TRANSLATE

Rudal China Gagal Meluncur, TNI AL Diminta Batalkan Pembelian

Kamis, 22 September 2016

Rudal China Gagal Meluncur, TNI AL Diminta Batalkan Pembelian

Liputan6.com, Jakarta – Kekecewaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terhadap kualitas rudal C705 pada acara latihan gabungan militer XXIV/2016 beberapa hari lalu, harus cepat disikapi oleh Kementerian Pertahanan (Kemhan).

Anggota Komisi I DPR Bobby Adhityo Rizaldi menilai rudal C705 yang gagal meluncur dalam latihan gabungan itu merupakan insiden memalukan. Terlebih, peluncuran ini disaksikan oleh Presiden Jokowi dan membuat kecewa mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.

“Harus diinvestigasi dan juga dievaluasi, apakah rudal yang harganya konon Rp 20 miliar sebuah tersebut rusak sebelum diterima atau alat komunikasi data yang bermasalah,” ?ujar Bobby Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (16/9/2016).

Dia menilai insiden rudal C705 itu membentuk kesan militer Indonesia lemah di mata negara-negara sekitar. Apalagi rudal C705 itu rencananya digunakan untuk menjaga kedaulatan negara di Laut China Selatan.

?”Saya dukung TNI AL untuk menunda kerja sama militer dengan China dalam hal kontrak rudal C705, dan membatalkan niat untuk membeli lebih banyak lagi dan mengalihkan pada alutsista utama dari negara lain,” ujar Bobby.

Politikus Partai Golkar ini juga menilai kerja sama Kemhan dengan Sastind China dalam hal transfer teknologi perlu dievaluasi. Salah satunya terkait campur tangan PT Dirgantara Indonesia.

“Kekecewaan Presiden harus disikapi dengan aksi yang cepat, sebelum kerja sama militer dengan Sastind China merugikan Indonesia,” tandas Bobby.

Rudal C705 tidak mau meluncur saat ditembakkan dari KRI Clurit 641. Sempat delay 5 menit, rudal itu tidak mampu mengenai sasaran saat latihan militer beberapa waktu lalu. Ini dinilai dapat memberi efek buruk bagi citra militer Indonesia.

DPR Minta Pembelian Rudal Buatan China Dievaluasi

AKARTA – Insiden terlambat meledaknya rudal C705 saat diluncurkan KRI Clurit 641 dalam latihan gabungan militer XXIV/2016 di Perairan Banongan, Situbondo, Jawa Timur menuai kritik.

Anggota Komisi I DPR Bobby Adhityo Rizaldi berpendapat insiden itu memalukan, apalagi saat itu disaksikan oleh Presiden Joko Widodo.

“Harus diinvestigasi dan juga dievaluasi, apakah rudal yang harganya konon Rp20 miliar sebuah tersebut rusak sebelum diterima atau alat komunikasi data yang bermasalah,” ?ujar Bobby saat dihubungi wartawan, Jumat (16/9/2016).

Dia menilai insiden rudal C705 itu dapat membuat efek gentar militer Indonesia melemah di mata negara-negara sekitar. Apalagi, kata dia, rudal C705 itu rencananya akan digunakan untuk menjaga kedaulatan negara di Laut China Selatan. ?

“Saya dukung TNI AL untuk menunda kerja sama militer dengan China dalam hal kontrak rudal C705, dan membatalkan niat untuk membeli lebih banyak lagi dan mengalihkan pada Alutsista utama dari negara lain,” tutur politikus Partai Golkar ini.

Selain itu, menurut dia, kerja sama dalam hal transfer teknologi antara Kemhan dengan industri pertahanan negara (Sastind) China perlu dievaluasi atas kejadian rudal C705 itu.

Dia mengungkapkan, ?pembelian rudal C705 ini sudah sampai kontrak ketiga di tahun 2015, sedangkan kandungan lokal antara PT DI dan CPMIEC China dianggapnya juga harus dievaluasi.

“Kekecewaan presiden harus disikapi dengan aksi yang cepat, sebelum kerjasama militer dengan Sastind China merugikan Indonesia,” katanya.

Seperti diberitakan beberapa media online, rudal C705 terlambat meledak saat puncak latihan perang TNI AL, Armada Jaya XXXIV 2016 di Perairan Banongan, Situbondo, Rabu 14 September lalu. Padahal peluncuran rudal disaksikan langsung oleh Presiden Joko Widodo.

Sumber : http://nasional.sindonews.com




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia