TRANSLATE

Pesawat TNI Berhasil Evakuasi 300 WNI dari Jizan

Rabu, 8 April 2015

Pesawat TNI Berhasil Evakuasi 300 WNI dari Jizan

Metrotvnews.com, Jizan: Pesawat TNI jenis Boeing 737-400 A-7305 dari Skadron Udara 17 yang tergabung dalam misi Percepatan Evakuasi Warga Negara Indonesia di Yaman, sampai saat ini telah berhasil mengevakuasi 300 orang WNI yang berada di Jizan, Arab Saudi menuju Muskat dan Salalah, Oman.

Para WNI yang sebagian besar terdiri dari mahasiswa dan beberapa pramugari serta TKI telah meninggalkan daerah konflik di Sana’a, Yaman, dan berhasil dievakuasi melalui jalan darat melalui Al Hudaidah oleh Tim Advance menuju Jizan, Arab Saudi untuk diteruskan menuju ke Muskat dan Salalah, Oman.

Seperti diberitakan sebelumnya, pada Minggu kemarin, pesawat TNI AU Boeing 737-400 telah berhasil mengevakuasi 110 WNI yang berada di Jizan, Arab Saudi menuju Muskat, Oman dengan selamat, walaupun harus terbang lebih lama 45 menit dari jadwal semula dikarenakan FLIGHT clearance dari otoritas Arab Saudi yang mengharuskan merubah rute penerbangan.

Satu hari sebelumnya, pesawat TNI AU Boeing 737-400 juga telah berhasil mengevakuasi 110 WNI yang berada di Jizan, Arab Saudi untuk diterbangkan menuju Bandara Muskat, Oman dan telah diterbangkan menuju daerah asal masing-masing di Indonesia menggunakan pesawat komersial.

Sedangkan pada hari ini, Senin (6/4/2015), pesawat TNI AU Boeing 737-400 telah berhasil mengevakuasi 80 WNI yang berada di Jizan, Arab Saudi menuju Salalah, Oman dan akan segera diterbangkan ke Tanah Air dengan penerbangan komersial sampai tujuan di daerah masing-masing.

WNI yang dibawa dari Jizan ke Oman, transit satu hari di Salalah untuk menunggu jadwal penerbangan ke Tanah Air. Turut dalam penerbangan tersebut Duta Besar (Dubes) RI untuk Yaman Bapak Wazid Fauzy beserta staf KBRI.

Tim satgas penyelamatan untuk pengangkutan WNI yang berjumlah 22 personel tersebut, terdiri dari 12 orang Crew Pesawat, 4 orang dari Satuan Bravo Paskhas, 2 orang Penerangan, 3 dari Kemenlu dan 1 Supervisi dari Mabes TNI, dipimpin oleh Letkol Penerbang I.G. Putu Setia Dharma. Selanjutnya, Tim Satgas Percepatan Evakuasi Warga Negara Indonesia di Yaman kembali ke Salalah, Oman, guna melakukan konsolidasi untuk misi berikutnya.

Indonesia berusaha mengevakuasi seluruh warganya dari Yaman, negara yang saat ini dilanda konflik berkepanjangan antara pemberontak Houthi dengan pemerintah.

.
TNI AU Berhasil Evakuasi 300 WNI dari Yaman

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sejak resmi dilepas Kepala Staff Angkatan Udara (KSAU), Marsekal TNI Agus Supriatna, tengah pekan lalu, pesawat Boeing 737-400 milik TNI AU berhasil mengevakuasi setidaknya 300 WNI dari Yaman. Pesawat Boeing 737-400, yang berasal dari Skuadron Udara 17 ini, memang bergabung dalam Satgas Misi Percepatan Evakuasi WNI di Yaman.

Namun, evakuasi ini tidak dilakukan langsung dari wilayah Yaman. Hal ini lantaran wilayah Yaman masih dianggap terlalu berbahaya. Alhasil, setelah dievakuasi lewat jalur darat dari Sana’a melalui Al Hudaidah, WNI tersebut diarahkan menuju Jizan, Arab Saudi. Kemudian dari Jizan, WNI tersebut diangkut oleh pesawat Boeing 737 menuju Muskat dan Salalah, Oman.

Pengangkutan 300 WNI ini pun dilakukan selama tiga hari. Pada Ahad (5/4), pesawat TNI AU berhasil mengevakuasi 110 WNI. Meski harus menunggu selama 45 menit lantaran masalah FLIGHT clearance dari otoritas Arab Saudi, para WNI itu akhirnya dapat diangkut menuju Oman. Pun pada Sabtu (4/4), saat 110 WNI berhasil dibawa dari Jizan. Terakhir, pada Senin (6/4), pesawat Boeing 737-400 itu berhasil mengevakuasi 80 WNI. Nantinya dari Muskat dan Salalah, para WNI tersebut diterbangkan menuju Indonesia dengan pesawat komersial.

KSAU mengakui, memang ada sejumlah kendala dalam melakukan upaya evakuasi tersebut. Salah satunya adalah kondisi Yaman yang belum stabil. Bahkan, dari tiga tempat yang disiapkan sebagai tempat evakuasi, justru kondisi keamananya tidak kondusif. ”Akhirnya ke tempat lain, melalui jalur darat yang dianggap lebih aman,” ujar Agus saat menghadiri gladi resik persiapan HUT TNI AU di Lanud Halim Perdanakusumah, Jakarta, Selasa (7/4).

Tidak hanya itu, pesawat TNI AU juga masih harus menunggu FLIGHTclearance dari otoritas Arab Saudi. Pasalnya, wilayah udara di sekitar Jizan berada dalam penguasaan Arab Saudi. Secara khusus, Agus menyebut, salah satu alasan pemilihan Boeing 737-400 adalah kapasitas yang cukup banyak dalam sekali angkut, yaitu mencapai 110 orang. ”Jadi kami siapkan Boeing 737-400 karena jam terbangnya yang sudah banyak dan bisa angkut 110 warga,” lanjut Agus.REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sejak resmi dilepas Kepala Staff Angkatan Udara (KSAU), Marsekal TNI Agus Supriatna, tengah pekan lalu, pesawat Boeing 737-400 milik TNI AU berhasil mengevakuasi setidaknya 300 WNI dari Yaman. Pesawat Boeing 737-400, yang berasal dari Skuadron Udara 17 ini, memang bergabung dalam Satgas Misi Percepatan Evakuasi WNI di Yaman.

Namun, evakuasi ini tidak dilakukan langsung dari wilayah Yaman. Hal ini lantaran wilayah Yaman masih dianggap terlalu berbahaya. Alhasil, setelah dievakuasi lewat jalur darat dari Sana’a melalui Al Hudaidah, WNI tersebut diarahkan menuju Jizan, Arab Saudi. Kemudian dari Jizan, WNI tersebut diangkut oleh pesawat Boeing 737 menuju Muskat dan Salalah, Oman.

Pengangkutan 300 WNI ini pun dilakukan selama tiga hari. Pada Ahad (5/4), pesawat TNI AU berhasil mengevakuasi 110 WNI. Meski harus menunggu selama 45 menit lantaran masalah FLIGHT clearance dari otoritas Arab Saudi, para WNI itu akhirnya dapat diangkut menuju Oman. Pun pada Sabtu (4/4), saat 110 WNI berhasil dibawa dari Jizan. Terakhir, pada Senin (6/4), pesawat Boeing 737-400 itu berhasil mengevakuasi 80 WNI. Nantinya dari Muskat dan Salalah, para WNI tersebut diterbangkan menuju Indonesia dengan pesawat komersial.

KSAU mengakui, memang ada sejumlah kendala dalam melakukan upaya evakuasi tersebut. Salah satunya adalah kondisi Yaman yang belum stabil. Bahkan, dari tiga tempat yang disiapkan sebagai tempat evakuasi, justru kondisi keamananya tidak kondusif. ”Akhirnya ke tempat lain, melalui jalur darat yang dianggap lebih aman,” ujar Agus saat menghadiri gladi resik persiapan HUT TNI AU di Lanud Halim Perdanakusumah, Jakarta, Selasa (7/4).

Tidak hanya itu, pesawat TNI AU juga masih harus menunggu FLIGHTclearance dari otoritas Arab Saudi. Pasalnya, wilayah udara di sekitar Jizan berada dalam penguasaan Arab Saudi. Secara khusus, Agus menyebut, salah satu alasan pemilihan Boeing 737-400 adalah kapasitas yang cukup banyak dalam sekali angkut, yaitu mencapai 110 orang. ”Jadi kami siapkan Boeing 737-400 karena jam terbangnya yang sudah banyak dan bisa angkut 110 warga,” lanjut Agus.

.
TNI Kerahkan Kapal Evakuasi WNI di Yaman

VIVA.co.id – Pemerintah dan TNI terus berusaha mengevakuasi ribuan WNI yang terjebak dalam konflik bersenjata di Yaman. Selain jalur udara, TNI tengah berusaha melakukan evakuasi WNI melalui jalur darat.

Panglima TNI, Jenderal Moeldoko, mengatakan, saat ini TNI berusaha berkoordinasi dengan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) agar kapal evakuasi milik TNI bisa masuk ke Yaman. Menurut Moeldoko, TNI memiliki kapal yang kini berada tidak jauh dari Yaman.

Kapal itu berada di wilayah Adai di Libanon. Kapal itu dikirimkan untuk menempatkan pasukan TNI yang tergabung dalam pengamanan PBB.

“Kapal kita yang sekarang di PBB di Libanon, perlu waktu tiga hari. Saya koordinasi dengan PBB untuk bisa digeser ke sana. Memang ada sedikit kendala untuk mengangkut teman-teman kita di Aden (salah satu kota di Yaman),” kata Moeldoko, di Istana Negara Jakarta, Selasa 7 April 2015.

Moeldoko menjelaskan, kapal yang akan dikirimkan ke Yaman itu adalah kapal baru yang sebenarnya akan dilayarkan menuju Indonesia.

“Ini kapal baru dehidros, kalau bisa kan mampir ke Aden, digeser ke sanalah. Ini persoalannya masih lama, yang di Libanon kita geser butuh waktu 3-4 hari,” kata Panglima.

Situasi yang masih memanas, kata Moeldoko, membuat evakuasi terhambat. Sehingga, kapal bantuan dari India juga belum bisa mengangkut WNI.

Untuk kapal dari Indonesia, Moeldoko mengatakan nantinya akan bertahan di Yaman hingga suasana mulai mereda dan bisa dilakukan proses evakuasi WNI yang masih terjebak.




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia