TRANSLATE

Menhan Kerahkan Sea Rider dan Drone Jaga Perairan Sulu

Kamis, 11 Agustus 2016

JAKARTA – Kementerian Pertahanan (Kemenhan) akan mengerahkan sea rider dan pesawat tanpa awak (drone) untuk menjaga perairan Sulu yang lokasinya berada di perbatasan tiga negara yakni, Indonesia, Malaysia dan Filipina.

Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu mengatakan, langkah itu sebagai upaya untuk menjaga keamanan perairan tersebut dari aksi penyanderaan oleh para perompak maupun kelompok bersenjata yang kerap mengganggu para nelayan maupun kapal yang melintas.

“Saya rasa enggak pakai KRI. Sesuai kebutuhan tapi paling bagus itu sea rider. Itu paling bagus karena lebih gesit, kemudian pakai drone untuk memantau apa ada kapal mendekat. Jadi betul-betul kita amankan,” ujar Ryamizard saat menggelar bazaar murah di Kantor Kemenhan, Jalan Medan Merdeka Barat, Rabu (22/6/2016).

Menurutnya upaya ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari pertemuan trilateral antara dirinya dengan Menhan Philipina Gazmin T. Voltaire dan Menhan Malaysia Dato’ Hishamuddin, di Manila, Philipina Senin, 20 Juni 2016.

“Mudah-mudahan kerja sama ini berjalan dengan baik, berarti kawasan di sana aman. Nah ini proses yang konkret. Artinya di laut Sulu yang lalu lintas kapal laut itu, diharapkan tidak terjadi penyanderaan,” jelasnya.

Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) itu menyebutkan, ada lima poin yang disepakati oleh ketiga negara tersebut. Di antaranya, pembentukan koridor perlintasan bagi kapal-kapal yang akan berlayar.

Nantinya, kata dia, tentara dari masing-masing negara akan mengawal sampai ke perbatasan. “Koridor ini jalur yang harus di lewati enggak boleh tempat lain. Sebelum masuk jalur itu, ada patroli yang antar ke perbatasan. Nanti diperbatasan akan diterima Malaysia atau Filiphina. Inikan kapal ratusan makanya perlu dilatih. Kalau enggak dilatih, enggak bisa,” ucapnya.

Dia menambahkan, ketiga negara juga sepakat membangun posko bersama tergantung lokasi kejadian sehingga saat ada kejadian, ketiga menteri pertahanan akan berkumpul merumuskan solusi. Setelah itu, pelaksanaan akan diserahkan kepada tentara masing-masing negara.

“Pada prinsipnya kan enggak boleh (masuk ke perairan negara lain), tapi kalau di depan mata ya kita koordinasi, kalau boleh kita ambil. paling tidak kalau ada apa-apa kita pakai drone. Jadi tidak ada yang lowong,” ujarnya.

Sumber : sindo

RI-Filipina Jamin Stabilitas Kawasan

MANILA – Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu melakukan kunjungan kehormatan kepada Menteri Pertahanan Filipina Gazmin T. Voltaire, Selasa (21/6) di Kementerian Pertahanan Filipina, Manila. Kunjungan ini dilakukan sehari setelah menghadiri pertemuan Trilateral bersama Menhan Filipina dan Menhan Malaysia.

Dalam kunjungan ini, Menhan RI dan Menhan Filipina melakukan pertemuan bilateral guna membahas upaya peningkatan kerja sama pertahanan kedua negara yang telah terjalin baik. Hubungan bilateral yang kuat antara kedua negara diharapkan akan mendukung penguatan kerja sama trilateral antara Indonesia, Filipina dan Malaysia khususnya dalam kerja sama pengamanan maritim.

“Hubungan bilateral yang kuat antar ke dua negara akan mendukung penguatan hubungan trilateral untuk menjamin stabilitas keamanan di kawasan. Terlebih antara Indonesia dan Filipina telah memiliki modal perjanjian perbatasan 1975 dan perjanjian delimitasi batas maritim tahun 2014,” ungkap Menhan Filipina seperti dilansir dalam siaran pers Puskom Publik Kemhan.
Dalam kesempatan tersebut, Gazmin juga menyampaikan pertemuan trilateral kemarin, telah menghasilkan sebuah komitmen terhadap langkah-langkah bagi terpeliharanya stabilitas di kawasan. Melalui diskusi tersebut, ketiga negara akan berkontribusi secara efisien terhadap perjanjian-perjanjian yang telah dicapai.

Selain berbicara mengenai kemajuan yang dicapai dalam pertemuan trilateral, Gazmin juga menyampaikan terima kasih atas kontribusi aktif Indonesia di dalam International Monitooring Team, di Mindanau yang hingga saat ini Pemerintah Filipina telah mencapai kesepakatan akhir dengan kelompok MILF.
Sementara itu, Menhan RI dalam kesempatan tersebut menyampaikan antusiasme Indonesia sejak pertemuan trilateral di Vientiane, Laos. Saat itu, pertemuan trilateral dilaksanakan di sela sela pertemuan ADMM ketiga Menhan (Indonesia, Malaysia, Philipina).

Menurut Ryamizard, pertemuan trilateral telah mempunyai arah pemikiran yang sama sehingga berharap bentuk kerja samatersebut dapat segera diimplementasikan sebagai wujud kontribusi stabilitas keamanan di kawasan.

Menurutnya, langkah awal yang diambil dalam kerja sama trilateral masih banyak kekurangan dan masih perlu penyempurnaan ke depan. Namun setidaknya Kementerian Pertahanan dari masing-masing negara telah mempunyai pandangan yang sama sebagai modalitas bagi terpeliharanya stabilitas keamanan kawasan.

Ia juga menaruh harapan bahwa stabilitas ASEAN dapat menjadi contoh bagi kawasan kawasan lain di belahan dunia.

Dalam kesempatan tersebut, Menhan RI juga menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi Pemerintah Indonesia atas bantuan dan kerja keras dari pemerintah Filipina, dan Militer Filipina dalam pembebasan 14 Warga Negara Indonesia yang disandera oleh kelompok Abu Sayaf beberapa waktu yang lalu.

Sumber : jpnn




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia