TRANSLATE

Libatkan TNI AL, Kemenkop Gelar Program Kewirausahaan Seribu Nelayan

Rabu, 8 April 2015

Libatkan TNI AL, Kemenkop Gelar Program Kewirausahaan Seribu Nelayan

JAKARTA (Pos Kota) – Seribu keluarga nelayan di Labuan, Kab Pandeglang, Banten, Selasa pagi, ikut program kewirausahaan. Kegiatan yang digelar Kementerian Koperasi dan UKM ini juga melibatkan TNI AL, Bank Mandiri dan IBM Indonesia.

“Ke depan, kami akan fokus dan konsentrasi membina dan mendorong keluarga nelayan dan petani berwirausaha,” kata Deputi Pengembangan SDM Prakoso BS, sekembalinya dari acara Bedah Desa Pesisir, di Labuan, Pandeglang, Banten , Selasa (7/4) petang.

Program kewirausahaan ini bertujuan untuk mengembangkan jiwa wirausaha keluarga nelayan di wilayah pesisir.

Sehingga para nelayan bisa tenang melaut, karena keluarga yang ditinggalkan tetap bisa makan, menyekolahkan anak dan sebagainya.

“Targetnya adalah membuat keluarga nelayan sejahtera dan mapan dengan memiliki usaha,” terangnya.

Kemenkop dan UKM juga akan melakukan pendampingan di program kewirausahaan tersebut. Mulai dari produksi, packaging, pemasaran, hingga manajemen keuangan.

“Jenis pelatihannya pun beragam, seperti merajut, menjahit, dan sebagainya,” ujarnya.

Pihaknya juga akan mengarahkan para nelayan dan petani untuk membentuk koperasi keluarga, sehingga mampu mengurangi tekanan para rentenir yang selama ini melingkari kehidupan mereka.

SALAH SATU CARA

Dalam sambutan pembukaan, Menteri Koperasi dan UKM Anak Agung Gede Ngurah (AAGN) Puspayoga mengungkap program Bedah Desa Pesisir merupakan salah satu cara untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia.

“Dengan tingkat kesenjangan pendapatan yang semakin besar, pemerataan pendapatan masyarakat diperlukan disamping pertumbuhan ekonomi secara nasional,” jelasnya.

Menurut menteri, pelatihan bagi keluarga nelayan amat diperlukan, karena belum tentu nelayan melaut itu selalu mendapatkan ikan. “Keluarga nelayan kita latih kewirausahaan untuk mendapat nilai tambah.”

Pelatihannya apa disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing masyarakat pesisir. “Jadi bukan berdasarkan keinginan Kemenkop, tapi pelatihan apa yang dibutuhkan di sini. Kami perlu segera masukan itu,” tandasnya.

Puspayoga berharap pelatihan lebih dititikberatkan pada industri hilirisasi. Misalnya, industri kecil pengolahan ikan agar memiliki nilai tambah.

.
Kemenkop, TNI AL, Bank Mandiri & IBM Latih Keluarga Nelayan Jadi Wirausahawan

Bisnis.com, JAKARTA — Kementrian Koperasi dan UKM melaksanakan program kewirausahaan bagi 1000 keluarga nelayan di Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten. Pemerintah menggandeng TNI AL, Bank Mandiri, dan IBM Indonesia untuk merealisasikan kegiatan tersebut.

Deputi Pengembangan SDM Kementerian Koperasi dan UKM Prakoso BS mengatakan pemerintah fokus untuk membina dan mendorong keluarga nelayan di seluruh Indonesia supaya ingin berwirausaha.

“Kita akan memberikan pelatihan kewirausahaan dan vocational yang dibutuhkan keluarga nelayan,” ujarnya di Jakarta, Selasa (7/4/2015).

Dia memaparkan target program ini adalah membuat keluarga nelayan sejahtera dan mapan dengan memiliki usaha. Karena itu, Kemenkop UKM melakukan pendampingan pelatihan wirausaha kepada keluarga nelayan dan petani.

“Kita dampingi mereka mulai dari produksi, packaging, pemasaran, hingga manajemen keuangan. Jenis pelatihannya pun beragam, seperti merajut, menjahit, dan sebagainya”, ujar Prakoso.

Kemenkop UKM menyediakan dana dekonsentrasi sebesar Rp100 miliar untuk mensukseskan program tersebut di 34 provinsi di seluruh Indonesia.

Selain kewirausahaan, Prakoso juga mendorong keluarga nelayan dan petani untuk berkoperasi. “Kita arahkan untuk membentuk koperasi keluarga, sehingga mampu mengurangi tekanan para rentenir yang selama ini melingkari kehidupan para nelayan dan petani,” jelas Prakoso.

Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga mengatakan jenis pelatihannya disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing masyarakat pesisir.

“Jadi, bukan berdasarkan keinginan Kemenkop UKM, tetapi pelatihan apa yang dibutuhkan disini. Kami perlu segera masukan itu”, kata Puspayoga.

Meski begitu, Puspaya berharap bahwa pelatihan lebih dititikberatkan pada industri hilirisasi. Misalnya, industri kecil pengolahan ikan agar memiliki nilai tambah.




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia