TRANSLATE

Menhan; Pemerintah Akan Bangun Pangkalan Militer Terbesar di Natuna

Jumat, 10 Maret 2017

TEMPO.CO, Jakarta: Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, memberikan keterangan kepada awak media terkait Kawasan Perbatasan. di Jakarta, Kamis, 9 Maret 2017. Ryamizard Ryacudu menyatakan Pemerintah Indonesia akan menjadikan wilayah Natuna, Kepulauan Riau sebagai pusat kekuatan militer dengan membangun pangkalan dan infrastruktur milliter serta menempatkan pasukan Tentara Nasional Indonesia dalam jumlah cukup besar di wilayah Natuna yang berbatasan langsung dengan Laut Cina Selatan.

Pembangunan pangkalan militer ini untuk mewujudkan Program Gerakan Pembangunan Terpadu Kawasan Perbatasan (Gerbangdutas), dalam mengamankan dan menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Menhan Perkuat Dua Batalyon di Natuna

INDOPOS.CO.ID-Pemerintah Republik Rakyat China belum lama ini meningkatkan anggaran pertahanan mereka. Seiring dengan itu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump juga ingin menambah kekuatan mereka, terutama di kawasan Asia Pasifik. Masalah di Laut China Selatan pun kian menghangat. Dan bagaimana dampaknya terhadap Indonesia?

Sebagai pulau terdepan di Indonesia, Kepulauan Natuna di Kepulauan Riau selemparan batu dari Laut China Selatan. Untuk itu, penguatan di Natuna menjadi penting. Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyampaikan hasil perkembangan terbaru dari kunjungan kerjanya ke Natuna belum lama ini.

“Beberapa hari lalu, saya dan Pak Wiranto (Menko Polhukam) dan empat menteri lain memantau perkembangan terbaru di Natuna. Sebagai gerbang Indonesia, maka Natuna harus dijaga. Halaman rumah kita saja harus dijaga, apalagi halaman terdepan negara,” ujarnya di Jakarta, Kamis (9/3). 

Dengan pengembangan pertahanan Natuna, Ryamizard berkeinginan masalah pencurian ikan yang marak terjadi bisa diatasi. “Hal-hal seperti ini (pencurian ikan) tidak boleh terjadi lagi di Natuna,” tegasnya.

Untuk memperkuat pertahanan di pintu terdepan Indonesia dan menjaga keamanan dan kekayaan Natuna, Ryamizard mengatakan pemerintah menyiapkan lima pesawat tempur dan perbaikan infrastruktur pertahanan.

Seperti hanggar pesawat, tempat awak pilot, dan perbaikan landasan. “Jadi menempatkan lima jet tempur dan pelebaran landasan. Dari yang semula 35 meter menjadi 60 meter. Termasuk perbaikan landasan agar sesuai dengan pesawat tempur,” terangnya.

Tidak hanya itu, juga alat penangkis udara, drone, kapal laut untuk patroli, penambahan Marinir TNI AL dan Paskhas TNI AU. “Jadi kesemuanya ada dua batalyon untuk menjaga keamanan Natuna dan menjaga kewibawaan NKRI,” paparnya.

Selain itu, akan dibuat data monitoring wilayah yang bisa memantau Natuna langsung dari Jakarta. Sehingga bisa melihat langsung perkembangan yang terjadi termasuk masalah di Laut China Selatan. “Tapi soal masalah LCS, kita ini berteman dengan China dan Amerika. Kita harap tidak terjadi apa-apa, kalau tegang-tegang doang ya biarkan saja. Biasa itu,” pungkasnya. 

Menhan Sebut Pertemuan SBY dan Jokowi Luar Biasa

JAKARTA – Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu menyambut baik pertemuan antara Presiden Joko Widodo (SBY) dengan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Istana Negara, siang tadi.

Ryamizard menganggap pertemuan tersebut sebagai sesuatu yang luar biasa dan harus disambut baik semua pihak. “Saya kira itu sangat baik dan luar biasa. Meski ada perbedaan, itu hal yang lazim. Namun kita harap pemerintah yang lama bisa menghormati pemerintahan yang baru,” ujarnya kepada SINDOnews di Restoran Bebek Bengil, Jakarta, Kamis (9/3/2017).
 
Menurut Ryamizard, pertemuan SBY dengan Jokowi dapat mengeratkan semangat kebangsaan. Purnawirawan jenderalini menilai Pemerintah Jokowi-JK telah membuat banyak kemajuan dalam pembangunan.
 
“Jokowi adalah Presiden saya dan SBY adalah sahabat saya. Teman saya satu angkatan di Akmil (Akademi Militer). Jadi ini sangat baik dan bisa mempererat semangat kebangsaan,” tandasnya.

Sebagai informasi, Ryamizard dan SBY merupakan angkatan Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) tahun 1973.

Sumber: Sindo




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia