TRANSLATE

TNI AD sebut tergiur ratusan juta, sudah 600 WNI gabung ISIS

Selasa, 28 April 2015

TNI AD sebut tergiur ratusan juta, sudah 600 WNI gabung ISIS

Merdeka.com – Kadispenad TNI AD Brigjen TNI Wuryanto menegaskan jika prajurit TNI AD di mana pun siap menangkal pergerakan ISIS di Indonesia. Menurut Wuryanto, Pergerakan kelompok radikalis ISIS kian masif.

Dari Indonesia, sudah 500-600 WNI yang sudah berangkat menjadi anggota ISIS untuk berjuang bersama anggota lainnya di Suriah dan Irak.

“Sudah 500-600 WNI berangkat ke Irak dan Suriah jadi anggota ISIS. Yang kita khawatirkan adalah mereka berangkat bukan lagi secara per orangan tapi membawa serta keluarga. Mereka suatu saat akan menjadi kader-kader yang terlatih dan terdidik. Bahayanya, jika suatu saat mereka pulang, dengan jiwa militansi yang tinggi mereka akan kembangkan ISIS di tanah air. Oleh karena itu TNI AD siap mencegah dan menangkal ISIS di Indonesia,” ungkap Brigjen Wuryanto dalam diskusi yang bertaju Menangkal Radikalisasi Melalui Media Maya di Gedung Juang 45, Menteng, Jakpus, Senin (27/4).

Untuk langkah pencegahan tersebut, dijelaskan Wuryanto jika TNI AD akan melakukan pembinaan teritorial dalam mana menjadikan ruang demografi Indonesia bebas radikalisme dan khususnya pergerakan ISIS. Selain kepada masyarakat, pembinaan juga diarahkan kepada semua prajurit TNI AD agar tidak terpengaruh bujuk ISIS.

“Kami akan melakukan pembinaan teritorial agar wilayah Indonesia bebas paham radikalisme khususnya ISIS. TNI dari atas sampai Babinsa melakukan pencegahan terhadap upaya rekruitmen untuk mendirikan ISIS di RI. Selain itu, kepada prajurit TNI kami akan lakukan upaya pencegahan supaya tidak terpengaruh dengan bujuk rayu ISIS. Para prajurit juga harus mampu menjadi kader-kader yang menjelaskan kepada masyarakat tentang bahaya ISIS,” lanjut Wuryanto.

Dijelaskan Wuryanto, selama ini ISIS selalu merekrut pengikutnya karena alasan ekonomi. Dengan iming upah puluhan hingga ratusan juta rupiah, mereka menjadikan pengikutnya sebagai pasukan jihad di Irak dan Surya. Oleh karena itu, kata Wuryanto, pihaknya akan selalu berkoordinasi dengan Babinsa, Babinkamtibmas dan lurah untuk melakukan pendektesian secara dini.

“Selama ini ISIS selalu bidik keanggotaannya karena alasan ekonomi. Kami akan bantu menjaga ketahanan pangan di mana TNI akan turun ke sawah bantu masyarakat. Juga selalu berkoordinasi dengan Babinsa, Babinkamptimas dan Lurah untuk melakukan pendeteksian secara dini,” pungkas Wuryanto.

.
Cara TNI AD Cegah Masyarakat Terjerumus ISIS

TEMPO.CO, Jakarta – Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat Brigadir Jenderal Wuryanto mengatakan bahwa TNI AD punya strategi untuk menangkal masyarakat terjerumus dalam perekrutan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Menurut Wuryanto, masyarakat dari kalangan ekonomi menengah dan ke bawah rentan terhadap rekrutmen bergabung dengan negara Islam yang berpusat di Irak dan Suriah tersebut. Musababnya, ISIS mampu menjanjikan gaji Rp 50-150 juta per bulan untuk orang yang bersedia berangkat ke dua negara Timur Tengah itu.

“Salah satu cara kami dengan membantu masyarakat memerangi kemiskinan. Jika masyarakat mapan maka iming-iming materi kurang memikat mereka,” kata Wuryanto dalam sebuah diskusi di Menteng, Jakarta, Senin, 27 April 2015.

Walhasil, TNI memanfaatkan rencana swasembada pangan dan ketahanan pangan yang dicanangkan pemerintah. Prajurit TNI, seperti bintara pembina desa diterjunkan ke kantong-kantong petani. Mereka bertugas memberikan penyuluhan pertanian kepada petani.

“Babinsa akan bantu petani memaksimalkan panen mereka sampai tercapai swasembada,” kata Wuryanto.

Jika swasembada tercapai, maka perekonomian petani akan ikut terdongkrak. Alhasil finansial petani dan masyarakat yang bergantung pada pertanian akan mengalami perbaikan. “Kalau perekonomian sudah kuat, maka iming-iming uang dari ISIS tidak akan dihiraukan,” kata dia.

Selain itu, Babinsa juga akan diberikan tugas sosialisasi bahaya paham radikal ke masyarakat. Sosialisasi yang dilakukan merata ke seluruh desa di Indonesia akan menjadi strategi jitu mengurangi perkembangan paham radikal.

Selain memberikan sosialisasi, para Babinsa juga mampu mencari informasi keberadaan paham radikal di masyarakat. Jika peran Babinsa maksimal, maka TNI AD mampu mempersempit ruang gerak paham radikal, termasuk ISIS.

.
TNI AD Gencar Lakukan Pembinaan Teritorial

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – TNI Angkatan Darat menggencarkan pembinaan teritorial menjadikan ruang demografi Indonesia bebas radikalisme terkhususnya pergerakan ISIS.

Kadispen TNI Angkatan Darat (AD) Brigjen TNI Wuryanto menyampaikan, pembinaan ini dikhususkan kepada kepada seluruh prajurit TNI AD agar mereka dapat menjelaskan kepada masyarakat tentang bahaya gerakan islam radikal atau Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).

“Agar wilayah Indonesia bebas paham radikalisme khususnya ISIS,” kata Wuryanto. Menurutnya, selama ini ISIS kerap merekrut pengikutnya karena alasan ekonomi. Dengan iming upah puluhan hingga ratusan juta rupiah, mereka menjadikan pengikutnya sebagai pasukan jihad di Irak dan Syria.

Dengan alasan itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan Babinsa, Babinkamptimas dan lurah untuk melakukan pendektesian secara dini.
“Kami akan bantu menjaga ketahanan pangan di mana TNI akan turun ke sawah bantu masyarakat,” ujarnya.




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia