 100 hari kabinet.

“Malam ini kita santai dan saya ingin bicara mengenai 100 hari atau 3 bulan, baik dalam proses bekerja, konsolidasi organisasi yang ini penting sekali di awal-awal. Sehingga malam ini sedikit nanti akan kita evaluasi dan beberapa hal berkaitan dengan struktur pemerintahan,” ujar presiden.

Sidang kabinet ini sendiri tidak dilakukan di dalam sebuah ruang rapat dengan meja bundar, seperti biasa yang dilakukannya di kantor kepresidenan Jakarta. Melainkan duduk membentuk lingkaran. Hanya ada meja-meja kecil dengan makanan ringan di hadapan kursi masing-masing.

Jokowi dan JK duduk berdampingan di hadapan para menteri. Presiden memakai kemeja putih yang digulung lengannya, sementara wapres memakai kemeja batik lengan panjang berwarna kecokelatan. Sedangkan para menteri dan kepala lembaga negara memakai pakaian corak batik.

Dalam pertemuan itu, presiden mengaku memahami jika ada menterinya yang belum paham terhadap sistem pemerintahan. Oleh karena itu butuh penyesuaian. Itulah yang menurutnya perlu dibahas.

“Saya kira 78 persen belum pernah jadi menteri belum pernah di lingkungan pemerintahan. Sehingga penyesuaian itu perlu kita sampaikan agar kita semua satu garis dari pusat ke provinsi dan kabupaten kota, sehingga tidak ada masalah,” sambung presiden.

Saat akan melanjutkan pembahasannya, Jokowi seakan tersentak menyadari awak media massa yang masih meliput di dalam ruangan.

“Pertama saya sampaikan mengenai komunikasi politik dan publik yang saya catat ada beberapa hal pertama. Masih banyak, eh..silakan teman-teman media,” kata Jokowi menghentikan sambutannya dan mempersilakan wartawan untuk keluar ruangan.

.
Duduk Melingkar dengan Makanan Ringan, Jokowi Santai Gelar Rapat Kabinet

BOGOR – Presiden Joko Widodo menggelar sidang paripurna di Istana Bogor, Senin (16/2) dengan suasana sedikit berbeda. Didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla, Jokowi tampak begitu santai dan menular ke menteri-menterinya sebagai peserta paripurna.

Tak tampak ketegangan, meski di luar, publik sedang menunggu apa yang akan dilakukan pemerintah Jokowi-JK usai calon tunggal Kapolri, Komjen Budi Gunawan menang di praperadilan.

Hingga awak media masih di dalam ruang Garuda (tempat rapat digelar), perbincangan memang sangat santai, akrab dan sama sekali tidak membahas masalah Komjen Budi Gunawan. Jokowi, mengajak para ‘pembantunya’ untuk fokus pada proses dan evaluasi kerja 100 hari kabinet.

“Malam ini kita santai dan saya ingin bicara mengenai 100 hari atau 3 bulan, baik dalam proses bekerja, konsolidasi organisasi yang ini penting sekali di awal-awal. Sehingga malam ini sedikit nanti akan kita evaluasi dan beberapa hal berkaitan dengan struktur pemerintahan,” ujar presiden.

Sidang kabinet ini sendiri tidak dilakukan di dalam sebuah ruang rapat dengan meja bundar, seperti biasa yang dilakukannya di kantor kepresidenan Jakarta. Melainkan duduk membentuk lingkaran. Hanya ada meja-meja kecil dengan makanan ringan di hadapan kursi masing-masing.

Jokowi dan JK duduk berdampingan di hadapan para menteri. Presiden memakai kemeja putih yang digulung lengannya, sementara wapres memakai kemeja batik lengan panjang berwarna kecokelatan. Sedangkan para menteri dan kepala lembaga negara memakai pakaian corak batik.

Dalam pertemuan itu, presiden mengaku memahami jika ada menterinya yang belum paham terhadap sistem pemerintahan. Oleh karena itu butuh penyesuaian. Itulah yang menurutnya perlu dibahas.

“Saya kira 78 persen belum pernah jadi menteri belum pernah di lingkungan pemerintahan. Sehingga penyesuaian itu perlu kita sampaikan agar kita semua satu garis dari pusat ke provinsi dan kabupaten kota, sehingga tidak ada masalah,” sambung presiden.

Saat akan melanjutkan pembahasannya, Jokowi seakan tersentak menyadari awak media massa yang masih meliput di dalam ruangan.

“Pertama saya sampaikan mengenai komunikasi politik dan publik yang saya catat ada beberapa hal pertama. Masih banyak, eh..silakan teman-teman media,” kata Jokowi menghentikan sambutannya dan mempersilakan wartawan untuk keluar ruangan.

Sumber : http://www.jpnn.com/




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia