TRANSLATE

Menhan: Pertemuan Trilateral Akan Digelar di Indonesia Awal Agustus

Kamis, 22 September 2016

Jakarta – Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu memastikan bahwa pertemuan trilateral antara dirinya, Menhan Filipina dan Malaysia yang akan membahas mengenai kemanan di perairan Malaysia sampai Filipina, akan digelar pada awal bulan Agustus, di Jakarta.

“Harusnya tiga hari lalu (pertemuan trilateral), saya berhubungan dengan Menhan Filipina, dia mengajak saya ke sana. Saya bilang, saya ada acara pelantikan perwira. Setelah ini nanti, saya cari waktu, tanggal 1 (Agustus) dia kalau perlu ke sini (Indonesia) saja,” kata Ryamizard di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (27/7).

Tetapi, Ryamizard memastikan bahwa operasi militer tetap dilakukan oleh otoritas Filipina untuk membebaskan 10 orang Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban penyanderaan oleh kelompok bersenjata Abu Sayyaf di Filipina.

Kelompok Abu Sayyaf Terdesak

Bahkan, diungkapkannya, posisi kelompok Abu Sayyaf telah terdesak dengan gencarnya operasi militer yang dilakukan oleh Pemerintah Filipina. Meskipun, belum berhasil membebaskan para sandera yang ditawan.

“Operasi (militer) tetap dilanjutkan. Sepertinya, anak buah Abu Sayyaf itu makin terdesak yah, makin banyak korban karena operasi dilanjutkan terus,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Ryamizard memastikan bahwa kondisi 10 WNI yang menjadi sandera dalam keadaan sehat. Meskipun, belum berhasil diselamatkan dan dipulangkan ke Tanah Air.

Pertemuan Trilateral seyogyanya digelar, pada tanggal 21 Juli lalu di Kuala Lumpur, Malaysia. Tetapi, pertemuan tersebut urung dilakukan karena Menhan FIlipina berhalangan hadir.

Padahal, pertemuan tersebut mengagendakan pembicaraan lebih lanjut mengenai kesepakatan keamanan yang telah disepakati sebelumnya.

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) memaparkan setidaknya ada empat kerangka kerja yang mendapat perhatian dalam pertemuan sebelumnya, yaitu kerja sama patroli maritim, peran negara dalam mengamankan kapal yang melintasi wilayah perbatasan, berbagi informasi intelijen, serta membentuk hotline untuk komunikasi antara tiga angkatan laut yang mengamankan wilayah perbatasan.

Sumber : http://www.beritasatu.com/nasional

.
Bahas Teroris dan Penyanderaan, Menhan Akan Gelar Pertemuan Trilateral

JAKARTA – Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamirzad Ryacudu memastikan Indonesia bakal menggelar pertemuan trilateral dengan Pemerintah Malaysia dan Filipina awal Agustus mendatang. Pertemuan tersebut merupakan pembahasan lanjutan usai agenda Kuala Lumpur dibatalkan. “Iya, nanti kita akan bahas di Bali tanggal 1-3 Agustus. Kemarin, harusnya di Kuala Lumpur, tapi enggak bisa, akhirnya bilang aja Menhan Filipina di Bali saja, saya bilang oke,” ujar Ryamirzad di Jakarta, Kamis (28/7/2016).

Adapun pembahasan dalam pertemuan itu ialah persoalan penanganan terorisme. Termasuk pula masalah sandera. “Soal mengatasi teroris, bagaimana urusan sandera, bagaimana nanti posisi kita di sana dan sebaliknya,” imbuhnya. Selain itu,

Ryamirzad menegaskan juga bakal membahas masalah keamanan laut serta teknis pengawalan bagi kapal-kapal yang melintas di perairan Filipina. “Kemudian kalau di laut, ada pengawalan, kalau di darat bagaimana? Ini kan belum. Sehingga betul-betul kongkrit,” sambungnya. Khusus nasib 10 WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf,

Ryamirzad menegaskan operasi pembebasan masih tetap berlangsung. Bahkan, ia mendapatkan informasi jika tentara Filipina telah menghabisi 50 pasukan Abu Sayyaf. “Ini tetap jalan kok (pembebasan). Kami tetap komunikasi, kemarin mereka bilang telah bunuh 50 pasukan Abu Sayyaf, berarti kan ini jalan,” tandasnya.

Sumber : http://news.okezone.com

Menhan: Ngebom Bunuh Orang Masuk Surga? Goblok Itu!

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu merasa heran dengan pelaku teror yang mengatasnamakan agama. Dalam aksinya, mereka kerap mengaku sedang berjihad. Menurut Ryamizard, tindakan para teroris yang sampai meledakkan diri itu merupakan pemahaman keliru.

“Paham radikal ngebom bunuh orang masuk surga? Goblok itu! Bagaimana bisa bom bunuh diri masuk surga? Dalam Islam itu gak betul,” kata Ryamizard di Jakarta, kemarin.

Dia mengatakan, penganut paham radikal itu bukanlah kelompok orang pintar. Dia mempertanyakan, ajaran dari mana menghilangkan nyawa orang lain malah bisa bertemu bidadari di surga.

“Kalau orang paham gak dibodoh-bodohin. Karena dia rekrut terus, karena otak gak diisi, (teroris) yang mati lima sampai 10 orang, tapi ajarannya hidup terus,” ucap Ryamizard.

Dia mengatakan, gerakan bela negara yang diluncurkannya bisa menjadi langkah antisipasi melawan gerakan radikal yang mencatut agama. Selain untuk menjaga kedaulatan negara, kata dia, bela negara juga mempersempit ruang gerak para kelompok radikal.

“Bela negara ini bagaimana masyarakat membela untuk yang terbaik bagi negara. Bukan mau perang, sekarang gak jaman lagi perang. Jangan sampai paham bangsa diisi paham lain (radikal), kalau orang bilang kemasukan. Paham kita landasannya Pancasila harus dipahami,” kata mantan KSAD itu.




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia