TRANSLATE

Jokowi: Jangan Panas-panasi Indonesia dengan Australia

Selasa, 24 Februari 2015

Jokowi: Jangan Panas-panasi Indonesia dengan Australia

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Joko Widodo tidak mau mempersoalkan lagi pernyataan Perdana Menteri Australia Tony Abbott yang mengungkit soal bantuan Australia untuk korban tsunami dalam protesnya terhadap ancaman hukuman mati terhadap kelompok “Bali Nine”. Menurut Jokowi, Pemerintah Indonesia sudah mendapat klarifikasi dari Negeri Kanguru.

“Kan sudah ada klarifikasi dari kemarin. Kamu tuh jangan panas-panasi (hubungan Indonesia dengan Australia),” tutur Jokowi saat tiba di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (23/2/2015).

Jokowi tak menyebutkan secara rinci soal klarifikasi yang didapat Pemerintah Indonesia itu. Namun, mantan Gubernur DKI Jakarta ini menegaskan bahwa sikap pemerintah tak akan melunak terhadap terpidana mati kasus narkoba.

“Tidak (pengaruh). Itu kedaulatan hukum kita,” ucap Jokowi.

Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla menjelaskan bahwa Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop meneleponnya untuk meluruskan pernyataan Perdana Menteri Australia Tony Abbott yang mengaitkan bantuan Australia pasca-tsunami di Aceh dengan rencana eksekusi mati dua warga negara Australia.

Menurut Kalla, dalam pembicaraan pada Kamis (19/2/2015) siang, Bishop mengatakan bahwa Australia tidak bermaksud mengungkit-ungkit bantuan yang diberikan kepada Indonesia terkait tsunami tersebut.

Kepada Kalla, Bishop menegaskan bahwa pernyataan Abbott tersebut sebenarnya untuk menekankan bahwa sejak dulu hubungan Indonesia dan Australia terjalin baik.

“Bishop menjelaskan bahwa itu salah pengertian. (Abbott) ingin mengatakan, hubungan Indonesia dan Australia sejak dulu bagus, termasuk pada waktu tsunami itu, partisipasi Australia bagus,” kata Kalla di Istana Bogor, Jumat (20/2/2015).

.
Jokowi: Jangan Panas-panasi, Australia Kan Sudah Klarifikasi

Liputan6.com, Jakarta – Presiden Jokowi enggan menanggapi pernyataan Perdana Menteri Australia Tony Abbott yang ?mengungkit bantuan sebesar 1 miliar dolar Australia dari negaranya ?saat tsunami Aceh 2004 silam.

“Itu kan sudah diklarifikasi (dari Menlu Australia) dari kemarin. Kita melihat sudah ada klarifikasi, itu saja,” ujar Jokowi di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Pusat, Senin (23/2/2015).

Menurut Jokowi, klarifikasi yang disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop sudah cukup jelas.

“Kita melihat ada klarifikasi. Jadi jangan panas-panasin. Kan sudah diklarifikasi,” kata dia.

Terkait dengan aksi pengumpulan koin untuk mengembalikan dana bantuan bencana tsunami kepada pemerintah Australia, Jokowi juga enggan bersuara. Namun dia memastikan, apapun bentuk lobi pemerintah Australia, tidak akan mempengaruhi eksekusi mati yang akan dilakukan dalam waktu dekat ini.

“Oh itu tidak. Itu kedaulatan hukum kita,” tegas Jokowi.

Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan, pemerintah akan mengembalikan bantuan 1 miliar dolar Australia dari Australia saat tsunami Aceh 2004 lalu. Hal itu bakal dilakukan bila Negeri Kanguru itu mengharap pamrih menuntut pembatalan eksekusi mati 2 warganya yang terlibat dalam peredaran narkoba.

“?Kalau begitu (pembatalan eksekusi mati) tidak dianggap kemanusiaan, kita kembalikan saja (dana bantuan dari pihak Australia),” ucap JK.

Warga seantero Tanah Air tengah gerah dengan pernyataan Perdana Menteri Australia Tony Abbott yang berharap pemerintah mau membatalkan hukuman mati itu dengan mengungkit bantuan negaranya saat tsunami Aceh 2004 lalu. Tak lama setelah pernyataan Abbott itu, Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop menelepon Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK.

Telepon dari Bishop itu untuk mengklarifikasi maksud dari pernyataan Abbott tersebut. Bishop mengatakan, Abbott tak bermaksud mengungkit bantuan untuk korban tsunami Aceh. Penyataan dari Abbott ditujukan untuk menggambarkan eratnya relasi antara Australia dan Indonesia.

.
Soal Protes Australia, Jokowi: Jangan Bikin Panas Suasana

JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) enggan mengomentari soal langkah pemerintah Australia yang mengungkit kembali bantuan dana pada Indonesia saat bencana tsunami Aceh, Desember 2004.

“Itu kan sudah diklarifikasi kemarin. Kita melihat sudah ada klarifikasi, saya kira sudah,” kata Jokowi di Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Senin (23/2/2015).

Karenanya, mantan Gubernur DKI Jakarta itu, tak mau melayani pertanyaan-pertanyaan yang diajukan para pewarta, terkait buntut panjang atas pernyataan Perdana Menteri Australia, Tony Abbott, di mana salah satunya, pengumpulan koin dan batu giok yang dilakukan warga Aceh.

Sebagaimana diketahui, selain warga Aceh, upaya menggantian dana yang telah digelontorkan warga Australia juga dilakukan netizen dengan cara mengumpulkan koin untuk negeri kanguru tersebut. “Kamu jangan manas-manasin. Itu kedaulatan hukum dan politik kita,” cetusnya

Sekedar diketahui, pada hari Kamis 19 Februari 2015, PM Abbott langsung menyampaikan klarifikasinya atas pernyataannya yang mengatakan, pemerintah Indonesia seharusnya balas budi terhadap Australia yang mengirimkan bantuan untuk korban tsunami Aceh pada 2004.Dia berharap Indonesia tidak mengeksekusi terpidana mati Andrew Chan dan Myuran Sukumaran.

“Saya ingin menegaskan hubungan baik antara Australia dengan Indonesia. Faktanya, Australia selalu ada ketika Indonesia mengalami kesulitan. Ya, Indonesia sudah melakukan banyak hal untuk kami karena itulah yang harusnya dilakukan sesama teman,” demikian pernyataan PM Abbott seperti diberitakan The Guardian.

Sumber : http://news.okezone.com/read




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia