TRANSLATE

Kasau tinjau pesawat yang ditawarkan Airbus kepada Indonesia

Jumat, 10 Maret 2017

Jakarta (ANTARA News) – Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Hadi Tjahjanto bersama sejumlah pejabat terkait meninjau pesawat angkut berat A400M Atlas buatan Airbus milik Angkatan Udara Inggris di Halim Perdanakusuma Jakarta Timur, Senin (6/3).

Pada kesempatan itu KSAU bersama Sekjen Kemhan Laksdya TNI Widodo, Gubernur Lemhannas Letjen TNI (Purn) Agus Wijoyo, Aslog Kasau Marsda TNI Yadi Husyadi, Pangkoopsau I Marsda TNI Yuyu Sutisna, serta Danlanud Halim Perdanakusuma Marsma TNI Fadjar Prasetyo.

Kasau dan para pejabat yang meninjau pesawat angkut berat A400M milik Angkatan Udara Inggris itu mendapat menjelasan dari Komandan Skadron Udara 70 RAF, Wing Commander Simon Boyle tentang kelebihan pesawat A 400 M yaitu sebagai pesawat yang mempunyai misi taktis jarak rendah, misi strategis jarak jauh dan sebagai tanker.

“Sebagai misi taktis jarak pendek mampu membawa muatan logistik untuk bantuan kemanusiaan, mobilitas kendaraan militer dan pasukan. Dengan lebar dan tinggi 4 meter serta panjang 18 meter memungkinkan pesawat mampu membawa cargo seperti truk semi trailer sekitar 25 ton,” kata Simon Boyle.

Menurut dia, dengan karakteristik yang unik berupa 12 roda utama dapat mendarat di atas bebatuan, kerikil maupun pasir, penyerapan daya kejut yang efisien ke dalam struktur rangka pesawat serta resiko minimal dari kerusakan akibat benda asing. Pesawat A400M dapat mendarat dan terbang dari landasan pacu tak beraspal yang pendek, lembut ataupun kasar sekalipun.

“Sehingga bantuan kemanusiaan dapat segera tiba di tujuan dalam jangka waktu yang sangat pendek setelah terjadinya bencana,” jelas Wing Comannder Simon Boyle.

Pada kesempatan itu Kasau juga melihat cockpit yang telah menggunakan perangkat komputer seluruhnya dan glass cockpit Dengan sistem yang telah komputerisasi tersebut pengawaknya cukup tiga saja dalam keadaan normal yaitu satu pilot utama, pilot cadangan dan satu load master.

Untuk bongkar muat telah dilengkapi alat bongkar muat kargo secara cepat dan otomatis tanpa perlengkapan pendukung khusus yaitu alat derek berdaya 32 ton di atas pesawat dan crane berdaya 5 ton.

Berdasarkan kemampuannya yang dapat terbang dengan kecepatan rendah, menjadikan A400M ideal untuk menurunkan pasokan barang dari ketinggian rendah. Kemampuan terbang A400M adalah hingga 4.700 mil laut/8.700 km, dengan ketinggian jelajah 37.000 kaki dan kecepatan 0,72 Mach.

Kasau sempat menanyakan mengenai jangkauan bahan bakar (endurance) pesawat A400M dan dijawab Wing Comannder Simon Boyle selama 11 jam. Hal ini tentu baik apabila digunakan untuk perjalanan yang jauh dengan waktu yang lama.

Pada hari yang sama, Airbus juga memberikan kesempatan kepada jurnalis melihat langsung seluruh bagian pesawat transport berat yang ditawarkan juga kepada TNI AU sebagai komplemen dari armada C-130 Hercules yang sudah ada di Skuadron Udara 31 dan Skuadron Udara 32 TNI AU.

Squadron Leader (setara mayor) Rich McPhaeden, salah satu pilot yang ikut dalam penerbangan safari A400M Atlas nomor registrasi ZM401 itu mendampingi jurnalis untuk mengenal lebih dekat pesawat transport berat militer yang hingga kini baru dibuat sebanyak 38 unit dan dipergunakan delapan angkatan udara itu.

“Interior memang sangat lega, rapi, dan mudah untuk dikenali dan dikuasai juru muat. Banyak sekali tautan di lantai ruang kabin, dengan tujuan memudahkan bongkar-muat sesuai misi yang dikehendaki,” katanya seraya menambahkan begitupun dengan kokpit yang diatur sangat memerhatikan ergonomika dan kemudahan operasionalisasi.

Airbus A400M Atlas sejak beberapa tahun lalu ditawarkan kepada TNI AU. Satu unit A400M Atlas pernah mendarat dan dipertunjukkan kepada pers pada 2012 di tempat yang sama, namun saat itu penawaran resmi belum dilayangkan. Secara pengembangan, A400M Atlas telah tertunda, di antaranya penerbangan perdana dari seharusnya 2008 menjadi Januari 2009.

Editor: Suryanto

Pamer Airbus A400M

INDOPOS.CO.ID – Lima tahun lalu Airbus memboyong A400M ke Indonesia. Kemudian pada Senin (6/3), produsen pesawat yang berbasis di Prancis itu melakukan hal serupa. Mereka memajang A400M di apron Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta. Kali ini mereka bekerja sama dengan Angkatan Udara Inggris, Royal Air Force. Tentu bukan sekadar memajang, mereka turut unjuk kebolehan pesawat angkut tersebut.

President Asia Pacific Airbus Pierre Jaffre mengungkapkan, saat ini A400M merupakan pesawat angkut paling canggih. Airbus merancang pesawat tersebut untuk menjalankan tugas militer maupun misi kemanusiaan, sehingga cocok untuk digunakan oleh berbagai angkatan udara. Termasuk di antaranya TNI AU. ”Kami harap A400M bisa terbang dengan warna Indonesia di masa mendatang,” ungkap dia, kemarin.

Harapan itu tentu bukan sekadar ucapan. Airbus sengaja mendaratkan A400M yang ditunggangi Royal Air Force tidak lain untuk menarik perhatian pemerintah Indonesia. Khususnya Kementerian Pertahanan (Kemenhan) dan TNI AU. Duta Besar Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik pun turut buka suara. Menurut dia, A400M merupakan pesawat angkut multifungsi dengan teknologi terbaik. ”Tapi, menawarkan efektivitas biaya yang tidak tertandingi,” ujarnya.

A400M memang punya berbagai keunggulan. Pesawat tersebut bisa digunakan untuk banyak kebutuhan. Misalnya kebutuhan strategis seperti mengangkut muatan  berat dengan ukuran besar. Ini termasuk di antaranya Helikopter NH90 atau CH-470. Pesawat yang kali pertama mengudara pada 11 Desember 2009 itu juga dibekali kemampuan taktis dan bisa digunakan sebagai tanker. Ya, A400M bisa diandalkan untuk mengisi ulang bahan bakar pesawat lain di udara.

Dengan berbagai kemampuan yang disematkan Airbus, pesawat itu ibarat beberapa burung besi yang digabungkan menjadi satu. Dengan demikian, Airbus amat percaya diri A400M menjadi salah satu pesawat yang layak dimiliki oleh TNI AU. Berkaitan dengan hal itu, tahun lalu Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu sempat mengemukankan niatan instansinya membeli pesawat angkut dengan harga sekitar Rp 2,7 triliun itu.

Namun, sampai saat ini belum ada kepastian berkaitan dengan niatan itu. Berdasar informasi yang diterima website ini, Kemenhan masih mengkaji pembelian pesawat angkut untuk menambah kekuatan TNI AU. Ini khususnya pada Skadron Udara 31 dan Skadron Udara 32 TNI AU yang masih menggunakan C-130 Hercules sebagai pesawat angkut. Apabila niatan Kemhan terealisasi, A400M digadang-gadang bakal menabah kekuatan dua skadron udara tersebut.

Saat dikonformasi berkaiatan dengan hal itu, Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menyatakan, matra yang dia pimpin belum punya kepastian soal belanja A400M. ”Belum ada rencana,” ungkap dia singkat. Sebagai pimpinan tertinggi di TNI AU, pria yang akrab dipanggil Hadi itu sudah melihat langsung A400M. Tapi, dia tidak bisa memastikan kepastian soal rencana Kemhan membeli pesawat tersebut.

Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau) Marsekal Pertama TNI Jemi Trisonjaya pun mengungkapkan, institusi tempat dia bertugas hanya punya kewenangan memberikan spesifikasi yang dibutuhkan dalam belanja alutsista. Tidak terkecuali spesifikasi pesawat angkut. ”Nanti Kemenhan yang menindaklanjuti,” ucap Jemi. ”Pesawat apa yang kira-kira cocok dengan spekulasi yang diperlukan oleh TNI AU,” tambah dia.

Karena itu, Jemi belum bisa memberi banyak keterangan soal A400M. Termasuk proyeksi pesawat tersebut sebagai pengganti C-130 Hercules. ”Apakah cocok untuk menggantikan (C-130 Hercules) atau menambah kekuatan TNI AU, nanti Kemhan yang menentukan,” tegas alumnus Akademi Angkatan Udara (AAU) 1989 itu. Kemenhan, sambung dia, yang lebih tahu kapabilitas A400M.  Sesuai atau tidak dengan kebutuhan yang diajukan oleh TNI AU.




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia