TRANSLATE

Panglima TNI: Jangan Coba Ganggu Jalannya Eksekusi Mati dengan Cara Apa Pun

Selasa, 24 Februari 2015

Panglima TNI: Jangan Coba Ganggu Jalannya Eksekusi Mati dengan Cara Apa Pun

JAKARTA, KOMPAS.com – Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko mengingatkan kepada siapa pun agar tidak menghalangi proses eksekusi yang direncanakan pemerintah Indonesia terhadap para terpidana mati. Ia mengatakan, pasukan TNI akan berusaha memastikan keamanan dalam pelaksanaan eksekusi.

“Dalam konteks ini, TNI berpendirian, jangan coba menggangu jalannya eksekusi dengan cara apa pun. Dengan konteks militer kita sudah siap, jangan coba-coba ada skenario yang ganggu jalannya eksekusi mati,” ujar Moeldoko saat ditemui seusai bertemu Gerakan Pemuda Ansor di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (23/2/2015).

Moeldoko mengaku telah mempersiapkan pasukan khusus dalam upaya pengamanan sebelum dan sesudah pelaksanaan eksekusi mati. Sementara itu, terkait pengiriman tiga pesawat Sukhoi ke Denpasar, Moeldoko mengatakan, ketiga pesawat tersebut hanya disiapkan sebagai langkah antisipasi.

Ia menegaskan, TNI akan mempersiapkan tindakan keamanan hingga kemungkinan yang paling jauh.

Pemerintah akan melanjutkan proses eksekusi mati terhadap para terpidana yang telah ditolak permohonan grasinya oleh Presiden. Dua terpidana mati asal Australia, yang tergabung dalam kelompok jaringan narkotika ‘Bali Nine’, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, masuk dalam daftar terpidana yang akan dieksekusi mati tahap selanjutnya.

Pemerintah Australia dan Brasil memprotes rencana eksekusi mati terhadap warganya. Namun, pemerintah Indonesia tetap akan melanjutkan eksekusi.

.
Negara Lain Ngeri kalau Tahu Banser dan TNI Bersinergi

JAKARTA, KOMPAS.com — Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Barisan Ansor Serbaguna (Banser) akan mempererat kerja sama dan sinergi untuk memperkuat pertahanan dan keamanan negara.

Sinergi ini antara lain melalui pelatihan bagi 120 anggota Banser di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (23/2/2015).

“Sinergitas TNI dan Banser ini luar biasa. Negara lain ngeri sekali kalau tahu TNI dan Banser bersinergi,” kata Panglima TNI Jenderal Moeldoko saat menutup acara Kursus Banser Pimpinan (Susbanpim) angkatan ke-2, di Aula Gatot Subroto, Mabes TNI, Jakarta, Senin.

Dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Moeldoko mengingatkan, kekuatan sistem pertahanan Indonesia terbangun melalui sinergi semua elemen masyarakat. Hal ini secara gamblang disebut dalam UUD 1945 tentang kekuatan rakyat semesta.

Ketentuan inilah yang kemudian diterjemahkan dalam undang-undang tentang sistem pertahanan semesta, yang berarti bahwa negara menggerakkan semua sumber daya semesta untuk pertahanan.

“Ada mobilisasi dan demobilisasi. Terkait ini, Ansor dan Banser bisa setiap saat bergerak bahu-membahu dengan TNI. Ansor kita lempari senjata, langsung bergerak,” ujarnya. “Kalau sinergi berjalan baik, semua negara akan mikir karena negara kita kuat,” imbuhnya.

Pada kesempatan sama, Ketua Umum GP Ansor Nusron Wahid mengaku sangat berterima kasih atas sinergi dan pelatihan yang diberikan TNI. Bagi Banser, menjaga kedaulatan negara adalah doktrin yang sudah ditanamkan sejak awal.

“Kami mendukung dan siap selalu bersinergi dengan TNI dalam menjaga kedaulatan negara. Sebab, menjaga keutuhan dan martabat negara bukan hal asing bagi Banser,” ucap Nusron.

Nusron juga mengingatkan bahwa Banser siap jika sewaktu-waktu diminta TNI untuk bahu-membahu menjaga negara. Bagi Ansor, mendukung kekuatan TNI adalah keharusan karena ini menjadi simbol kekuatan negara.

“Ansor dan NU siap di belakang TNI. Kita ingin negara kuat, dan prasyaratnya adalah TNI harus kuat,” tandas Nusron.

.
Panglima: Sinergi TNI dan Banser Luar Biasa

JAKARTA – TNI dan Barisan Ansor Serbaguna (Banser) NU akan mengintensifkan kerjasama dan sinergitas secara konsisten untuk memperkuat pertahanan dan keamanan negara. Sinergitas ini di antaranya dengan memberi pelatihan bagi 120 anggota Banser di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur.

“Sinergitas TNI dan Banser ini luar biasa. Negara lain ngeri sekali kalau tahu TNI dan Banser bersinergi,” kata Panglima TNI Jenderal Moeldoko saat menutup acara Kursus Banser Pimpinan (Susbanpim) angkatan Ke-2, di Aula Gatot Subroto, Mabes TNI, Jakarta, Senin (23/2/2015).

Panglima mengingatkan, kekuatan sistem pertanahan negara Indonesia terbangun melalui sinergi semua elemen masyarakat. Hal ini secara gambalang disebut dalam UUD 1945 tentang kekuatan rakyat semesta. Ketentuan inilah yang kemudian diterjemahkan dalam Undang-Undang tentang Sistem Pertahanan Semesta, yang berarti bahwa negara menggerakkan semua sumber daya semesta untuk pertahanan.

“Ada mobilisasi dan demobilisasi. Terkait ini, Ansor dan Banser bisa setiap saat bergerak bahu-membahu dengan TNI. Ansor kita lempari senjata langsung bergerak. Kalau sinergi berjalan baik, semua negara akan mikir karena negara kita kuat,” imbuhnya.

Pada kesempatan sama, Ketua Umum GP Ansor, Nusron Wahid, mengaku sangat berterimakasih atas sinergi dan pelatihan yang diberikan TNI. Bagi Banser, menjaga kedaulatan negara adalah doktrin yang sudah ditanamkan sejak awal. “Kami mendukung dan siap selalu bersinergi dengan TNI dalam menjaga kedaulatan negara. Sebab, menjaga keutuhan dan martabat negara bukan hal asing bagi Banser,” ucap Nusron.

Nusron juga mengingatkan bahwa Banser siap jika sewaktu-waktu diminta TNI untuk bahu-membahu menjaga negara. Bagi Ansor, mendukung kekuatan TNI adalah keharusan karena ini menjadi simbol kekuatan negara. “Ansor dan NU siap di belakang TNI, kita ingin negara kuat, dan prasyaratnya adalah TNI harus kuat,” tandas Nusron.

Sumber : http://news.okezone.com

.
Sinergi TNI dan Banser Menakutkan Bagi Negara Lain

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – TNI dan Barisan Ansor Serbaguna (Banser) akan memperkuat kerjasama dan sinergitas secara konsisten untuk memperkuat pertahanan dan keamanan negara. Sinergitas ini diantaranya dengan memberi pelatihan bagi 120 anggota banser di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin 23 Februari 2015.

“Sinergitas TNI dan Banser ini luar baiasa. Negara lain ngeri sekali kalau tau TNI dan banser bersinergi,” kata Panglima TNI Jendral Moeldoko saat menutup acara Kursus Banser Pimpinan (Susbanpim) angkatan Ke 2, di Aula Gatot Subroto, Mabes TNI, Jakarta, Senin (23/2/2015).

Moeldoko mengingatkan, kekuatan sistem pertanahan negara Indonesia rerbangun melalui sinergi semua elemen masyarakat. Hal ini secara gambalang disebut dalam UUD 1945 tentang kekuatan rakyat semesta. Ketentuan inilah ang kemudian diterjemahkan dalam Undang-Undang tentang sistem pertahanan semesta, yang berarti bahwa negara menggerakkan semua sumber daya semesta untuk pertahanan.

“Ada mobilisasi dan demobilisasi. Terkait ini, Ansor dan Banser bisa setiap saat bergerak bahu-membahu dengan TNI. Ansor kita lempari senjata langsung bergerak,” tegasnya.

“Kalau sinergi berjalan baik, semua negara akan mikir karena negara kita kuat,” imbuhnya.

Pada kesempatan sama, Ketua Umum GP Ansor Nusron Wahid mengaku sangat berterimakasih atas sinergi dan pelatihan yang diberikan TNI. Bagi Banser, menjaga kedaulatan negara adalah doktrin yang sudah ditanamkan sejak awal.

“Kami mendukung dan siap selalu bersinergi dengan TNI dalam menjaga kedaulatan negara. Sebab menjaga keutuhan dan martabat negara bukan hal asing bagi Banser,” ucap Nusron.

Nusron juga mengingatkan bahwa Banser siap jika sewaktu-waktu diminta TNI untuk bahu-membahu menjaga negara. Bagi Ansor, mendukung kekuatan TNI adalah keharusan karena ini menjadi simbol kekuatan negara.

“Ansor dan NU siap di belakang TNI, kita ingin negara kuat, dan prasyaratnya adalah TNI harus kuat,” tandas Nusron.

.
Panglima TNI: Negara Lain Ngeri Kalau TNI-Banser Bersinergi

Jakarta – TNI dan Barisan Ansor Serbaguna (Banser) membangun sinergi untuk memperkuat pertahanan dan keamanan negara. Sinergitas ini di antaranya dengan memberi pelatihan bagi 120 anggota Banser di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin 23 Februari 2015.

“Sinergitas TNI dan Banser ini luar baiasa. Negara lain ngeri sekali kalau tahu TNI dan Banser bersinergi,” kata Panglima TNI Jendral Moeldoko saat menutup acara Kursus Banser Pimpinan (Susbanpim) Angkatan II di Aula Gatot Subroto Mabes TNI Cilangkap seperti siaran pers yang diterima detikcom, Senin (23/2/2015).

Moeldoko mengingatkan, kekuatan sistem pertanahan negara Indonesia terbangun melalui sinergi semua elemen masyarakat. Hal ini secara gamblang disebut dalam UUD 1945 tentang kekuatan rakyat semesta. Ketentuan inilah yang kemudian diterjemahkan dalam Undang-Undang tentang sistem pertahanan semesta, yang berarti bahwa negara menggerakkan semua sumber daya semesta untuk pertahanan.

“Ada mobilisasi dan demobilisasi. Terkait ini, Ansor dan Banser bisa setiap saat bergerak bahu-membahu dengan TNI. Ansor kita lempari senjata langsung bergerak,” tegasnya.

“Kalau sinergi berjalan baik, semua negara akan mikir karena negara kita kuat,” imbuhnya.

Pada kesempatan sama, Ketua Umum GP Ansor Nusron Wahid sangat berterimakasih atas sinergi dan pelatihan yang diberikan TNI. Bagi Banser, menjaga kedaulatan negara adalah doktrin yang sudah ditanamkan sejak awal.

“Kami mendukung dan siap selalu bersinergi dengan TNI dalam menjaga kedaulatan negara. Sebab menjaga keutuhan dan martabat negara bukan hal asing bagi Banser,” ucap Nusron.

Nusron juga mengingatkan bahwa Banser siap jika sewaktu-waktu diminta TNI untuk bahu-membahu menjaga negara. Bagi Ansor, mendukung kekuatan TNI adalah keharusan karena ini menjadi simbol kekuatan negara.

“Ansor dan NU siap di belakang TNI, kita ingin negara kuat, dan prasyaratnya adalah TNI harus kuat,” tandas Nusron yang juga menjabat Kepala BNP2TKI ini.

Sumber : http://news.detik.com/read/

.
Peringatkan Australia, TNI Siagakan Pasukan Khusus & Sukhoi

JAKARTA – Panglima TNI, Jenderal Moeldoko memperingatkan Australia untuk tidak mengganggu proses eksekusi dua terpidana mati kasus narkoba Andrew Chan dan Myuran Sukumaran. Menurutnya, para prajurit TNI sudah siap untuk mengawal jalannya hukuman cabut nyawa tersebut.

“Berkaitan pada konteks itu, militer kita sudah siap, jadi jangan coba-coba ada skenario yang mengganggu jalannya eksekusi,” ujar Moeldoko usai menerima Ketua Gerakan Pemuda (GP) Anshor di Mabes TNI, Cilangkap, Senin (23/2/2015).

Moeldoko menambahkan, saat ini ia telah memanggil pasukan khusus serta menyiapkan tiga pesawat tempur Sukhoi SU-30 guna mengantisipasi kemungkinan terburuk.

Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) itu juga mengingatkan Brasil, untuk tidak main-main dengan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Terlebih soal ancaman negeri samba itu atas eksekusi warganya, Rodrigo Gularte yang tengah menanti eksekusi mati karena persoalan narkoba.

“Saya sudah panggil pasukan khusus, ada tiga Sukhoi juga untuk mengawal, itu disiapkan saja, Panglima TNI harus keras, kalau politik bukan urusan tapi kedaulatan jangan main-main dengan saya,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua GP Anshor, Nusron Wahid menyatakan pendapat senada. Kader NU itu bahkan mengaku untuk berdiri di belakang TNI dalam memperjuangkan kedaulatan NKRI. “Anshor siap di belakang TNI,” ujar Nusron.

Untuk itu, secara khusus Nusron mengirim pesan kepada Perdana Menteri negeri Kanguru, Tony Abbot. Menurutnya, rakyat Indonesia akan membantu secara tulus jika negeri tetangga dilanda musibah.

Ia menambahkan, pemerintah tidak akan mengintervensi segala bentuk bantuan luar negeri. Namun, Nusron juga mengungkapkan kesiapannya jika Australia meminta kembali bantuannya terkait tsunami Aceh 2004.

“Kami sebagai rakyat terima kasih pada Pak Tony atas bantuan dalam tsunami Aceh, tapi kalau Australia ada bencana kita akan tulus, tidak akan intervensi dan kalau bantuan itu diminta, kita akan kembalikan bantuannya,” pungkasnya.

Sumber : http://news.okezone.com/read

.
Panglima TNI Tak Ingin Ikut Campur soal Kerja Sama Alutsista dengan Brasil

JAKARTA, KOMPAS.com — Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengaku tidak ingin mencampuri urusan kerja sama mengenai pembelian alat utama sistem persenjataan (alutsista) antara Pemerintah Indonesia dan Brasil. Moeldoko mengatakan, kelanjutan kerja sama tersebut bergantung pada keputusan pemerintah pusat.

“Itu dalam konteks politik, it’s not my business. Tetapi, kalau ada hal-hal yang berkaitan dengan kedaulatan, jangan main-main dengan saya,” ujar Moeldoko saat ditemui seusai bertemu dengan Gerakan Pemuda Ansor di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (23/2/2015).

Moeldoko mengakui, saat ini Indonesia masih melakukan kerja sama dalam bidang alutsista dengan Brasil. Beberapa kerja sama pembelian alutsista, misalnya pesawat tempur Super Tucano dan MLRS (Multiple Launch Rocket System).

Meski tidak ingin ikut campur dalam urusan politik kenegaraan, Moeldoko menjamin bahwa TNI akan selalu siap menjaga kedaulatan Indonesia. Dalam hal pelaksanaan eksekusi mati, Moeldoko mengatakan bahwa ia telah menyiapkan pasukan khusus untuk mengantisipasi ancaman dari negara lain.

“Urusan kerja sama dengan Brasil jangan terburu-burulah. Lagi pula itu bukan domain saya,” kata Moeldoko.

Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi I DPR Tantowi Yahya berpendapat perlu adanya evaluasi terkait kerja sama dengan Brasil. Langkah itu perlu dilakukan menyikapi keputusan Pemerintah Brasil yang menolak menerima Duta Besar Indonesia untuk Brasil, Toto Riyanto.

Presiden Brasil Dilma Rousseff menunda secara mendadak penyerahan credential Duta Besar RI untuk Brasil kepada Toto. Pembatalan penyerahan tersebut di saat Toto sudah berada di Istana Kepresidenan bersama dubes-dubes lain.

Hal ini terjadi di tengah pertentangan eksekusi seorang warga Brasil di Indonesia dan rencana hukuman mati warga kedua dalam waktu dekat.

Kemenlu menilai penolakan Presiden Brasil adalah bentuk tindakan yang tidak dapat diterima oleh Pemerintah Indonesia. Kemenlu telah menarik Toto dari Brasil untuk selanjutnya kembali ke Indonesia. Kemenlu protes keras terhadap penolakan tersebut.




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia