TRANSLATE

Kata Menhan Ryamizard Soal Latihan Bersama TNI-FPI di Lebak

Kamis, 12 Januari 2017

Liputan6.com, Jakarta – Letkol Czi Ubaidillah dicopot dari jabatannya sebagai Komandan Distrik Militer (Dandim) 06/03 Lebak, Banten. Hal ini lantaran sang mantan Dandim itu memberi pelatihan Bela Negara dengan sejumlah anggota Front Pembela Islam (FPI).

Dari hasil pemeriksaan terungkap adanya kesalahan prosedur. Yaitu tidak adanya laporan terkait pelatihan tersebut kepada Danrem maupun Pangdam III/Siliwangi.

Atas hal itu, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengaku akan menyelidikinya. Namun dia memastikan kegiatan tersebut di luar kebiasaan.

“Saya baru selidiki training FPI, harusnya izin saya dulu tapi kalau tidak izin ya tidak apa-apa juga sih, cuma kalau ada hal yang luar biasa gini (harus izin),” kata dia usai menghadiri perayaan HUT PDIP di JCC, Senayan, Selasa 10 Januari 2017.

Menurut Ryamizard, secara kebijakan tidak ada pelarangan dalam pelatihan bela negara tersebut. Semua warga negara harus berlatih untuk membela negaranya dari segala ancaman yang datang.

“Masa enggak boleh (bela negara)? Ya saya makanya mau verifikasi kenapa bisa terjadi (seperti kemarin),” ucap dia.

Ryamizard menegaskan, dalam bela negara itu diajarkan sesuatu yang baik. Tak terkecuali dengan FPI yang telah mengikuti kegiatan tersebut.

“Ya kalau kita mengajarkannya baik ya boleh, kenapa enggak? Semua bangsa ini harus bela negara, FPI itu juga lakukan bela negara, semuanya bisa saja (bela negara) tapi yang pas lah,” terang Ryamizard.

Akun instagram @dpp_fpi sebelumnya memposting sejumlah foto yang berisi kegiatan FPI. Dalam foto itu, terlihat latihan seperti memanjat jaring tambang dan melewati sungai dengan tambang.

Akun tersebut menuliskan kegiatan ini sebagai pelatihan bela negara yang dilakukan FPI bersama TNI “TNI dan FPI menggelar PPBN (Pelatihan Pendahuluan Bela Negara) serta tanam 10.000 pohon di Lebak Banten.

Postingan tersebut mendapat 300-an komentar dari netizen, di antaranya akun malindo1312, “Alhamdulillah biar ada jiwa nasionalisme, tidak ada pikiran memecah belah bangsa.”

Lalu akun ahmad_juned_regar, “Sinergi antara Islam dan TNI, good job.”

Latih FPI Bela Negara, Menhan Akan Teliti Pencopotan Dandim Lebak

JAKARTA – Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu menilai program bela negara tidak dibatasi untuk kelompok masyarakat tertentu, termasuk ormas Front Pembela Islam (FPI). Sehingga, ajakan bela negara terhadap FPI dibolehkan.

Atas penilaian itu, Ryamizard mengaku pihaknya akan meneliti ulang terkait pencopotan Komandan Kodim (Dandim) 0603 Letkol (Czi) Ubaidillah oleh Pangdam III/Siliwangi akan diverifikasi kembali. Ubaidillah dicopot karena tak melaporkan kepada atasannya terkait latihan bela negara bersama FPI itu.

“Ya boleh saja, masa enggak boleh (FPI) ya. Saya makanya mau verifikasi ya kenapa bisa terjadi (Kasus pencopotan),”‎ ujar Ryamizard usai menghadiri perayaan HUT ke-44 PDI-P, di JCC, Senayan, Jakarta, Selasa (10/1/2017).

Menurut Ryamizard, memang setiap kegiatan bela negara yang dilakukan TNI harus Seizin intitusinya. Namun, ‎ketentuan itu dinilainya tidak baku harus dipenuhi.

‎”Saya baru selidikin training FPI, harusnya izin saya dulu. Tapi kalau enggak izin enggak apa-apa juga sih, cuma kalau ada hal yang luar biasa (saja),” ucapnya.

Dengan begitu, Ryamizard menegaskan bahwa selama pemberian materi program bela negara berujung pada sesuatu hasil yang positif maka tidak ada masalah. “Ya kalau kita mengajarkan baik ya boleh kenapa enggak, semua bangsa ini harus bela negara, FPI juga bela negara,” tegasnya.

Seperti diberitakan, kabar mengenai FPI diajak latihan bela negara bersama TNI di Lebak, Banten sempat menjadi viral di media sosial. Foto latihan bersama itu terungkap saat DPP FPI mengunggah foto latihan tersebut. Selidik punya selidik, ternyata latihan bela negara itu tak dilaporkan kepada Kodam III/Siliwangi.

Atas peristiwa itu, Dandim 0603 Lebak Letkol (Czi) Ubaidillah dicopot dari jabatannya. Letkol Ubaidillah diduga menyalah prosedur karena dianggap tak melaporkan kegiatan bela negara tersebut.

Habib Rizieq Apresiasi Kenegarawanan Menhan Ryamizard Ryacudu

RMOL. Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab mengapresiasi pernyataan Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu yang menyebut tidak ada larangan bagi siapapun untuk ikut program bela negara, termasuk FPI.

Menurutnya, pernyataan Menhan menunjukkan gambaran seorang negarawan dan bukan masuk golongan orang yang kebakaran ubun-ubun atau panik atas kerjasama FPI dan TNI.

“Artinya, walaupun Menhan mungkin di dalam beberapa hal punya perbedaan dan pandangan dengan FPI, tapi di dalam persoalan bela negara beliau tampil sebagai seorang negarawan. Makanya beliau tidak kebakaran ubun-ubun,” ujarnya saat ditemui di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (11/1).

Habib Rizieq menegaskan bahwa Menhan tidak termasuk orang-orang yang kepanikan atas kerjasama TNI dan FPI tersebut.

“Yang kebakaran ubun-ubun ini adalah yang sering bikin fitnah dan menyebar berita hoax dan suka membuat isu-isu untuk mengadu domba umat. Jadi tidak usah didengarkan,” pungkasnya.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menegaskan bahwa tidak ada larangan siapa pun warga negara Indonesia untuk mengikuti program Bela Negara, termasuk Front Pembela Islam (FPI).

“Ya boleh saja, masa nggak boleh (FPI) ya. Saya makanya mau verifikasi ya kenapa bisa terjadi (kasus pencopotan),” kata Ryamizard, di sela-sela acara HUT ke 44 Tahun PDIP, JCC, Senayan, Selasa (10/1).

Seperti diberitakan, Pangdam III Siliwangi Mayor Jenderal TNI Muhammad Herindra mencopot  Komandan Distrik Militer (Dandim) Lebak, Letkol Czi Ubaidillah lantaran memberi pelatihan bela negara kepada anggota FPI tanpa melalui prosedur.

Menurut Ryamizard, memang setiap kegiatan TNI dalam melakukan program bela negara harusnya atas seizin dari Kementerian Pertahanan, Namun ketentuan perizinan itu tidak baku untuk dipenuhi.

“Saya baru selidiki training FPI, harusnya izin saya dulu tapi kalau nggak izin nggak apa-apa juga sih, cuma kalau ada hal yang luar biasa (saja),” kata Ryamizard.

Artinya, Menhan menegaskan bahwa selama pemberian materi program bela negara berujung pada sesuatu hasil yang positif maka tidak ada masalah.

“Ya kalau kita mengajarkan baik ya boleh kenapa nggak, semua bangsa ini harus bela negara, FPI juga bela negara,” demikian Ryamizard.




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia