TRANSLATE

Menhan Pantau Markas Batalyon Intai Amfibi

Selasa, 8 September 2015

Menhan Pantau Markas Batalyon Intai Amfibi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mendatangi markas Batalyon Intai Amfibi (Yon Taifib) 2 di Marunda, Jakarta Utara, Senin (7/9/2015). Dalam lawatan itu, Menhan memantau latihan para anggota TNI AL yang tergabung dalam batalyon tersebut.

Dengan menunggangi jeep Wrangler, Ryamizaed berkeliling area seluas 115 hektar yang mayoritas masih berbentuk hutan bakau dan rawa-rawa. Bunyi letusan pun tanda berjalannya latihan mengiringi mantan KASAD ini saat berkeliling dengan Jeep Wrangler TNI AL.

Sebagai pusat latihan, menurutnya markas Taifib memang strategis. Namun, ia menggaris bawahi akses berkeliling di area itu, banyak jalan bergelombang karena dulu daerah itu adalah areal tambak.

Karena itu, Ryamizard menginginkan perataan jalanan akses berkeliling. Pasalnya, jika tidak diperbaiki jalanan bisa ambles dan kendaraan militer bakal terjebak. Jika perlu, akan dikerahkan peralatan mengambil pasir dari laut untuk menimbun tanah-tanah bergelombang di situ.

“Ada dua kegunaannya, satu laut menjadi dalam, kedua daratan menjadi rata,” kata Ryamizard. Menurut Ryamizard, kondisi lapangan yang prima menjadi tuntutan serius untuk terus dipenuhi. Apalagi, para prajurit melakukan latihan berat menggunakan alutsista seperti tank amfibi. Terlihat juga latihan Kerjasama Infanteri Tank saat Menhan melakukan kunjungan ini.

Belasan tank jenis BMP 3F dan LVT 7 beerkejaran membentuk formasi di parit-parit untuk simulasi serangan kilat. Untuk memaksimaalkan latihan prajurit, kompleksi ini akan dijadikan Mako Pasukan Marinir 2. Saat ini pembangunan berjalan bertahap dengan target pada 2020, semua pasukan di KKO Cilandak dipindahkan.

Kritik Menhan itu memang sejalan dengan pembangunan yang direncanakan Dankormar Mayjen, Buyung Lalana. Buyung juga menunjukan maket pembangunan di kompleks Marunda. Tak ketinggalan, pembangunan perumahan untuk pasukan juga ikut diupayakan.

“Korps Marinir yang ada di wilayah barat hampir seluruhnya terpusat di Cilandak. Nantinya semua akan dipindahkan ke sini,” kata Buyung.

Hal tersebut disambut positif oleh Ryaamizard dengan mencanangkan untuk meminta bagian dalam program 1 juta rumah dari Menpora. Ia juga memberi saran agar tanah-tanah warga yang berada di sekitar kompleks untuk dibeli saja agar markas dan arena latihan bisa lebih luas lagi. Apalagi saat ini untuk mencari lahan, terutama di Jakarta, bukan hal yang mudah?.

.
Wakasal Dampingi Menhan Kunjungi Markas Marinir

RMOL. Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Wakasal) Laksdya TNI Widodo, S.E., M.Sc. mendampingi Menteri Pertahanan RI Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu melaksanakan kunjungan kerja ke Markas Marinir Marunda, Cilincing Jakarta Utara dan Kesatrian Pondok Dayung Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) III Jakarta, Senin (7/9). Menhan RI yang didampingi Irjen Kemhan Marsdya TNI Ismono Wijayanto menerima paparan dari Asrena Dankormar Kolonel Marinir Endi Supardi mengenai kondisi Kesatrian Marinir Marunda dan maket rencana pengembangan ke depan.

Usai menerima paparan, rombongan Menhan RI melaksanakan tour vacility dengan menggunakan ransus Denjaka serta beberapa unit kendaraan tempur BMP-3F dan BTR-50. Saat menyaksikan demo prajurit-prajurit Yontaifib-2 Mar melaksanakan latihan menembak reaksi di lapangan tembak, Jenderal (Purn) Ryamizard yang juga merupakan Warga Kehormatan Korps Marinir ke-34 ini mencoba menembak beberapa sasaran dengan tepat. Menurut Menhan syarat untuk menjadi prajurit yang profesional harus selalu berlatih berlatih dan berlatih sehingga perlu juga dipersiapkan sarana dan tempat latihannya.

Kunjungan kerja Menhan kemudian berlanjut ke Kesatrian Pondok Dayung. Di lokasi yang merupakan wilayah kerja Lantamal III dan Koarmabar ini, Menhan menerima paparan dari Kepala Staf Komando Armada RI Kawasan Barat (Kasarmabar) Laksamana Pertama (Laksma) TNI Dr. A. Octavian, S.T., M.Sc., D.E.S.D., mengenai pembangunan yang telah, sedang, dan akan dilaksanakan di Pondok Dayung. Usai menerima paparan, kegiatan kemudian berlanjut pada peninjauan fasilitas, sarana dan prasarana yang ada di Kesatrian Pondok Dayung, di antaranya, Fasilitas Pemeliharaan dan Perbaikan (Fasharkan) Jakarta, Satuan Komando Pasukan Katak (Satkopaska) Koarmabar, dan KRI Imam Bonjol-383.

Di samping Wakasal, hadir dalam acara Kunjungan Kerja Menhan RI, antara lain, Kabaranahan Kemhan Laksda TNI Ir Leonardi, Dirjen Strahan Kemhan Mayjen TNI Yudhi Iswastanto, Aslog Kasal Laksda TNI Ir. Harry Pratomo, Dankormar Mayjen TNI (Mar) Buyung Lalana, Pangarmabar Laksda TNI A. Taufiqoerochma M., S.E., serta para Pejabat TNI Angkatan Laut lainnya.

.
Menhan Akan Tambah Alutsista untuk Pasukan Elite AL Kopaska

JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyatakan akan menambah alat utama sistem senjata (alutsista) untuk pasukan elite TNI Angkatan Laut, Komando Pasukan Katak (Kopaska). Selama ini, alutsista untuk Kopaska dinilainya masih kurang memadai.

“Seperti tadi pasukan katak, ada banyak (yang kurang), seperti senjata seharusnya ada 400 hanya cuma ada 20-an, itu kan terlalu kurang. Itu saya akan tambah separuhnya dulu. Daripada 20 mendingan 200 kan. Alat-alat lain juga gitu, yang rusak yang sudah habis masa pakainya, kita akan beli,” kata Menhan usai meninjau Markas Kopaska, di Pondok Dayung, Jakarta Utara, Senin (7/9/2015).

Menurut Ryamizard, ia ingin melihat langsung bagaimana operasional di lapangan, baik alutsista maupun personelnya.

“Kalau personel saya lihat sudah sangat baik, walaupun harus terus berlatih, berlatih dan berlatih. Mulai kemarin AD sekarang AL. Masalah alutsista, peralatan masih banyak harus ditambah,” ucap Ryamizard.

Dalam kunjungannya itu, Ryamizard melihat-lihat pasukan dengan atribut khas Kopaska. Ada yang mengenakan tabung lengkap hingga atribut penyamaran. Berbagai perlengkapan bawah air juga menjadi perhatian khusus Menhan, seperti kendaraan bawah air, dive proportion device (DPD) dan kendaraan tempur bawah air, Sea Bob.

Sea Bob digunakan Kopaska untuk mempercepat saat mendekati sasaran musuh. Selain menghemat waktu karena tidak lagi perlu berenang, prajurit lebih mudah dalam menyergap sasaran.

Ryamizard lalu melihat berbagai jenis senjata dan perlengkapan menyelam yang dimiliki Kopaska. Ia juga mendapat pemaparan dari Kepala Staf Armabar Laksma TNI A Oktavian tentang keperluan-keperluan yang masih dibutuhkan pasukan katak.

“Besar harapan agar Mako Armabar bisa pindah ke sini. Dan agar ada akses jalan menuju Ksatrian Pondok Dayung ini jadi nggak hanya lewat penyeberangan,” ujar Oktavian saat memberikan pemaparan.

Ryamizard setelahnya lalu menuju lokasi fasilitas pemeliharaan dan perbaikan Lantamal III Jakarta yang letaknya berdekatan dengan Mako Kopaska. Jenderal purnawirawan bintang 4 itu mengecek gudang peluru, bengkel dok, dan break water. Sesudahnya Menhan masuk ke KRI Kapitan Pattimura-371 yang sedang sandar di Dermaga Lantamal III.

Ia menyatakan, masih banyak yang memerlukan tambahan, seperti pesawat tempur yang biayanya per satu unit bisa mencapai lebih dari Rp1 triliun.

“Tapi kalau ini (senjata dan perlengkapan) nggak sampai, hanya ratusan lah. Saya pikir masih terjangkau. Artinya (dari minimun essential force) ada tambahan-tambahan lah,” tutur Ryamizard.

Dirjen Perencanaan Pertahanan Kemhan Marsda TNI M Syaugi, menambahkan, anggaran untuk penambahan senjata dan perlengkapan lainnya akan diambil dari ditundanya pembuatan pesawat KFX, dimana pesawat tersebut merupakan program kerja sama Indonesia dengan Korea Selatan.

“Tadi peralatan Denjaka, Kopaska (yang kurang) ada senjata, alat selam. Itu sudah dicatat semua,” kata dia.

.
Menhan Pastikan Pembuatan Pesawat Tempur dengan Korsel Ditunda

Liputan6.com, Jakarta – Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu memastikan proyek pengerjaan pesawat tempur KFX/IFX antara Indonesia dan Korea Selatan mengalami penundaan. Hal tersebut karena proyek ini belum begitu penting di masa sekarang.

Menurut Ryamizard, saat ini ada banyak hal lain di bidang militer yang lebih penting. Termasuk peningkatan dan penambahan alutsista.

“Ditunda, sementara uang yang ada digunakan untuk prioritas apa, seperti sekarang ini (alutsista), itu bisa dipakai,” ujar Ryamizard di Komplek Lantamal III dan KOPASKA Pondok Dayung, Tanjung Priok, Jakarta, Senin 7 September 2015.

Menhan menambahkan, meski ada penundaan di masa mendatang tak tertutup kemungkinan proyek besar itu akan dilanjutkan. Sebab, bisa memproduksi pesawat tempur sendiri merupakan salah satu cita-cita Indonesia.

“Kalau industri pesawat terbang itu kan tidak terlalu penting, kita bisa beli sewaktu-waktu. Bisa diundurlah sekitar 10 tahunan,” jelas mantan Kepala Staf TNI AD ini.

Menambahkan pernyataan Rymizard, Direktur Jenderal Perencanaan Pertahanan Kemhan Marsda TNI M. Syaugi, yang ikut mendampingi Menhan meninjau beberapa komplek militer di Jakarta, menyebut proyek RI-Korsel untuk pembuatan pesawat tempur bukan hal mendesak.

Dia mengatakan, saat ini pendanaan militer lebih penting untuk meningkatkan dan penguatan alutsista nasional.

“Ini kunjungan beliau ke Angkatan Darat, AL, dan AU kan beliau banyak peralatan-peralatan senapan, alat-alat intelijen, yang begitu-begitu, nah itu akan didukung seperti anggaran itu,” pungkas Syaugi.

.
Proyek Pesawat Tempur RI-Korsel Ditunda, Menhan: Dana Investasi Tak Hilang

Jakarta – Program kerjasama pengembangan pesawat tempur KFX/IFX antara Indonesia dan Korea Selatan (Korsel) dievaluasi oleh pemerintahan Presiden Jokowi-JK. Menurut Menhan Ryamizard Ryacudu, penundaan kerjasama ini sudah dengan berbagai pertimbangan.

Menurut Ryamizad, salah satu pertimbangan, masih ada yang lebih prioritas dibanding proyek pengembangan pesawat tempur generasi 4,5 itu. Seri KFX/IFX sendiri setara dengan jet tempur tipe F-18 Super Hornet, Eurofighter Typhoon, hingga Dessault Rafale.

“Bukan batal, tapi ditunda. (Alasannya) kan banya kegiatan, banyak yang lebih penting. Kalau pesawat terbang kan enggak terlalu penting, kita bisa beli sewaktu-waktu. Bisa diundurlah, sabar 10 tahun lagi,” ungkap Ryamizard usai mengunjungi pasukan TNI AL di Lantamal III, Tanjung Priok, Jakut, Senin (7/9/2015).

Kerjasama antara RI dengan Korsel ini tidak hanya dengan skema G to G (government to government) namun juga diperkuat dengan skema B to B (business to business) antara PT Dirgantara Indonesia (PT DI) dan Korea Aerospace Industries (KIA). Di mana dalam kerjasama ini disepakati diadakannya transfer of technology (ToT).

Untuk versi Indonesia atau IFX, prototype rencananya akan diluncurkan pada tahun 2020 dan kemudian pada 2022, IFX akan diproduksi secara massal di Indonesia dengan disesuaikan dengan kebutuhan TNI. Pada 2014, PT DI bersama Kementerian Pertahanan dan Korsel telah memasuki tahap engineering manufacturing development dengan proses hingga 10 tahun ke depan.

“Itu tidak prioritas. Tapi kemudian hari kita harus bisa buat pesawat. Masak kita beli terus,” kata Ryamizard saat ditanya lalu bagaimana kelanjutan nasib proyek tersebut.

Menhan pun membantah ditundanya proyek ini dikarenakan masalah politik di negeri Ginseng itu. Ryamizard juga mengatakan, dana investasi yang telah dikeluarkan untuk kepentingan riset proyek pembangunan pesawat tempur ini tidak akan hilang karena adanya penundaan. Untuk diketahui, Indonesia telah mengucurkan dana sebesar Rp 600 miliar untuk riset dan pengembangan awal KFX/IFX.

“Kan ditunda. Jadi tidak hilang, hanya ditunda. Sementara uang yang ada saat ini bisa digunakan untuk prioritas lain,” tegas jenderal purnawirawan bintang 4 itu.

Sementara itu Dirjen Perencanaan Pertahanan Kemenhan, Marsda M Syaugi menjelaskan, dana yang sedianya akan digunakan dalam proyek KFX/IFX akan dialihkan ke pengadaan alutsista di matra-matra lain. Ia juga membantah penundaan ini dikarenakan Korsel yang tak mau menerapkan skema ToT.

“Bukan tidak mau membagi (alih teknologi), tapi proyek itu ditunda karena situasinya belum terlalu penting. Sehingga dialihkan ke hal-hal yang urgent,” tukas Syaugi di lokasi yang sama.

Sebelumnya Wapres JK saat berkunjung ke Korsel mengungkapkan mengenai penundaan ini. Pemerintah Indonesia disebutnya fokus pada pengadaan alutsista selain pengembangan pesawat tempur.

“Padahal kita butuh tank, senjata, butuh banyak. Jadi kita memberikan prioritas dulu yang kita butuhkan lebih banyak. Ya dia (PM Korsel-Hwang Kyo Ahn) juga minta (dilanjutkan) walaupun kita sudah evaluasi di kabinet. Ya kita lebih lanjutkan yang dibutuhkan banyak,” terang JK di Seoul, Kamis (27/8).

Tembakan Jitu Menhan Ryamizard Tumbangkan Seluruh Target Sasaran

Jakarta – Desing peluru melesat mengenai satu per satu sasaran kala Menhan Ryamizard Ryacudu menekan pelatuk senjata. Semua target sasaran tumbang berjatuhan.

Saat melakukan inspeksi di Batalyon Taifib 2 di Marunda, Jakarta Utara, Ryamizard unjuk kebolehan memegang senjata. Menggunakan 2 senjata laras panjang, Ryamizard berhasil mengenai 10 target sasaran dari pelat baja, Senin (7/9/2015).

Awalnya Ryamizard tertarik saat melihat 4 prajurit Yon Taifib sedang berlatih menembak di rawa-rawa dengan menggunakan sasaran target. Kemudian mantan Pangkostrad ini lalu ingin mencoba, hanya saja tidak dari lokasi di rawa-rawa.

Duduk di kursi dengan menggunakan kacamata pengaman dan pelindung telinga, Ryamizard menggunakan jenis senjata MP-9. Pada tembakan pertamanya dengan senjata untuk pertempuran jarak dekat itu, Ryamizard berhasil mengenai sasaran. Ryamizard pun lalu beralih menggunakan senjata serbu HK 416. Dengan 2 senjata tersebut dan dari jarak sekitar 30 meter, 10 pelat baja sasaran tembak seluruhnya jatuh.

“Satu peluru satu nyawa,” kata Menhan menganalogikan pelat baja yang berjatuhan.

Beberapa perwira tinggi dan pasukan yang hadir dalam acara tersebut bertepuk tangan setiap Ryamizard mengenai sasaran tembak. Tampak di antaranya Wakasal Laksdya Widodo, Dankormar Mayjen Mar Buyung Lalana, dan Danlatamal III Jakarta Brigjen Mar RM Trusono.

Saat dikonfirmasi usai melakukan kunjungan ke 3 lokasi, Ryamizard mengatakan menembak sudah menjadi bagian dari dirinya. Itu dikarenakan selama 14 tahun ia mengabdi sebagai prajurit TNI dulu, ia berada di daerah operasi.

“Saya ini orang lapangan, makanya saya sering ke lapangan. Saya 14 tahun di daerah operasi. Kerjaan saya begitu, ya latihan, (lalu) nembak. Saya sudah lama nggak (latihan) nembak,” tuturnya.

Selama menjadi Menhan, Ryamizard diketahui banyak melakukan kunjungan ke pasukan-pasukan di jajaran TNI. Jenderal purnawirawan bintang 4 ini mengaku merasa lebih ‘hidup’ ketika berada di lapangan bersama prajurit.

“Saya kan sudah bilang, saya 14 tahun di daerah operasi. Dari letnan sampai kolonel, saya naik pangkat di daerah operasi. Ini juga banyak gunanya, satu gunanya saya merasa hidup, karena dulu memang di situ (di lapangan),” jelas Ryamizard.

Kehadirannya untuk datang ke pasukan TNI pun disebutnya juga untuk menunaikan tugasnya sebagai Menhan. Yakni mengecek prajurit dan juga alutsista.

“Saya bisa melihat langsung prajurit bagaimana di lapangan. Ketiga alutsista apa yang kurang. Ini (misalnya peralatan) kecil-kecil kenapa nggak diadakan sekaligus. Jadi dengan saya datang, ini tertutup (masalah selesai),” Ryamizard menambahkan.

Lalu apakah dengan datang di tengah-tengah prajurit, Ryamizard sekaligus ingin bernostalgia dan melepas kangen ketika ia masih aktif sebagai pejuang di TNI seperti dulu?

“Ya pastilah (bernostalgia),” tutup mantan KSAD ini sambil tersenyum.

Sumber : http://news.detik.com/

.
Menhan: Purnawirawan TNI Boleh Tempati Rumah Dinas

JAKARTA – Kodam Jaya berencana melakukan pengosongan di Perumahan Perwira Mabad di Rawabelong dan Aula Komplek Hankam, Slipi Jakarta Barat. Meski urung dilakukan, tetapi perintah pengosongan sudah dilayangkan.

Menteri Pertahanan, Ryamirzad Ryacudu menegaskan, aturan rumah prajurit hanya berlaku selama prajurit masih hidup. Namun, jika prajurit tersebut telah meninggal, rumah tersebut tetap boleh ditempati oleh pasangan prajurit.

“Aturan dulu kalau tentara meninggal, istrinya boleh,” ujar Ryamirzad saat meninjau alutsista TNI AL di Jakarta Utara, Senin (7/9/2015).

Setelah itu, lanjut dia, jika istri prajurit meninggal maka keturunannya tidak diperkenankan untuk tinggal di rumah milik TNI itu. Mantan Pangkostrad tersebut meminta agar hunian dikembalikan ke pihak militer.

“Kalau istrinya sudah meninggal enggak boleh lagi, sudah dikembalikan tergantung TNI. Kalau di darat ya Kodam,” imbuhnya.

Sementara bagi purnawirawan yang masih menempati rumah TNI, Ryamirzad mengaku memperbolehkan. “(Purnawirawan) boleh, kan belum mati,” pungkasnya.

Seperti diketahui, sekira pukul 07.30 tadi, beredar kabar Perumahan Perwira Mabad Rawabelong akan dieksekusi oleh TNI. Hal yang sama juga berlaku untuk Aula Komplek Hankam Slipi, yang rencananya akan dikosongkan pada pukul 10.00 WIB.

Sumber : http://news.okezone.com/




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia