TRANSLATE

11.000 Tentara Filipina Kepung Abu Sayyaf, Menhan Anggap Tentara RI Belum Diperlukan

Kamis, 22 September 2016

JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menilai Indonesia belum perlu mengirim pasukan TNI ke Filipina, untuk membebaskan 10 warga negara Indonesia yang disandera kelompok Abu Sayyaf.

Sebab, saat ini sudah ada 11.000 tentara Filipina yang mengepung lokasi penyanderaan di Pulau Sulu.

“Sekarang sudah10.000 lebih pasukan, mungkin 11.000,” ujar Ryamizard di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (5/8/2016) malam.

“Kita mungkin akan mengimbangi saja. Kalau banyak-banyak pasukan kan enggak efektif,” kata dia.

Menhan percaya, cepat atau lambat pemerintah dan tentara Filipina bisa membebaskan Sandera. Pembebasan memang harus dilakukan hati-hati sehingga tak ada sandera yang tewas.

“Kita menunggu ya. Ini kan sudah dikepung, sudah masif 11.000 pasukan, kita menunggu waktu yang tepat. Nanti langsung dipimpin Presiden Filipina,” kata Ryamizard.

Tujuh WNI anak buah kapal tugboat Charles 001 sudah disandera sejak 20 Juni atau sebulan yang lalu. Sementara, tiga WNI anak buah kapal pukat tunda LD/114/5S milik Chia Tong Lim sejak 9 Juli.

Terakhir, empat korban yang disandera dikabarkan sedang dalam kondisi sakit keras.

Menhan: Sudah Ada 10 Ribu Pasukan Filipina yang Siap Kepung Abu Sayyaf

Jakarta – Menhan RI, Malaysia, dan Filipina sudah hasilkan 6 kesepakatan dalam pertemuan di Bali beberapa hari lalu. Menhan RI Ryamizard Ryacudu lalu menyebut Filipina sudah menyiapkan banyak pasukan.

“Kita nunggu ya ini kan sudah dikepung, sudah masif 10.000 pasukan, kita nunggu waktu yang tepat. Nanti langsung dipimpin Presiden Filipina,” kata Ryamizard di Istana Negara, Jl Veteran, Jakarta Pusat, Jumat (5/8/2016).

Ryamizard belum memandang perlu untuk mengirim pasukan RI ke Filipina. Menurutnya saat ini pasukan Filipina sudah cukup untuk menggempur kelompok Abu Sayyaf.

“Sekarang sudah 10 ribu lebih pasukan mungkin 11 ribu, kita mungkin akan mengimbangi saja. Kalau banyak-banyak pasukan kan enggak efektif,” kata dia.

Sumber : detik.com




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia