TRANSLATE

Menhan Targetkan Miliki 100 Juta Kader Bela Negara

Jumat, 8 Januari 2016

Liputan6.com, Jakarta – Program Bela Negara yang dicetus oleh Kementerian Pertahanan (Kemhan) masih penuh kontroversi. Meski demikian, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu memiliki target cukup tinggi dalam mencari kader Bela Negara.

“Harapannya, Menhan ingin kita punya 100 juta Kader Bela Negara dalam 10 tahun ke depan sejak 2015,” tutur Sekjen Kemhan Ediwan Prabowo, di Kantor Kemhan, Jakarta, Minggu (20/12/2015).

Menurut dia, program ini sudah ada sejak 15 tahun terakhir. Hingga saat ini, sudah tercatat ada 67 juta kader Bela Negara. Mereka terdiri dari berbagai macam elemen, mulai masyarakat biasa hingga PNS.

Sebelumnya, Ryamizard mengatakan ini upaya negara untuk menangkal radikalisme dan membangun semangat nasionalisme pada generasi muda.

“Radikalisme akan dilawan dengan nasionalisme karena itu, Kementerian Pertahanan sedang merancang program Bela Negara untuk mahasiswa yang akan masuk perguruan tinggi,” ujar Ryamizard saat mengahdiri peringatan Hari Bela Negara di Monas, Jakarta, Sabtu 19 Desember 2015.

Menurut dia, tantangan bangsa ke depan adalah melindungi generasi muda dari aliran keagamaan sempalan yang memiliki sejarah kekerasan. Aliran itu, lanjut dia, biasanya mendorong radikalisme, mudah mengkafirkan dan tidak bisa menerima perbedaan pandangan dan keyakinan.

Oleh karena itu, dalam rangka memperingati Hari Bela Negara, Ryamizard juga berharap agar anak bangsa tidak terbujuk rayu bergabung dengan ISIS untuk berperang di negara orang.?

.
Puncak Bela Negara, 5 Ribu Orang Ikuti Gerak Jalan Sehat

Liputan6.com, Jakarta – Puncak peringatan Hari Bela Negara ke-67 pada 2015, Kementerian Pertahanan (Kemhan) menggelar Gerak Jalan Sehat Bela Negara. Acara ini diikuti oleh ribuan orang.

“Dengan kegiatan ini hampir 5 ribu hadir dan juga kita ajak adik-adik dalam lomba melukis dan mewarnai bertema patriotisme, nasionalisme, serta cinta tanah air, 2 ribu anak lebih ikut partisipasi,” kata Sekjen Kemhan Ediwan Prabowo, di Jakarta, Minggu (20/12/2015).

Dia menjelaskan, acara ini bertujuan untuk sosialisasi program bela negara. ?Melalui olahraga, Kemhan ingin memberikan penjelasan bela negara tidak melulu soal angkat senjata.

“Kementerian Pertahanan juga keluarga besarnya mengajak masyarakat pahami Hari Bela Negara, seperti kita ketahui peringatan kemarin dan berjalan lancar. Harapannya kegiatan bela negara yang dilakukan Kemhan dan kementerian lain bisa tersosialisasikan di lingkungan kita,” papar Ediwan.

“Dilaksanakan pula gerak sepeda, dari Monas ke Patung Pemuda di Senayan dan kembali ke sini,” tandas Ediwan.

Sebelumnya, juga telah digelar upacara merayakan Hari Bela Negara. Wakil Presiden RI Jusuf Kalla lah yang menjadi inspektur upacara.

Pada pidatonya, JK menyampaikan aksi bela negara tidak lagi dengan menggunakan senjata.

“Sejarah yang mengajarkan kita untuk membela negara, tapi kali ini tidak dengan senjata,” ujar JK di lapangan Silang Monas, Gambir, Jakarta Pusat, Sabtu 19 Desember 2015.

Bela Negara, Musisi Rock Luncurkan `Indonesia Kita`

Liputan6.com, Jakarta – Sejumlah musisi rock Indonesia bergabung untuk merilis album bertajuk ‘Indonesia Kita’. Lagu-lagu di album tersebut menjadi wujud apresiasi dalam menjalankan program bela negara.

Para musisi yang tergabung dalam album ‘Indonesia Kita’ di antaranya, Renny Djayusman, Jelly Tobing, Dewa Budjana, Roy Jeconiah, Ivanka ‘Slank’, Mel Shandy, Candil, Ita Purnamasari, Grass Rock dan masih banyak lagi.

“Kurang lebih ada sekitar 60 musisi yang bergabung untuk mempersembahkan mini album Indonesia Kita. Ini bukti nyata kalau para musisi juga siap bela negara, baik dengan karya dan pengabdian,” ucap Renny Djajusman saat ditemui di Kementerian Pertahanan Republik Indonesia, Jakarta Pusat, belum lama ini.

Album tersebut mempersembahkan lagu-lagu bertema nasionalisme yang kental terhadap perjuangan bangsa Indonesia. Diharapkan, album tersebut bisa menebarkan semangat bela negara kepada generasi muda.

Lagu-lagu tersebut antara lain berjudul “Indonesia Kita”, “ASAP”, “Indonesiaku”, “Kita Adalah Satu” dan “Nusantara 1”. Semua aransemen musik lagu-lagu tersebut dibalut nuansa musik rock sebagai lambang penyemangat.

“Tentunya kita berharap program bela negara ini didukung oleh masyarakat, khususnya generasi muda. Momentum ini harus kita rayakan bersama,” jelas dia.

.
Kemenhan Mau Latih Mahasiswa untuk Hadang Terorisme

TRIBUNPEKANBARU.COM, JAKARTA – Kementerian Pertahanan mulai merancang program bela negara untuk mahasiswa yang menempuh pendidikan di berbagai perguruan tinggi. Program bela negara ini dibutuhkan guna menangkal radikalisme dan membangun semangat nasionalisme pada generasi muda sejak usia dini.

“Cinta tanah air dan kebanggaan menjadi rakyat Indonesia tidak bisa ditawar lagi. Kita akan mendiskusikan dengan Kementerian Ristek dan Perguruan Tinggi termasuk Menteri Pendidikan soal konsep dan kurikulum program Bela Negara tersebut,” kata Menteri Pertahanan Jenderal (Purn) Ryamizard Ryacudu dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (19/12/2015).

Ryamizard mengatakan, tantangan bangsa ke depan adalah melindungi generasi muda dari aliran keagamaan sempalan yang memiliki sejarah kekerasan. Aliran itu biasanya mendorong radikalisme, mudah mengkafirkan, dan tidak bisa menerima perbedaan keyakinan.

“Serta biasanya menjauhkan semangat nasionalisme dan patriotisme,” ujar dia.

Menhan mengaku prihatin jika ada anak bangsa dapat terbujuk rayu bergabung dengan organisasi radikal seperti ISIS untuk berperang di negara lain. Setelah pulang, kata dia, mereka justru membawa bibit kekerasan dan menularkannya kepada yang lain.

“Negara harus memastikan ‘Merah Putih’ harus ada di sanubari para Generasi Muda sejak dini,” ucap Ryamizard.
Ryamizard berharap Polri dan Kemenkumham bertindak tegas terhadap ratusan WNI yang nyata-nyata terpantau pulang dari perang Suriah karena bergabung ISIS.

Aparat tidak cukup hanya memantau aktvitas mereka, tapi harus ada langkah tegas. Langkah tegas itu sebagai peringatan pada siapapun warga Indonesia, bahwa tindakan itu tidak dibenarkan dan dapat berkembang jadi ancaman makar terhadap NKRI yang berbahaya bila dibiarkan.

“Pembiaran Negara adalah pembenaran yang akan dibaca oleh publik. Kita punya tanggung jawab sejarah terhadap darah para pahlawan yang tumpah untuk menegakkan NKRI,” ucap dia.

Ryamizard juga menekankan, Presiden Jokowi sudah mengarahkan agar melihat ISIS sebagai ancaman nyata.
Indonesia juga, tambah dia, punya cara sendiri menghadapi ISIS tanpa harus ikut bergabung dalam koalisi yang dipimpin Arab Saudi.

“Semangatnya, kita sejalan menghadang ISIS. Kementerian Pertahanan dan TNI siap mendukung dan mem-backup Polri dan bekerja sama menangkal itu semua,” ucapnya.

.
Perangi Radikalisme, Kemenhan Rancang Program Bela Negara untuk Mahasiswa

JAKARTA, KOMPAS.com – Kementerian Pertahanan mulai merancang program bela negara untuk mahasiswa yang menempuh pendidikan di berbagai perguruan tinggi. Program bela negara ini dibutuhkan guna menangkal radikalisme dan membangun semangat nasionalisme pada generasi muda sejak usia dini.

“Cinta tanah air dan kebanggaan menjadi rakyat Indonesia tidak bisa ditawar lagi. Kita akan mendiskusikan dengan Kementerian Ristek dan Perguruan Tinggi termasuk Menteri Pendidikan soal konsep dan kurikulum program Bela Negara tersebut,” kata Menteri Pertahanan Jenderal (Purn) Ryamizard Ryacudu dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (19/12/2015).

Ryamizard mengatakan, tantangan bangsa ke depan adalah melindungi generasi muda dari aliran keagamaan sempalan yang memiliki sejarah kekerasan. Aliran itu biasanya mendorong radikalisme, mudah mengkafirkan, dan tidak bisa menerima perbedaan keyakinan.

“Serta biasanya menjauhkan semangat nasionalisme dan patriotisme,” ujar dia.

Menhan mengaku prihatin jika ada anak bangsa dapat terbujuk rayu bergabung dengan organisasi radikal seperti ISIS untuk berperang di negara lain. Setelah pulang, kata dia, mereka justru membawa bibit kekerasan dan menularkannya kepada yang lain.

“Negara harus memastikan ‘Merah Putih’ harus ada di sanubari para Generasi Muda sejak dini,” ucap Ryamizard.

Ryamizard berharap Polri dan Kemenkumham bertindak tegas terhadap ratusan WNI yang nyata-nyata terpantau pulang dari perang Suriah karena bergabung ISIS.

Aparat tidak cukup hanya memantau aktvitas mereka, tapi harus ada langkah tegas. Langkah tegas itu sebagai peringatan pada siapapun warga Indonesia, bahwa tindakan itu tidak dibenarkan dan dapat berkembang jadi ancaman makar terhadap NKRI yang berbahaya bila dibiarkan.

“Pembiaran Negara adalah pembenaran yang akan dibaca oleh publik. Kita punya tanggung jawab sejarah terhadap darah para pahlawan yang tumpah untuk menegakkan NKRI,” ucap dia.

Ryamizard juga menekankan, Presiden Jokowi sudah mengarahkan agar melihat ISIS sebagai ancaman nyata.

Indonesia juga, tambah dia, punya cara sendiri menghadapi ISIS tanpa harus ikut bergabung dalam koalisi yang dipimpin Arab Saudi.

“Semangatnya, kita sejalan menghadang ISIS. Kementerian Pertahanan dan TNI siap mendukung dan mem-backup Polri dan bekerja sama menangkal itu semua,” ucapnya.




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia