TRANSLATE

Alasan Menhan Ryamizard Ingin Beli Pesawat Sukhoi Baru

Kamis, 3 September 2015

Alasan Menhan Ryamizard Ingin Beli Pesawat Sukhoi Baru

Liputan6.com, Jakarta – Pemerintah Indonesia akan menambahkan inventaris alat utama sistem persenjataan (Alutsista) untuk TNI. Salah satu yang menjadi perhatian adalah pembelian pesawat tempur Sukhoi SU-35. Dalam waktu dekat, pembelian jet tempur buatan Rusia itu akan segera terealisasi.

Menteri Pertahanan (Menhan) Jenderal Purnawirawan TNI Ryamizard Ryacudu mengatakan, ?pihaknya akan membeli pesawat Sukhoi untuk satu skuadron. Namun Ryamizard belum memastikan berapa banyak pesawat yang akan dibeli.

“?Kita sudah sepakat dengan KASAU dan Panglima TNI beli Sukhoi untuk satu Skuadron dulu,” Ujar Ryamizard usai menginspeksi alutsista di Mako Yonif 201/JY, Jalan Raya Bogor, Gandaria, Jakarta Timur?, Rabu (2/9/2015).

Rencana pembelian alutsista itu, kata Ryamizard, tidak terganggu dengan permasalah ekonomi global saat ini. ?Belanja pesawat tempur itu tetap berjalan kendati bertahap sesuai kemampuan yang dimiliki pemerintah Indonesia.

?”Sudah ada pagunya tinggal dilaksanakan saja. Kalau rencana sudah oke. Kalau resapan berjalan semua pasti ekonomi akan berjalan dengan bagus.? Ekonomi itu kan semua babak belur ya. Baik Rusia, China, Malaysia juga. Jadi jangan terlalu menyalahkan pemerintah,” ucap Ryamizard.

“?Kita beli tidak sekaligus. Misalnya kalau kita pesan satu skuadron itu 16, ya kita beli 8 dulu atau 6. Nanti pasti 5 tahun lagi kan ada yang baru lagi, kita beli yang baru lagi,” imbuh dia.

Pertimbangan Beli Sukhoi

?Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) era Presiden Megawati ini menjelaskan pertimbangan pembelian pesawat buatan Rusia itu. Pembelian pesawat Sukhoi juga untuk menjalin kerja sama antara pemerintah Indonesia dengan Rusia dalam pengembangan alutsista.

“Yang jelas kita sudah ada Sukhoi jadi nyambung.? Kita beli dulu baru bisa buat. Kayak kita sekarang punya Sukhoi, kita sudah bisa buat bomnya. Itu (Pindad) saya suruh buat banyak-banyak aja biar kita latihan pakai bom bener,” ucap Ryamizard.

Lebih jauh, dia menegaskan pembelian tersebut bukan berarti Indonesia berpihak kepada Rusia. Pemerintah Indonesia menjalin kerja sama dengan negara manapun. Indonesia juga membeli alutsista dari negara-negara lain.

?”Kita juga beli Boeing, beli helikopter, pesawat angkut berat, Hercules juga. Jadi balance. Dengan Amerika kita kawan, Rusia kawan, China juga kita kawan semua. ?Kita negara nggak blok-blokan. Semua kawan, nggak ada musuh. Saya bilang Dubes dan Menhan negara lain, kita sama-sama, tidak memihak,” tandas dia.

Dirjen Perencanaan Pertahanan Kemenhan Marsekal Muda TNI M Syaugi menjelaskan pertimbangan lain pembelian pesawat Sukhoi. Menurut dia, pembelian itu merupakan bentuk kerja sama antara Indonesia dan Rusia berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan.

“Karena ada transfer of technology (TOT), ada offset industri, dan ada imbal data. Itu ada semua. Undang-undang Industri Pertahanan kan gitu. UU Nomor 16 Tahun 2012,” ucap Syaugi.

Offset pada pembelian pesawat Sukhoi, kata Syaugi, yakni harus ada komponen tertentu yang dibuat Indonesia. ?”Itu artinya apa yang dibikin di kita?. Maksudnya, apa yang dibeli itu ada barang yang kita bikin. Kan kita mempunyai kemampuan di industri pertahanan. Kalau imbal data itu artinya memakai komoditi kita,”? katanya.

“Semua itu disesuaikan dengan kemampuan kita. Jadi berapa kemampuan anggaran, kan tidak mungkin kita beli satu biji (pesawat) terus minta TOT bikinnya gimana. Jadi disesuaikan,” tandas Syaugi.

.
Komentar Menhan Ryamizard Usai Cek Alutsista TNI di 3 Tempat

Liputan6.com, Jakarta – Menteri Pertahanan (Menhan) Jenderal Purnawirawan TNI Ryamizard Ryacudu? turun langsung ke lapangan mengecek alat utama sistem persenjataan (Alutsista) TNI. Inspeksi itu dilakukan di 3 lokasi, yakni Makopassus, Mako Yonkav 1 Cijantung, dan Mako Yonif 201, Gandaria, Jakarta Timur.

Ryamizard mengatakan, kerusakan alutsista yang dimiliki TNI AD saat ini cukup ringan. Meski begitu, persoalan harus segera ditangani karena sangat berpengaruh pada penggunaan alutsista tersebut.

“?Ya kalau kita lihat tadi kerusakan ringan tapi menentukan,” ujar Ryamizard di Mako Yonif Mekanis 201/JY, Gandaria, Jakarta Timur, Rabu (2/9/2015).

Permasalahan tersebut, kata Ryamizard, seperti ?kerusakan pada sistem radio, teropong, hingga kehabisan peluru. “Ya seperti panser ada yang radionya rusak, kan nggak bisa berhubungan, nggak bisa komunikasi. Terus kekeran (terpong) juga dibeli, kita nggak bisa lihat dong kalau nggak ada kekeran.”

Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) itu juga menegaskan pemerintah telah memiliki anggaran yang cukup untuk kebutuhan alutsista TNI. Pihaknya akan membeli alutsista secara bertahap. Saat ini, prioritas yang harus dilakukan adalah melengkapi kekurangan alutsista yang sudah ada.

?”Sudah dianggarkan (pembelian alutsista). Itu akan bertahap. Tapi yang segera itu tadi, yang kecil-kecil dulu. Seperti senjata yang mulai tak bagus, terus kita punya tank Leopard tapi nggak punya peluru, itu kan harus dibeli, masak buat gagah-gagahan aja,” tandas Ryamizard.

Ryamizard menuturkan pihaknya telah menyerahkan laporan audit alutsista kepada Presiden Joko Widodo. Ia berharap, para prajurit TNI lebih bertanggungjawab dalam merawat alutsista tersebut.

“Audit sudah diserahkan, nggak terlalu ada masalah. Yang terpenting perawatan perlu ditingkatkan. Perawatan nggak boleh main-main dan alatnya harus baru,” pungkas Ryamizard.

.
Menhan sebut Mou pembelian Su-35 pada bulan September

Merdeka.com – Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengakui telah menyepakati pembelian satu skuadron atau 16 unit pesawat F-5 Tiger milik TNI Angkatan Udara yang akan memasuki masa pensiunnya dengan pesawat tempur Sukhoi SU-35 dari Rusia. Ryamizard mengatakan, bahwa pada bulan September 2015 akan ada penandatanganan pembelian Sukhoi dengan pihak Rusia.

“Kita sepakat (Panglima TNI dan Kasau) akan membeli satu skuadron Sukhoi SU-35 dari Rusia untuk menggantikan pesawat tempur F-5 Tiger,” kata Ryamizard usai sidak alutsista di Balatyon Yonif Mekanis 201 Jaya Yudha, Jakarta, Rabu (2/9).

Menurut dia, pihaknya memilih Sukhoi SU-35 sebagai pengganti F-5 Tiger karena TNI Angkatan Udara sudah terbiasa menggunakan Sukhoi. “Sekarang kita memiliki pesawat tempur dari Amerika (F-16), Tiongkok, dan Rusia. Kita bukan negara yang blok-blokan,” kata dia.

Lanjut dia, pembelian pesawat Sukhoi itu akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemampuan keuangan negara. “Kita ingin membeli satu skuadron, tetapi disesuaikan kemampuan pemerintah,” kata Ryamizard.

Di kesempatan yang berbeda, Dirjen Perencanaan Pertahanan Kemhan Marsekal Muda TNI M. Syaugi mengatakan bahwa pembelian pesawat Sukhoi 35 yang baru melalui alih teknologi atau transfer of technology (ToT) dengan pihak Rusia.

“Ini sesuai dengan aturan yang ada bahwa kalau kita ingin membeli alutsista harus ada ToT. Semua itu disesuaikan dengan kemampuan. Jadi, berapa kemampuan anggaran kan tidak mungkin kita minta satu unit terus minta TOT bikinnya gimana, jadi disesuaikan dengan uang yang ada,” kata Syaugi.

“Kita ini kan belum diputuskan uangnya berapa. Kita sudah ingin beli itu cepat-cepat. Penetapan dari Bappenas itu belum keluar. Mungkin dihitung-hitung dahulu dolarnya berapa. Berapa ini mampunya negara, ini kan dari pinjaman luar negeri,” tukas Syaugi.

.
Indonesia Segera Datangkan Pesawat Tempur Sukhoi-35

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Pertahanan (Kemenhan) akhirnya menentukan pesawat tempur pengganti F-5 Tiger. Sebelumnya, TNI AU sempat mengusulkan adanya pesawat tempur pengganti pesawat F-5 Tiger lantaran usianya sudah dianggap uzur.

Nantinya, F-5 Tiger rencananya akan digantikan oleh pesawat tempur buatan Rusia, Sukhoi-35. Kepastian rencana pembelian Sukhoi-35 ini pun disampaikan Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu, saat melakukan inspeksi Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) di Markas Kopassus, markas Batalyon Kavaleri (Yonkaf) I Kostrad, dan Batalyon Infanteri (Yonif) Mekanis 201/Jaya Yudha.

Menurut Menhan, pembelian Sukhoi 35 (SU-35) ini sudah berdasarkan kesepakatan dan kajian dari Kepala Staff Angkatan Udara, Marsekal TNI Agus Supriatna, dan Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, selaku pengguna Alutsista tersebut. ”Iya diganti (F-5). Kami sepakat, KSAU dan Panglima TNI, Sukhoi,” ujar Ryamizard kepada wartawan di Markas Yonif Mekanis 201/Jaya Yudha, Jakarta Timur, Rabu (2/9).

Lebih lanjut, Menhan menjelaskan, sebagai awalan, Indonesia akan membeli SU-35 paling tidak sebanyak satu skuadron, yang terdiri dari 16 pesawat. Namun, jumlah ini akan disesuaikan dengan alokasi anggaran yang telah ditetapkan pemerintah. Selain itu, pembelian Sukhoi-35 itu pun akan dilakukan secara bertahap, tidak langsung satu skuadron lengkap.

Ryamizard menambahkan, salah satu alasan Indonesia bakal membeli SU-35 lantaran Indonesia sudah memiliki pesawat Sukhoi, yaitu SU-27/30. Sehingga, teknologinya sudah ada dan tinggal diteruskan. Menhan menyebutkan, kelanjutan rencana pembelian SU-35 akan ditindaklanjuti dengan penandatanganan kesepakatan pembelian. ”Mungkin di sekitar bulan-bulan ini,” lanjut Ryamizard.

Kendati begitu, Menhan menyebutkan, keputusan membeli Sukhoi tidak akan mempengaruhi kedekatan dan hubungan dengan produsen asal negarar dari Alutsista tersebut. Tidak hanya dari Rusia, Indonesia juga memiliki rencana untuk membeli dari Boeing, seperti helikopter Chinook dan pesawat angkut kelas berat seperti Hercules.

”Ada yang dari Eropa, dari Amerika, dari Cina, balance-lah. Kita negara netral kok, semua kawan, tidak ada musuh. Jadi kita tidak berpihak kemana, kita beli semua,” lanjut mantan KSAD itu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Pertahanan (Kemenhan) akhirnya menentukan pesawat tempur pengganti F-5 Tiger. Sebelumnya, TNI AU sempat mengusulkan adanya pesawat tempur pengganti pesawat F-5 Tiger lantaran usianya sudah dianggap uzur.
Ditjen Rencana Pertahanan Kemenhan, Marsekal Muda TNI M Syaugi, menjelaskan, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan pihak Rusia, selaku negara asal produsen pesawat Sukhoi tersebut. Tidak hanya itu, Syaugi menyebut, pihaknya juga sudah memberikan spesifikasi teknis yang diinginkan Indonesia terkait pembelian pesawat tempur generasi 4,5 tersebut.

”Termasuk dengan sistem persenjataan pesawat tersebut. Biar sedikit tapi lengkap, daripada banyak tapi kosongan,” kata Syaugi kepada wartawan.

Syaugi menambahkan, dalam pembelian pesawat tempur itu, pihaknya tetap berpegang pada UU no.16 tentang Industri Pertahanan. Dalam UU tersebut dijelaskan setiap pembelian Alutsista baru harus disertai dengan adanya mekanisme transfer of technology (ToT). Sehingga untuk sejumlah komponen yang bisa dibuat oleh Indusrtri Pertahanan lokal, maka akan dibuat di Indonesia.

”Semua itu disesuaikan dengan kemampuan. Jadi berapa kemampuan anggaran, kan tidak mungkin kita minta satu unit terus minta ToT bikinnya bagaiman. Jadi disesuaikan dengan uang yang kita spend,” lanjut Syaugi.

Kendati begitu, Kemenhan masih akan menunggu alokasi anggaran yang disiapkan oleh pemerintah dalam pengadaan SU-35 tersebut. Sebelumnya, pilihan pengganti pesawat F-5 Tiger mengerucut pada dua jenis pesawat tempur, yaitu pesawat F-16 blok 70 buatan Amerika Serikat atau pesawat Sukhoi SU-35. Namun, pesawat pengganti F-5 Tiger diharuskan pesawat tempur generasi 4,5 ke atas.

.
Bulan Ini, Kemhan Beli Sukhoi Su-35 Gantikan Tiger F-5

JAKARTA – Kementerian Pertahanan (Kemhan) telah memutuskan membeli pesawat Sukhoi Su-35 buatan Rusia untuk menjaga kedaulatan wilayah udara Indonesia. Pesawat tersebut untuk menggantikan pesawat F-5 Tiger.

“Kita sepakat dengan KSAU dan Panglima, Sukhoi 35 satu skuadron dulu,” ujar Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu saat memeriksa kesiapan alat utama sistem persenjataan (alutsista) di Yonif Mekanis 201 Jaya Yudha, Jalan Raya Bogor KM 28, Jakarta Timur, Rabu (2/9/2015).

Penandatanganan pembelian pesawat tersebut, kata Ryamizard, rencananya dilakukan pada bulan ini. (Baca: Satu Skuadron Sukhoi Su-35 Jaga Langit Indonesia)

Ryamizard menjelaskan alasan pembelian pesawat tersebut karena TNI sudah lama menggunakan pesawat tempur jenis Sukhoi. “Bulan ini, September (pembelian). Yang jelas kita sudah ada Sukhoi dari sebelumnya, jadi nyambung,” katanya.

Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) ini menambahkan, selain membeli alutsista buatan Rusia, TNI juga membeli berbagai alutsista dari negara-negara lain seperti Eropa, Amerika dan Rusia serta China.

“Tapi kita juga beli dari Boeing seperti, Chinook helikopter dan pesawat angkut berat juga ada Hercules. Jadi balance, dengan AS kita baik kawan, dengan Rusia baik kawan. Itukan kawan semua. Ada (alutsista) yang dari Eropa, Amerika, Rusia dan Cina, balance lah,” ujar Ryamizard.

Dia menegaskan, Indonesia merupakan negara netral dan menganggap semua negara sebagai kawan bukan musuh.

“Kita negara enggak blok-blokan. Kita negara netral. Saya bilang ke duta besar, kemudian dengan Menhan (negara-negara) lain, kita tidak berpihak kepada (salah satu blok) beli semua,” tuturnya.

Sumber : http://nasional.sindonews.com/read/1040015/14/bulan-ini-kemhan-beli-sukhoi-su-35-gantikan-tiger-f-5-1441215894




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia