TRANSLATE

TNI Berlatih Perang di Poso, 175 Warga Bakal Dievakuasi

Kamis, 26 Maret 2015

TNI Berlatih Perang di Poso, 175 Warga Bakal Dievakuasi

POSO, KOMPAS.com – Sebanyak 175 orang warga yang tinggal di dua dusun dan satu desa di Poso, Sulawesi Tengah, akan dievakuasi ke kampung lain sehari sebelum latihan perang TNI digelar. Mereka diungsikan untuk menghindari korban jiwa saat latihan gabungan TNI tersebut.

Warga yang dievakuasi itu berasal dari Dusun Tamanjeka, Dusun Sipatuo dan Desa Weralulu, Kecamatan Poso Pesisir. Mereka akan dipindahkan ke Desa Lape dan Desa Tokorondo pada Senin (30/3/2015) mendatang.

Komandan Distrik Militer (Dandim) 1307 Poso Letkol Infanteri Eron Firmansyah kepada sejumlah media, Rabu (25/3/2015) menjelaskan, evakuasi warga dilakukan hanya satu hari atau selama 12 jam atau paling lama 16 jam.

Menurut Eron, sejauh ini pihaknya melalui perangkat desa setempat telah melakukan pendataan dan menyampaikan imbauan agar warga untuk sementara tinggal dan menginap di tempat yang sudah disiapkan seperti kantor balai desa dan rumah-rumah penduduk di Desa Lape dan Tokorondo.

Dandim menambahkan, tidak semua warga Poso Pesisir dievakuasi. Mereka yang diungsikan, tempat tinggalnya berdekatan dengan lokasi latihan gabungan.

“Jadi, saya tegaskan tidak semua warga Poso Pesisir akan dievakuasi, hanya sebagian kecil saja dangan pertimbangan keamanan yang kemungkinan akan terkena dampak dari sasaran serangan udara TNI,” jelas Dandim.

Selain demi alasan keamanan, ratusan warga dievakuasi untuk diberikan bantuan obat-obatan dan pengobatan gratis dengan melibatkan puluhan tenaga medis dari TNI dan RSU Poso.

Mereka selanjutnya akan diperbolehkan pulang paling lambat sehari setelah puncak kegiatan latihan perang atau paling lambat pada Kamis (2/3/2015). Untuk menghindari terjadinya aksi pencurian terhadap rumah warga yang dievakuasi, pihak TNI telah memberikan jaminan keamanan dengan menempatkan sejumlah personel TNI di wilayah tersebut.

Penulis : Kontributor Kompas TV, Mansur
Editor : Farid Assifa

.
TNI Latihan Perang di Poso, Ratusan Warga akan Diungsikan

TRIBUNNEWS.COM, POSO – Sebanyak 175 orang warga yang tinggal di dua dusun dan satu desa di Poso, Sulawesi Tengah, akan dievakuasi ke kampung lain sehari sebelum latihan perang TNI digelar.

Mereka diungsikan untuk menghindari korban jiwa saat latihan gabungan TNI tersebut.

Warga yang dievakuasi itu berasal dari Dusun Tamanjeka, Dusun Sipatuo dan Desa Weralulu, Kecamatan Poso Pesisir.

Mereka akan dipindahkan ke Desa Lape dan Desa Tokorondo pada Senin (30/3/2015) mendatang.

Komandan Distrik Militer (Dandim) 1307 Poso Letkol Infanteri Eron Firmansyah kepada sejumlah media, Rabu (25/3/2015) menjelaskan, evakuasi warga dilakukan hanya satu hari atau selama 12 jam atau paling lama 16 jam.

Menurut Eron, sejauh ini pihaknya melalui perangkat desa setempat telah melakukan pendataan dan menyampaikan imbauan agar warga untuk sementara tinggal dan menginap di tempat yang sudah disiapkan seperti kantor balai desa dan rumah-rumah penduduk di Desa Lape dan Tokorondo.

Dandim menambahkan, tidak semua warga Poso Pesisir dievakuasi.

Login
Belum punya akun? Mendaftar
Atau

Tribun JualBeli

Kamis, 26 Maret 2015
Tribunnews.com

Tribunnews.com
News
Bisnis
Super Ball
Sport
Seleb
Lifestyle
Kesehatan
Travel
Techno
Images
Video
Lainnya

Tribunnews.com » Regional » Sulawesi
TNI Latihan Perang di Poso, Ratusan Warga akan Diungsikan
Kamis, 26 Maret 2015 02:20 WIB
TNI Latihan Perang di Poso, Ratusan Warga akan Diungsikan
Puspen TNI/Puspen TNI
LATIHAN PPRC DI POSO LIBATKAN 3.222 PERSONEL TNI – Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko menyaksikan paparan rencana latihan PPRC (Pasukan Pemukul Reaksi Cepat) TNI yang dipimpin oleh Panglima PPRC TNI Mayjen TNI Bambang Haryanto yang kesehariaannya menjabat Panglima Divisi-2/Kostrad, bertempat di Gedung PPRC Markas Divisi-2/Kostrad, Malang, Jawa Timur, Jum at (20/3/2015). Latihan PPRC di Poso yang melibatkan kurang lebih 3.222 personel TNI, mengambil tema ?PPRC TNI melaksanakan Operasi Militer untuk Perang (OMP) dengan melaksanakan penindakan awal untuk menghancurkan agresor guna merebut kembali Poso Sulteng dalam rangka mempertahankan keutuhan dan kedaulatan NKRI?. (Puspen TNI).

Mereka yang diungsikan, tempat tinggalnya berdekatan dengan lokasi latihan gabungan.

“Jadi, saya tegaskan tidak semua warga Poso Pesisir akan dievakuasi, hanya sebagian kecil saja dangan pertimbangan keamanan yang kemungkinan akan terkena dampak dari sasaran serangan udara TNI,” jelas Dandim.

Selain demi alasan keamanan, ratusan warga dievakuasi untuk diberikan bantuan obat-obatan dan pengobatan gratis dengan melibatkan puluhan tenaga medis dari TNI dan RSU Poso.

Mereka selanjutnya akan diperbolehkan pulang paling lambat sehari setelah puncak kegiatan latihan perang atau paling lambat pada Kamis (2/3/2015).

Untuk menghindari terjadinya aksi pencurian terhadap rumah warga yang dievakuasi, pihak TNI telah memberikan jaminan keamanan dengan menempatkan sejumlah personel TNI di wilayah tersebut.

.
Komnas HAM Ingatkan Soal Peluru Tajam di Latihan TNI Poso

VIVA.co.id – Komisi Nasional Hak Asasi Manusia mengingatkan agar Tentara Nasional Indonesia tetap menghargai hak asasi dalam latihan operasi Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) yang dilangsungkan di Poso, Sulawesi Tengah. Sebab penggunaan sejumlah peralatan operasi dikhawatirkan akan berakibat tidak baik kepada masyarakat di sekitar lokasi latihan.

Salah satunya adalah penggunaan peluru tajam yang disinyalir akan digunakan oleh 3.222 personel TNI yang berlatih.

“Kepada masyarakat untuk selalu waspada terhadap latihan tersebut, karena akan menggunakan peluru tajam, serta nantinya bisa berkembang kepada operasi penanganan ISIS di Indonesia,” ujar Komisioner Komnas HAM Otto Nur Abdullah, dalam keterangan persnya, Rabu 25 Maret 2015.

Tak cuma itu, Komnas HAM juga mengingatkan agar selama proses latihan tersebut, TNI tetap mengedepankan penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia. Kemudian tetap menjaga penegakan hukum yang tak melanggar norma-norma di masyarakat.

“Kepada Wakapolri Komjen Pol Badrodin Haiti, kami juga meminta untuk menjaga law enforcement dalam penegakan hukum,” kata Otto.

Seperti diketahui, terhitung sejak 22 Maret 2015 hingga 15 April 2015, ribuan personel TNI itu terdiri dari Kopassus (AD), Marinir-Kopaska (AL) dan Paskhas (AU) sudah dikerahkan dalam latihan operasi militer yang tergabung dalam PPRC di Poso.

Adapun tujuan Latihan PPRC adalah, pertama, melatih keterampilan unsur pimpinan dan pembantu pimpinan dalam menyusun konsep operasi melalui prosedur hubungan Komandan dan Staf.

Kedua, menguji konsep operasi sebagai hasil dari proses pengambilan keputusan Komandan PPRC TNI dan Staf dalam rangka mengantisipasi dan merespons kemungkinan kontijensi di wilayah tertentu.

Ketiga, menguji kemampuan dan keterampilan satuan PPRC TNI dalam melaksanakan tindakan awal terhadap kontijensi yang timbul di wilayah sesuai Rencana Operasi yang disusun.




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia