TRANSLATE

Menhan: Jakarta dan Bali Target Serangan Teroris

Kamis, 28 Januari 2016

JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengungkapkan, ada dua lokasi yang menjadi target para pelaku teror saat ini. Selain Jakarta, pulau Bali menjadi target berikutnya. Karena itu, pengamanan diperketat di dua wilayah itu.

“Jakarta dan Bali. Bali ini dengan Jakarta begitu meledak, dunia ini ‘wah’, tapi kalau misalnya Parung, wah di mana itu Parung,” ujar Ryamizard di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (14/1/2015).

Di Jakarta, sebut Ryamizard, kawasan sekitar Hotel Indonesia dan Senayan yang menjadi sasaran kelompok teror. Informasi itu sudah diterimanya sejak 2-3 bulan lalu.

Sementara di Bali, Ryamizard tidak menyebutkan secara rinci. Dia hanya menjelaskan bahwa target dari aksi teror kali ini adalah membuat orang takut dan terpecah belah. (baca: Menhan Akui Aparat Lengah Antisipasi Kelompok Teror Bom Sarinah)

“Makanya, kita tidak boleh takut, harus hati-hati waspada,” imbuh dia.

Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat itu mengimbau kepada masyarakat untuk melaporkan setiap aktivitas warga yang mencurigakan di daerahnya. Deteksi dini diharapkan bisa mencegah aksi teror terjadi.

Ryamizard belum bisa mengidentifikasi keterkaitan kelompok teror bom di Sarinah dengan kelompok teroris atau radikal yang ada di Indonesia.

“Itu nantilah, kita tidak bisa bilang ISIS segala macam, ini sudah menyebar begitu, tapi yang namanya radikal ya,” kata Ryamizard.

Serentetan ledakan terjadi di sekitar pusat perbelanjaan Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, pada Kamis sekitar pukul 10.40.

Polda Metro Jaya merilis ada 17 orang tewas dan terluka dari peristiwa peledakan yang disusul dengan penembakan itu.

Sebanyak lima orang di antaranya adalah pelaku teror. Tiga orang pelaku tewas karena bom bunuh diri. Sisanya, pelaku tewas ditembak oleh aparat keamanan.

.
Bom Sarinah, Menhan: 2 Bulan Sebelumnya Sudah Terdeteksi

TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan pemerintah sejak awal sudah menemukan informasi mengenai potensi serangan teror di kawasan Senayan dan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat. Kawasan tersebut berdekatan dengan lokasi ledakan bom Sarinah di persimpangan Jalan M.H. Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis pagi, 14 Januari 2016.

“Satu atau dua bulan lalu kawasan Senayan dan HI memang sudah diberi peringatan,” katanya sebelum menghadiri rapat terbatas mengenai masalah keamanan di kompleks Istana.

Menurut dia, Badan Intelijen Negara juga sudah memberikan laporan soal potensi serangan tersebut. Ia mengakui pelaku penyerangan memanfaatkan kelemahan aparat. “Pelaku akan melihat, kalau aparat siap, ya tidak. Tapi kalau sebaliknya, dia lakukan itu,” ujarnya.

Ryamizard mengatakan peristiwa bom Sarinah yang terjadi bukan menunjukkan ketidaksiapan aparat. “Bukan tidak siap, kan susah dong,” ujarnya.

Ia juga mengapresiasi langkah kepolisian yang sigap mencegat pelaku yang mencoba masuk ke lokasi pusat belanja Sarinah. “Kalau tidak dicegat, yang meledak di dalam lebih dahsyat lagi,” tuturnya.

Pemerintah, kata dia, belum bisa menyimpulkan apakah pelaku merupakan anggota ISIS atau bukan. Menurut Ryamizard, paham terorisme dan radikalisme sudah sangat menyebar dan banyak kelompok teror yang muncul. “Yang namanya radikal, ya, kelompok itulah kira-kira, tapi ini kan belum tahu,” ucapnya.

.
Senayan dan HI Sudah Diincar Dua Bulan Lalu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu menyebut kawasan Senayan dan Bundaran Hotel Indonesia (HI) sudah ditargetkan menjadi sasaran teror sejak dua bulan lalu. Adapun serangan teror yang terjadi di Sarinah hari ini hanya berjarak sekitar satu kilometer dari Bundaran HI.

“Satu-dua bulan lalu memang kawasan Senayan dan HI (menjadi target),” kata Ryamizard di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (12/1).

Tak mau disebut kecolongan, Menhan menyebut bahwa aparat sudah mengantisipasi potensi teror. Hanya saja, dia mengatakan memang sulit menentukan kapan pelaku akan melancarkan aksinya.

Kendati serangan sudah terjadi, Rymizard tetap mengapresiasi kerja aparat keamanan. Sebab, bom sebenarnya ditargetkan untuk diledakkan di dalam gedung. Namun, polisi berhasil mencegahnya. “Kalau dibom di dalam lebih dahsyat lagi kan,” ucap Rymizard.

Menurut dia, pelaku memang ingin menciptakan keresahan di masyarakat dengan melakukan serangan. Kendati begitu, Ryamizard belum dapat menyimpulkan apakah teror Sarinah ini memiliki kaitan dengan satu jaringan tertentu atau tidak.

.
Bom Sarinah, Pemerintah Perketat Pengawasan di Perbatasan

TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan mengatakan pemerintah langsung memperketat penjagaan di pos perbatasan menyusul serangan bom di Jakarta, Kamis 14 Januari 2016.

“Tadi saya di Entikong. Saya ingatkan kepada Imigrasi dan Bea Cukai untuk super hati-hati, baik untuk narkoba dan teroris,” kata Luhut seusai rapat terbatas di Kantor Presiden, Kamis, 14 Januari 2016.

Menurut Luhut, pemerintah melalui kementerian terkait memperketat pemeriksaan di bandara, pelabuhan, atau lokasi yang rawan menjadi titik masuknya teroris. Masyarakat dihimbau untuk memaklumi proses pemeriksaan yang semakin ketat. “Rakyat harus paham bahwa itu dalam rangka keamanan bersama,” katanya.

Untuk daerah Bali, Luhut mengatakan, peningkatan keamanan difokuskan di Bandar Udara Ngurah Rai dan Pelabuhan Gilimanuk. Dua lokasi itu rawan menjadi titik masuk teroris. Pemerintah, kata Luhut, tentu tidak hanya fokus pada Jakarta dan Bali.

Seluruh wilayah di Indonesia, kata dia, akan menjadi perhatian pemerintah. “Kami melihat beberapa tempat yang menjadi tempat orkestra dari para teroris. Mereka memang menyebutkan target lokasi,” katanya.

Menteri Pertahanan Ryamrizard Ryacudu sebelumnya mengatakan selain Jakarta, Bali merupakan salah satu wilayah yang berpotensi diserang. Ryamrizard mengatakan Bali dan Jakarta menjadi sasaran karena ledakan akan menyebabkan teror di seluruh dunia. Menurut dia, potensi serangan susulan masih tetap ada. Tapi, ia meminta masyarakat untuk tetap waspada.

Bom di Jakarta terjadi di dekat gedung Sarinah dan kedai kopi Starbuck di Jalan M.H. Thamrin. Sebanyak 31 orang menjadi korban tragedi ini, 7 di antaranya meninggal. Menurut kepolisian, 7 yang tewas termasuk lima terduga pelaku peledakan bom.




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia