TRANSLATE

Menhan: Agama Sempalan Ancaman Bangsa di Masa Depan

Jumat, 15 Januari 2016

Jakarta, GATRAnews – Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menilai sistem pertahanan suatu negara telah berubah dari masa ke masa. Saat ini, hal yang perlu diberikan perhatian lebih adalah bagaimana melindungi mentalitas generasi muda. Khususnya dari paham radikalisme yang menggunakan kedok agama, atau yang disebut Ryamizard sebagai agama sempalan.

Menurut Menham, hal tersebut sangat berbahaya jika dibiarkan merasuk ke pikiran anak muda. Sudah banyak contoh generasi muda memutuskan untuk melarikan diri dari Indonesia ke Suriah, dan bergabung dengan kelompok radikal seperti ISIS.

“Tantangan bangsa Indonesia ke depan adalah melindungi generasi muda dari aliran keagamaan sempalan yang memiliki sejarah kekerasan,” kata Ryamizard Ryacudu saat menetapkan 19 Desember sebagai Hari Bela Negara di Jakarta, Minggu (19/12).

Menhan mengatakan nasionalisme serta patriotisme yang ditanamkan dalam pelajaran Pancasila dan Kewarganegaraan seringkali luntur jika pemuda mulai tertarik ke paham agama sempalan itu.

Ujungnya, mereka dinilai tak bisa menerima perbedaan atau kebhinekaan, dan mudah mengkafirkan orang. Lebih parah lagi lanjut Ryamizard, akan mengarah ke penghancuran golongan lain karena menganggap kepercayaan mereka yaang paling benar.

Saat ini Kementerian Pertahanan sedang merancang program Bela Negara untuk mahasiswa yang baru diterima di perguruan tinggi. Mantan KASAD itu menilai dengan program tersebut, negara secara langsung memastikan bahwa Indonesia berada di jiwa para generasi muda sejak dini.

“Cinta Tanah Air dan kebanggaan menjadi rakyat Indonesia tidak dapat ditawar lagi,” ucapnya.

.
Menhan Ryamizard Ryacudu Sebut ISIS Musuh Bersama

Menteri Pertahanan RI Jenderal (purn.) Ryamizard Ryacudu menegaskan kelompok teroris seperti ISIS merupakan musuh bersama, dan untuk mengatasi ancaman radikalisasi perlu bekerjasama dengan kalangan umat Islam.

“(ISIS) Itu adalah musuh kita bersama dan kita perlu mengambil langkah bersama untuk memberantas mereka,” tegas Menteri Ryamizard dalam wawancara dengan ABC yang disiarkan Senin (21/12/2015) malam.

Ditanya apakah posisi pemerintah Indonesia mendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad, Menhan RI mengatakan Suriah bukanlah musuh Indonesia.

“Rakyat Suriah adalah orang-orang yang baik, namun ISIS yang ada di sana adalah musuh kita bersama. Dan kita harus bersama-sama memberantas kelompok teroris ini,” tegasnya.

“Islam itu murni dan seharusnya mengajarkan cinta dan perdamaian. Kita perlu mendorong pengajaran Islam yang sebenarnya kepada masyarakat Muslim,” tambah Menteri Ryamizard.

“terserah kaum ulama dan pemimpin Islam untuk memastikan bahwa mereka mengerti ajaran Islam yang sebenarnya. Ini strategi yang kami jalankan di Indonesia,” kata Menhan RI yang datang ke Australia menghadiri pertemuan tingkat menteri 2+2.

PM Malcolm Turnbull bersama para menteri yang hadir dalam pertemuan 2+2 di Sydney, Senin (21/12/2015).

Menurut dia, Indonesia tentu saja akan mendukung upaya negara seperti Amerika Serikat jika ingin memberantas ISIS melalui pendekatan militer.

Namun dia mengingatkan negara berkepentingan untuk mendahulukan pendekatan damai dan konstruktif untuk mengatasi konflik di Suriah saat ini.

Ditanya mengenai hubungan pertahanan RI dan Australia, Menteri Ryamizard menyebutkan hubungan ini mengalami pasang-surutnya sendiri.

“Sebelumnya militer hanya menjadi instrumen dalam hubungan politik kita, dan saran saya sebaiknya hubungan militer ini tetap kuat terlepas dari apa yang terjadi dalam hubungan politik,” katanya.

“Kita bisa belajar dari pengalaman sebelumnya namun seharusnya tidak perlu terjadi lagi,” tambahnya.

Sumber : http://www.tribunnews.com




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia