TRANSLATE

Menhan: tujuh daerah pusat bela negara 2017

Selasa, 18 April 2017

Jakarta (ANTARA News) – Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu mengatakan Program Bela Negara 2017 akan dipusatkan di tujuh daerah yang merupakan perbatasan Indonesia.

“Setiap Warga Negara Indonesia wajib mengamalkan bela negara. Pada tahun ini, kegiatan akan kami buka di Manado, Sulawesi Utara, karena menjadi gerbang Indonesia di wilayah Timur,” kata Menhan di Kementerian Pertahanan, Jakarta, Senin.

Selain Kota Manado, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, dan Kecamatan Melonguane yang merupakan pusat pemerintahan Kabupaten Kepulauan Talaud akan menjadi dua lokasi berikutnya tempat diselenggarakannya bela negara di Sulawesi Utara.

Pria yang juga pernah menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat itu turut menjelaskan ada enam provinsi lain yang dicanangkan sebagai tempat kegiatan penanaman kecintaan terhadap negara, yakni Aceh, Papua, Ambon, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Utara, dan Jawa Timur.

“Pelatihan bela negara ini bisa sampai 1 atau 2 bulan. Bentuknya nanti ada pengarahan dan seminar yang ditandai dengan bukti sertifikat setelah selesai,” tuturnya.

Ryamizard Ryacudu mengungkapkan bahwa pihaknya juga telah mempersiapkan keseragaman kurikulum pelatihan bela negara dengan melibatkan Kementerian Agama serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

“Bela negara ini tujuannya agar bangsa mengenal kembali Pancasila dan bangga membawa nama negara,” katanya.

Menurut Menhan, Program Bela Negara bakal dibuka di Manado, Sulawesi Utara, pada tanggal 20 April 2017, yang juga rencananya dihadiri sejumlah pejabat daerah.

.

Program Aksi Bela Negara Dimulai di Manado, Ini Alasannya

TEMPO.CO, Jakarta – Kementerian Pertahanan bakal memulai program aksi bela negara 2017 di Manado, Sulawesi Utara. Rencananya, acara ini bakal dibarengi dengan Parade Kerukunan Antarumat Beragama dan Etnik Budaya Indonesia bertema “Merajut Kebersamaan dalam Memperkuat NKRI”.

“Dipilihnya Sulawesi Utara menjadi tempat dimulainya aksi bela negara sangat tepat karena menjadi pintu gerbang Indonesia di wilayah timur,” kata Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu di Kementerian Pertahanan, Jakarta, Senin, 17 April 2017.

Ryamizard berujar, setiap warga negara berhak dan wajib mengikuti bela negara dalam pertahanan negara, baik dalam peran maupun profesinya. “Jadi yang tidak mau melaksanakan itu cari saja negara lain. Kita yang harus membela negara karena kita hidup di sini dan mati di sini,” ucapnya.

Ryamizard menuturkan telah bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Agama untuk menyusun kurikulum bela negara dalam pendidikan. Menurut dia, program tersebut akan menghasilkan kader untuk memperluas kesadaran bela negara. “Bentuknya melalui pelatihan,” ujarnya.

Ryamizard mengklaim telah mensosialisasi program bela negara ini ke seluruh Indonesia. Ia juga berkomunikasi dengan kepala daerah terhadap program ini sekaligus mengantisipasi gerakan radikalisme yang muncul di daerah. “Saya sampaikan ke kepala daerah, lapor begitu ada tamu yang mencurigakan,” tuturnya.

Ia menilai program bela negara bisa menjadi daya tangkal menghadapi kompleksitas dari ancaman nasional yang terus muncul. Di Manado juga akan digelar peringatan hari bela negara ke-69 pada 19 Desember 2017.

.

Menhan Sebut Kasus Penghinaan Terhadap Gubernur NTB Seharusnya Tidak Terjadi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Pertahanan (Menhan), Ryamizard Ryacudu menyebut peelecehkan seseorang atas dasar SARA terhadap Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), TGB M Zainul Majdih suatu yang harusnya tidak terjadi.

Program Bela Negara menurut Ryamizard Ryacudu dapat menjadi solusi mengantisipasi terulangnya kasus serupa di kemudian hari.

Kata dia jika semua Warga Negara Indonesia mencintai dan rela membela negaranya, tidak akan ada aksi saling melecehkan.

“Bela negara menyatukan bangsa ini jadi satu, kepada sumpahnya, apa sumpahnya, sumpah pemuda, satu bangsa satu tanah air,” ujar Ryamizard Ryacudu di kantor Kementerian Pertahanan (Kemenhan), Jakarta Pusat, Senin (17/4/2017).

Penghinaan yang dilakukan seorang warga Jakarta Barat terhadap Gubernur TNB itu terjadi di Bandara Changi, Singapura, Minggu (9/4/2017).

Saat itu karena diduga memotong antrian di bandara, Gubernur NTB dihina dengan kata-kata “Dasar Indo, Dasar Indonesia, Dasar Pribumi.”

Belakangan kasus yang sempat membuat geram sejumlah organisasi masyarakat (ormas) Islam di NTB itu dianggap selesai, setelah Steven Hadisurya Sulistiyo meminta maaf secara terbuka.

Kemudian Gubernur NTB pun menerima permintaan maaf tersebut.

Purnawirawan Jendral TNI Angkatan Darat itu mengingatkan bela negara adalah hal yang wajib dilakukan semua yang berstatus Warga Negara Indonesia (WNI).

Hal tersebut sesuai dengan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.

Program tersebut wajib untuk semua WNI, tanpa memandang latar belakang,

“Semua WNI, entah itu keturunan Arab, Cina, sama, kan ada di Undang Undang Dasar (1945),” katanya.

.

Gubernur NTB Dihina, Menhan Ingin WNI Keturunan Ikut Bela Negara

JAKARTA – Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu menanggapi kasus penghinaan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Tuan Guru Bajang Zainul Majdi yang dilakukan Steven Hadisuryo Sulistyo di Bandara Changi, Singapura, beberapa waktu lalu.

Rencananya, Kementerian Pertahanan (Kemhan) membidik warga keturunan untuk ikut dalam program bela negara. Dengan begitu, mereka akan memiliki rasa nasionalisme dan saling menghormati sesama warga negara Indonesia.

“Pasti (program Bela Negara sasar warga keturunan),” ujar Ryamizard saat pemaparan rencana puncak perayaan Hari Bela Negara di Manado, Sulawesi Utara, di Kantor Kemhan, Senin (17/04/2017). 

Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) ini mengaku, prihatin dengan anak-anak yang menjalani pendidikan mulai dari SD, SMP, SMA, sampai mahasiswa di luar negeri, karena bisa berimbas pada semangat bela negara.

“Bela negara nol. Nah ini harus dicatat kita kumpulkan beri pengarahan bagaimana jadi warga negara yang baik. Inikan belum warga negara cuma namanya, tapi tidak ngerti, yang begini-begini nih ada benih-benih yang tidak benar,” katanya.

Ryamizard menilai, mereka yang mengikuti pendidikan di luar negeri dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi akan kurang memahami bangsanya.

“Coba bayangkan dari SD, SMP, SMA sampai mahasiswa di luar negeri, dia tidak tahu bangsanya, dia harus tahu bangsanya. Dia bangsa siapa, bangsa Indonesia,” ucapnya.

Mantan Pangkostrad ini berharap, sebelum mengikuti pendidikan di luar negeri, pemahaman mengenai jati diri bangsa harus diperkuat. Jangan sampai kepribadian atau budaya di negara lain menjadikan mereka tidak memahami bangsa dan negaranya sendiri.

“Tidak boleh. Kita berharap untuk sekolah keluar negeri dimantabkan dulu (nasionalisme), SMA boleh, SD-SMP harus di sini. Itu harapan kita, itu akan bertahap,” tandasnya.

Sumber: Sindo

.

Menhan Sarankan Timses Cagub Cawagub Ikut Bela Negara

VIVA.co.id – Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyarankan tim sukses (timses) dan para pendukung pasangan calon gubernur dan wakil gubernur dalam pemilihan kepala daerah – termasuk Pilkada DKI Jakarta – diikutsertakan dalam program Bela Negara. Ini agar tidak terus-terusan bentrok yang sudah membuat masyarakat resah.

Ryamizard berpandangan, program Bela Negara akan mendidik para timses pasangan calon (paslon) soal pemahaman persatuan Indonesia sebagai satu bangsa. Dengan demikian, tidak akan terjadi banyak potensi perpecahan di tengah masyarakat saat pilkada dilaksanakan akibat ulah timses.  

Program Bela Negara, bagi dia, akan bisa membuat timses bekerja dengan mengedepankan persatuan.

“Ke depan harus seperti itu. Jika misalnya ada tiga (paslon) yang mau maju, bersama pendukung-pendukungnya ini. Mereka yang mau maju ini, (dididik) bela negara dulu,” ujar Ryamizard di Kementerian Pertahanan, Jakarta, Senin, 17 April 2017.

Menurut mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat itu dalam program Bela Negara khusus bagi timses dan pendukung paslon di pilkada, para peserta akan mendapat tambahan materi. Selain soal pendidikan persatuan dan kerukunan maka timses akan diajarkan soal aturan hukum.   

Dengan demikian kata Ryamizard, timses dan pendukung paslon di pilkada bisa menentukan batas aksi yang bisa dilakukan untuk memenangkan calon masing-masing.

“Artinya diberitahu. Jika dia melakukan sesuatu hal (yang dilarang), itu artinya dia tidak tahu hukum atau melanggar hukum,” ujar Menhan.

.

Menteri Pertahanan Sebut Peserta Pilkada dan Pendukungnya Harus Ikut Bela Negara

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta 2017 berlangsung sengit dan menimbulkan permasalahan SARA yang berpotensi membuat bangsa terpecah.

Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu, menyebut program bela negara bisa mengantisipasi terulangnya permasalahan tersebut.

“Misal ada tiga (pasangan) yang mau maju, pendukung-pendukungnya atau bahkan yang mau maju, di (kasih materi) bela negara dulu, dikasih tahu, biar tahu hukum,” ujarnya di kantor Kementerian Pertahanan (Kemenhan), Jakarta Pusat, Senin (17/4/2017).

Dengan materi bela negara diharapkan seorang warga negara bisa mencintai negaranya sendiri.

Serta tidak melakukan hal-hal yang bisa merugikan tanah airnya, termasuk melakukan tindak kejahatan seperti korupsi.

Namun, ia akui merealisasikan hal tersebut tidak mudah.

Selain karena jumlah penduduk Indonesia yang mencapai lebih dari 250 juta orang, program tersebut juga harus dilakukan beresinambungan.

Bahkan setelah penerintahan setelah berganti rezim sekali pun.

“Kita lihat keluarannya sepuluh (sampai) lima belas tahun nanti, (misal pesertanya) mahasiswa, kalau ini sudah jadi orang (penting),” katanya.

Jika program tersebut bisa sukses digelar, seluruh Warga Negara Indonesia (WNI) punya rasa kecintaan terhadap bangsanya sendiri.

Serta mau membela bangsanya ketika ada ancaman.

Dengan begitu diharapkan Indonesia bisa menjadi negara yang jauh lebih baik lagi.

.

Kegiatan Ospek Akan Diganti Program Bela Negara

Jakarta – Menteri Pertahanan (Menhan), Ryamizard Ryacudu, mengatakan, kegiatan orientasi pengenalan sekolah atau kampus (Ospek) yang diterima murid atau mahasiswa akan digantikan oleh program bela negara.

“Saya sudah ngomong dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). Ospekgitu akan diganti,” kata Ryamizard di Kementerian Pertahanan (Kemhan), Jakarta, Senin (17/4).

Menurut Ryamizard, pihaknya juga telah melapor ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenai hal tersebut. Presiden merespon hal tersebut dengan positif.

Menurutnya, dalam program bela negara, akan dilakukan kegiatan lapangan dan kelas. Kegiatan lapangan seperti latih bari-berbaris, hormat bendera dan pengetahuan tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).

Sementara, kata Ryamizard, program di kelas seperti menjelaskan ideologi negara yaitu Pancasila, pemahaman akan sikap dan tindakan melawan korupsi serta pengetahuan deradikalisasi.

“Ini untuk membentuk identitas bangsa. Identitas kita adalah kepatuhan pada Pancasila dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” jelasnya.

Ryamizard mengaku sangat simpatik dengan bangsa Jepang. Di sana, masyarakatnya sudah dikenal umum dengan identitasnya yaitu pekerja keras, jujur dan rela mati untuk bangsanya.

Dia berharap anak-anak Indonesia juga memiliki idenitas khusus yang berbeda dengan bangsa lain. Identitas bangsa ini adalah termuat dalam Pancasila yang saling hormat-menghormati dalam keberagaman.

“Kita punya budaya sendiri yaitu Pancasila. Kita kembali kesitu,” tegasnya.

Sumber: http://www.beritasatu.com/

.

Menhan: Ormas Radikal Boleh Ikuti Pelatihan Bela Negara

Jakarta – Menteri Pertahanan (Menhan), Ryamizard Ryacudu, menyatakan, pihaknya tidak mempermasalahkan organisasi masyarakat (Ormas) radikal seperti Front Pembela Islam (FPI) mengikuti program bela negara. Justru ormas tersebut harus dirangkul agar tidak terus membawa pemahaman radikal.

“Tidak masalah. Siapa saja kita latih. Supaya tidak tidak terus radikal,” kata Ryamizard, di Kementerian Pertahanan (Kemhan), Jakarta, Senin (17/4).

Menhan diminta komentarnya terkait pelatihan bela negara oleh aparat TNI di Lebak, Banten, beberapa waktu lalu. Saat itu, banyak masyarakat yang protes. Akhirnya pelatihan kepada FPI itu dihentikan.

Ryamizard berpandangan, jangan menambah banyak musuh. Menurutnya, jangan karena dianggap ormas radikal, lalu mereka dilarang ikut program bela negara. Terlebih, kata dia, mereka juga warga negara Indonesia (WNI). Sebagai warga negara, mereka harus diajak supaya sama-sama membela negara dan meninggalkan pikiran radikal.

“Bila perlu yang baru pulang dari Suriah atau Afganistan kita latih. Semua diajak supaya bisa berubah,” tegasnya.

Sementara itu, pada Kamis (20/4) mendatang, Ryamizard akan membuka program bela negara di Manado, Sulawesi Utara (Sulut). Sulut dipilih karena merupakan gerbang bagi Indonesia bagian timur.

“Program bela negara sebagai bentuk revolusi mental sekaligus membangun daya tangkal bangsa dalam menghadapi kompleksitas dinamika ancaman. Bela negara meletakan nilai-nilai dasar bangsa ini,” ungkap Ryamizard.

Sumber: http://www.beritasatu.com/




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia