TRANSLATE

Lapas Pasir Putih Nusakambangan Siap Perang Hadapi ISIS

Selasa, 14 April 2015

Lapas Pasir Putih Nusakambangan Siap Perang Hadapi ISIS

Liputan6.com, Semarang – Petugas lembaga pemasyarakatan di Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah tidak gentar dengan beredarnya rekaman video di Youtube yang berisi ancaman ISIS akan menyerbu Pulau Nusakambangan untuk membebaskan Pimpinan Pondok Pesantren Al-Mukmin Ngruki Abu Bakar Ba’asyir.

Kalapas Pasir Putih Hendra Eka Putranto mengatakan, pihaknya akan dibantu berbagai pasukan keamanan dan siap untuk menghadapi ISIS.

“Di Nusakambangan kan ada regu jaga, ada Kopassus, jadi nggak ada masalah. Silakan saja, kalau mau. Nggak masalah, kita siap semua, kita nggak takut, kita siap perang,” kata Kepala Lapas Pasir Putih Hendra Eka Putranto di Cilacap, Senin (13/4/2015).

Hendra menyebutkan, tidak ada pengamanan khusus terhadap terpidana kasus terorisme yang menghuni Lapas Pasir Putih. Sebab, mereka diawasi ketat setiap saat.

“Di tempat kami ada 38 orang terpidana terorisme. Mereka berada satu blok, petugas blok selalu mengawasi mereka setiap hari,” kata Hendra.

Dia menuturkan, berdasarkan surat dari Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, pembesuk Ba’asyir dan terpidana kasus terorisme lainnya dibatasi. Yaitu, yang boleh berkunjung hanya 5 orang, terdiri dari istri dan anak-anaknya. Tidak heran setiap jadwal kunjungan pada Selasa dan Kamis, jumlah pembesuk terpidana kasus terorisme terlihat banyak.

“Itu bukan berarti mereka membesuk Ba’asyir semua. Di tempat kami ada 38 orang, kalau masing-masing dikunjungi 5 orang, tentu akan terlihat sangat banyak,” kata Hendra.

Hendra menegaskan, pihaknya tetap waspada. Pihak lapas juga berkoordinasi dengan polres, korem, kodim, Kopassus. Helikopter milik TNI Angkatan Darat (AD) juga terus berkeliling.

“Pada prinsipnya tidak ada masalah, dia mau mengancam, kita kan Merah Putih, silakan saja, kita siap tempur demi Merah Putih, negara tidak takut dengan teroris,” kata Hendra.

Dalam video di youtube berjudul Salim News alias Abu Jandal ini, seorang pria mengenakan penutup kepala serta membawa senjata mengancam akan membebaskan Abu Bakar Ba’asyir dari Lapas di Nusakambangan.

Dalam video berdurasi 3 menit ini, pemuda yang berseragam tentara ini dengan lantang mengaku akan membebaskan sejumlah terpidana terorisme yang kini menjadi tahanan Polri di Nusakambangan.

“Kepada Syechuna Abu Bakar Ba’asyir dan yang berada di penjara thogut, bersabarlah, kami akan membebaskan kalian dengan cara memisahkan badan dan kepala mereka. Kami akan membebaskan dengan tangan mujahidin,” demikian salah satu petikan ancaman tersebut.

.
TNI: Baasyir Bebas Sebarkan Paham Radikal di Nusakambangan

TEMPO.CO, Cilacap – Pengawasan terhadap narapidana terorisme dan pengunjung di sejumlah lembaga pemasyarakatan di Nusakambangan dinilai lemah. Lemahnya pengawasan membuat penyebaran paham radikal menjadi lebih mudah.

“Pengawasan yang lemah membuat Abu Bakar Ba’asyir leluasa menyebarkan paham radikalnya,” kata Komandan Korem 071 Wijaya Kusuma Banyumas, Kolonel Infanteri Edison, Selasa 14 April 2015.

Ia mengatakan, Abu Bakar Ba’asyir tetap menganggap bahwa Indonesia adalah negara togut (kafir) yang harus diperangi. Ia mengaku sudah bertemu langsung dengan Ba’syir di LP Nusakambangan.

Ba’asyir disebutnya masih sebagai seorang pembangkang tulen terhadap negara. Bahkan Ba’asyir berani menyalahkan Edison sebagai orang yang salah atas tugas yang di embannya pada negara ini. “Kami bertemu dengan Ba’asyir di dalam Lapas Nusakambangan beberapa waktu lalu dan saya disalahkan olehnya karena membela negara kafir,” katanya.

Atas fakta-fakta tersebut, kata Edison, perlu adanya peningkatan kewaspadaan semua pihak pengamanan di Nusakambangan, khususnya bagi para napi teroris dan pembesuk-pembesuknya. Ia menegaskan kewaspadaan itu perlu dilakukan setelah dia menelusuri jejak para pembesuk yang mengunjungi para napi terorisme, termasuk para pembesuk pemimpin Pondok Pesantren Ngruki, Abu Bakar Ba’asyir di Lapas Nusakambangan.

“Khusus Baasyir, pembesuk yang mengunjunginya sepanjang tahun 2014 , data yang saya peroleh itu tercatat lebih dari 900 orang. Ketika berkunjung, tidak sedikit pembesuk menanti dakwah Ba’asyir,” katanya.

Masih menurut Edison, jika pengamanan ketat di LP Nusakambangan, mestinya tidak akan terjadi para napi bisa berceramah bebas dari dalam lapas, bahkan ceramah yang terang-terangan melawan negara ini. “Tiap minggu kami mencatat ada setidaknya 15 orang yang besuk Ba’asyir. Parahnya juga semua narapidana di sana ditempatkan dalam satu blok, sehingga sudah kayak pesantren saja,” kata Edison.




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia