TRANSLATE

TNI Minta Tambahan Anggaran Rp 35 Triliun

Selasa, 8 September 2015

TNI Minta Tambahan Anggaran Rp 35 Triliun

JAKARTA, KOMPAS.com – TNI mengajukan anggaran tambahan sebesar Rp 35 triliun kepada Komisi I DPR. Hal itu disampaikan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo saat rapat dengar pendapat dengan Komisi I DPR, Senin (7/9/2015).

“Dari TNI minta tambahan sekitar Rp 35 triliun,” kata Gatot di Kompleks Parlemen, Senin malam.

Ada dua faktor yang yang menjadi alasan TNI mengajukan tambahan anggaran.

Pertama, kenaikan nilai tukar dollar terhadap rupiah. Saat penyusunan APBN 2015 di tahun 2014, asumsi nilai tukar dollar terhadap rupiah saat itu sebesar Rp 12.500.

“Nah, sekarang kan sudah naik jadi Rp 14.000 lebih. Jadi ada kenaikan beberapa persen tuh,” ujarnya.

Kedua, terbitnya Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2015 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di lingkungan TNI. Perpres yang ditandatangani Presiden Joko Widodo tanggal 31 Juli 2015 sebagai dasar hukum tunjangan kinerja baru di lingkungan TNI.

“Kalau 2015 itu tunjangan kinerja masih yang lama, ini kan salah satu faktor,” ujarnya.

.
Rapat Anggaran TNI di Komisi I DPR Digelar Tertutup

Jakarta, CNN Indonesia — Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menghadiri rapat dengar pendapat dengan anggota Komisi I DPR, Senin (7/9). Rapat yang digelar tertutup tersebut akan membahas anggaran belanja TNI yang dialokasikan melalui Kementerian Pertahanan.

Ketua Komisi I, Mahfudz Sidik, mengatakan anggaran untuk Kemhan pada tahun 2016 akan turun sekitar Rp 7 triliun dibandingkan anggaran tahun 2015 yang sebesar Rp 95,91 triliun.

“Sejak 2010 Kemhan dan TNI senantiasa mendapatkan peningkatan anggaran meskipun belum ideal. Tapi pada tahun 2016, pagu anggaran justru menurun Rp 7 triliun,” ungkap Mahfudz di ruang Komisi I DPR, Jakarta, saat membuka rapat.

Selain Panglima TNI, Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Agus Supriatna dan Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Ade Supendi juga menghadiri rapat dengar pendapat ini.

Pekan lalu, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu berharap anggaran belanja alutsista TNI pada tahun 2016 tidak berkurang meskipun rupiah melemah terhadap dollar Amerika Serikat.

“Anggaran tahun ini saja sudah berkurang, masa mau dikurangi lagi. Bagaimana ceritanya,” ungkap Ryamizard saat mengecek kondisi alutsista di Batalyon Infanteri 201 Jaya Yudha, Jakarta, Rabu pekan lalu.

Berapapun anggaran TNI yang dianggarkan pemerintah dan DPR, Ryamizard berkata, TNI akan membelanjakan anggaran dengan efisien. “Beli yang perlu saja. Yang sudah dipesan akan dibayar, biar resapan anggaran cepat,” tuturnya.

Dalam waktu dekat, Kemhan akan segera membeli satu skuadron pesawat Sukhoi Su-35 untuk menggantikan pesawat F5 Tiger yang makin uzur. Namun, pembelian tersebut akan dilakukan secara bertahap mengingat anggaran yang terbatas.

.
TNI Ajukan Anggaran Tambahan Rp35 Triliun

TRIBUNJOGJA.COM – TNI mengajukan anggaran tambahan sebesar Rp35 triliun kepada Komisi I DPR.
Hal itu disampaikan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo saat rapat dengar pendapat dengan Komisi I DPR, Senin (7/9/2015).

“Dari TNI minta tambahan sekitar Rp35 triliun,” kata Gatot di Kompleks Parlemen, Senin malam. Ada dua faktor yang yang menjadi alasan TNI mengajukan tambahan anggaran.

Pertama, kenaikan nilai tukar dollar terhadap rupiah. Saat penyusunan APBN 2015 di tahun 2014, asumsi nilai tukar dollar terhadap rupiah saat itu sebesar Rp12.500. “Nah, sekarang kan sudah naik jadi Rp14.000 lebih. Jadi ada kenaikan beberapa persen tuh,” ujarnya.

Kedua, terbitnya Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2015 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di lingkungan TNI. Perpres yang ditandatangani Presiden Joko Widodo tanggal 31 Juli 2015 sebagai dasar hukum tunjangan kinerja baru di lingkungan TNI.

“Kalau 2015 itu tunjangan kinerja masih yang lama, ini kan salah satu faktor,” ujarnya.




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia