TRANSLATE

TNI AL Halau Kapal Selam Amerika Masuk Perairan Indonesia

Jumat, 5 Februari 2016

TNI AL Halau Kapal Selam Amerika Masuk Perairan Indonesia

JAKARTA – Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama M Zainudin menepis anggapan bahwa pesawat udara TNI AL melakukan pengawalan terhadap kapal selam Amerika Serikat di Selat Malaka.

“Pemberitaan pesawat udara TNI AL mengawal kapal selam Amerika di Selat Malaka merupakan info yang tidak benar, seluruh pengguna laut termasuk kapal selam memiliki hak yang sama untuk menggunakan hak lintas transit. Kapal selam Amerika tidak akan melaksanakan operasi di perairan dangkal seperti Selat Malaka. Hanya lintas transit saja tidak menyelam,” ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Kamis (4/2/2016).

Untuk itu, helikopter hanya membayang-bayangi atau shadowing saja untuk menyakinkan kapal asing tidak melanggar batas perairan. “Jadi tidak ada masalah, kita hanya membayangi-bayangi jangan sampai melanggar lintas transit. Soal di jamming kami tidak tahu, belum ada laporan. Tapi memang setiap kapal perang memiliki electronic counter measures, untuk mengukur kemampuan lawan berapa,” jelasnya.

Menurut Zainudin, saat ini beberapa negara seperti, Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura tengah melakukan patroli bersama udara maritim selama dua hari mulai 3-4 Februari di Selat Malaka dan Selat Singapura. Operasi patroli udara maritim bersama Eye in the Sky (EiS) ini di bawah komando operasi Pangkoopsau I dan kendali operasi Danguspurlabar, menggunakan Pesud Casa U-621.

Latihan bersama EiS ini, kata Zainudin, dilakukan setiap tiga bulan atau empat kali dalam setahun. Namun, dari empat negara yang ikut dalam latihan ini, hanya Thailand yang belum menurunkan kapal perangnya. “Thailand saja yang belum turun ke laut,” katanya.

Seperti diketahui, ?sebuah kapal selam Amerika Serikat, USS Tucson SSN 770 terekam radar mendekati perairan Nongsa pada Kamis 28 Januari 2016 lalu. TNI AL kemudian memerintahkan Helikopter BO 105 nomor lambung NV-408 milik Wing Udara 2 Pusat Penerbangan TNI AL yang bermarkas di Tanjungpinang untuk mencari dan membayangi kapal selam itu.

Tim reaksi cepat Western Fleet Quick Response (WFQR) TNI AL mendapatkan perintah untuk mencari keberadaan kapal selam USS Tucson SSN 770 dan membayanginya agar tidak memasuki perairan Indonesia.

Helikopter jenis bolkow yang dipiloti Kapten Laut (P) S Hayat dan Lettu Laut (P) Asgar Serli segera terbang menuju wilayah perairan Nongsa, Batam. Lokasi tersebut merupakan titik mula kapal selam tertangkap radar.

Pencarian membuahkan hasil dan secara visual dapat terlihat USS Tucson berada di perairan internasional, namun berdekatan dengan perairan Indonesia.

Perintah pencarian dilanjutkan dengan misi membayangi atau shadowing hingga armada asing tersebut mengarah ke perairan Matak dan mendekati perairan Singapura. Setelah hampir dua jam membayangi kapal selam itupun menjauhi perairan Indonesia.

Sumber : http://nasional.sindonews.com

.
Kapal Selam Nuklir AS Dekati Perbatasan RI di Selat Malaka

JAKARTA – Beredar informasi kapal selam Amerika Serikat USS Tucson pembawa rudal hulu nuklir mendekati perbatasan Indonesia di Selat Malaka, Rabu 3 Februari kemarin. Tak sendirian, Kapal Perang AS bernama RSS Stalwart juga ikut serta. Heli Bolcow angkatan laut pun membayang-bayangi dua kapal tersebut, agar tak masuk perairan Tanah Air.

Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Pertama Muhammad Zainuddin angkat bicara mengenai informasi tersebut. Dia membenarkan jika Heli Bolcow angkatan laut membayang-bayangi kapal selam milik Amerika Serikat tersebut di Selat Malaka untuk meyakinkan agar tidak melanggar illegal passing.

Menurutnya, Kapal Selam Amerika tersebut memang memiliki hak untuk melintasi jalur internasional tersebut. Tapi TNI AL memiliki kewajiban untuk menjaga agar mereka tidak memasuki perbatasan RI. “Dia punya hak lewat, dikawal buat mastiin dia tidak melanggar jalur (masuk perbatasan),”katanya.

Zainudin menambahkan informasi, di Selat Malaka dan Selat Singapura sedang dilaksanakan operasi patroli udara maritim bersama Eye in the Sky (EiS) antara Indonesia, Malaysia, dan Singapura, pada 3 sampai 4 Februari 2016. Operasi patroli bersama tersebut berada di bawah komando Ops Pangkoopsau I dan kendali Ops Danguspurlabar, menggunakan Pesud Casa U-621. “Saat ini sedang melaksanakan patroli bersama dengan onboard perwira perwakilan dari Singapura dan Malaysia,” tegasnya.

Sekedar informasi, jalur Selat Malaka selama ini bukanlah jalur biasa perjalanan Kapal Selam pembawa hulu ledak nuklir USS Tucson dan RSS Stalwart selama perjalanan menuju pangkalan militer mereka di Pulau Diego Garcia, perairan Samudera Hindia, dekat Sri Lanka dan Maladewa.

Sumber : http://news.okezone.com




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia