TRANSLATE

214 Prajurit terbaik lulus pendidikan Komando Kopassus

Senin, 2 Maret 2015

214 Prajurit terbaik lulus pendidikan Komando Kopassus

Merdeka.com – 214 Prajurit berhasil melalui proses pendidikan panjang untuk menjadi salah satu anggota tim elite TNI Angkatan Darat, Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Mereka berhasil melalui seluruh pendidikan komando, mulai dari kemampuan menembak, beladiri, fisik maupun penggunaan senjata tradisional hingga pendekatan dengan masyarakat.

Pendidikan komando yang dijalani seluruh prajurit ini dilakoni selama tujuh bulan yang masing-masing dibagi beberapa tahapan pelatihan selama 18 minggu. Tahap pertama, seluruh peserta dilepaskan di hutan dan pegunungan sebanyak dua kali selama enam minggu dan diakhiri tahap rawa laut selama empat minggu.

Meski sudah lulus pendidikan yang cukup melelahkan tersebut, Danjen Kopassus Mayjen TNI Doni Monardo meminta agar prajurit Komando Angkatan 97 tetap dekat dengan masyarakat. Titah tersebut merupakan pesan-pesan yang selalu ditekankan Panglima Besar Jenderal Soedirman.

“Tentara bukan merupakan suatu golongan di luar masyarakat, bukan suatu kasta yang berdiri di atas masyarakat, tentara tidak lain dan tidak lebih dari satu bagian masyarakat yang mempunyai kewajiban tertentu,” tegas Doni dalam upacara penutupan pendidikan di Pantai Permisan, Cilacap, Jawa Tengah, Sabtu (28/2).

Doni menambahkan lulusan pendidikan Kopassus ini tidak mengistimewakan dirinya saat berada di tengah masyarakat. Pembeda antara prajurit dengan warga hanya tugas dan tanggung jawabnya dalam menjaga kedaulatan negara.

“Prajurit Kopassus yang berasal dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat harus senantiasa dekat dan berjuang bersama-sama dengan masyarakat pada umumnya,” tegasnya.

Pendidikan Komando Angkatan 97 ini semula diikuti 251 personel, namun hanya 214 prajurit yang lolos. 37 Peserta yang gagal tersebut gagal melalui tes kesehatan. Dari seluruh peserta, Letda Inf Madsoni Masturi lulusan Akademi Militer 2013 menjadi lulusan terbaik dan berhak mendapatkan sangkur perak.

.
Ini pesan Danjen Kopassus Mayjen TNI Doni Monardo

LENSAINDONESIA.COM: Ciri khas prajurit komando adalah kekuatannya terletak pada kemampuan individu seperti menembak, beladiri, kemampuan fisik yang prima, dan kehandalannya dalam mempergunakan senjata tradisional, serta didukung kedekatan prajurit dengan masyarakat.

Danjen Kopassus Mayjen TNI Doni Monardo menyampaikan itu dalam amanatnya pada Upacara penutupan pendidikan Komando Angkatan 97 di Pantai Permisan, Cilacap, Jawa Tengah, Sabtu (28/2/15).

Baca juga: Terapkan bebas narkoba, 1300 personel Kopassus ikut tes urine dan Panglima TNI: Tinggalkan ego sektoral untuk solidkan TNI

Mayjen TNI Doni Monardo juga mengatakan, para prajurit Komando harus dekat dengan rakyat sesuai pesan yang disampaikan Panglima Besar Sudirman, yakni ‘Tentara bukan merupakan suatu golongan diluar masyarakat, bukan suatu kasta yang berdiri di atas masyarakat, tentara tidak lain dan tidak lebih dari satu bagian masyarakat yang mempunyai kewajiban tertentu.’

“Prajurit Kopassus yang berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat harus senantiasa dekat dan berjuang bersama-sama dengan masyarakat pada umumnya,” kata Danjen Kopassus.

Danjen Kopassus juga berharap dalam setiap diri Prajurit Kopassus tidak berkembang pemikiran bahwa lebih istimewa dari kelompok masyarakat lainnya. Yang membedakan dengan masyarakat hanyalah bidang tugasnya sebagaimana yang diamanatkan h negara. “Karena melalui kebersamaan dengan masyarakat inilah, maka prajurit Kopassus akan dapat mencapai keberhasilan dalam setiap pelaksanaan tugasnya.”

Pendidikan Komando yang berlangsung sekitar tujuh bulan itu, meliputi tahap basis selama 18 minggu, tahap hutan gunung selama 6 minggu, tahap gunung hutan selama 6 minggu, dan diakhiri tahap rawa laut selama 4 minggu.

Pendidikan Komando angkatan 97 jumlah peserta awal pendidikan 251 personel, yang berhasil lulus melalui pendidikan komando dan dilantik sebagai prajurit komando sebanyak 214 personel. Ada 37 peserta pendidikan Komando tidak lulus, karena kesehatan. Prajurit berhasil mendapatkan sangkur perak sebagai lulus terbaik, yaitu Letda Inf Madsoni Masturi lulusan akademi Militer 2013.




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia