TRANSLATE

Jokowi : Saya Bangga Kepada TNI

Sabtu, 20 Mei 2017

NATUNA- Presiden Joko Widodo didampingi Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dan Kepala Staf Angkatan, sangat bangga kepada TNI setelah menyaksikan secara langsung Latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI tahun 2017 yang mengerahkan 5.900 prajurit TNI dan berbagai Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) TNI dari AD, AL dan AU, bertempat di Tanjung Datuk, Natuna, Kepulauan Riau (Kepri), Jumat (19/5/2017).

Usai menyaksikan Latihan PPRC TNI, Jokowi mengatakan bahwa TNI menunjukkan kesiapsiagaan mempertahankan wilayah NKRI dari segala bentuk ancaman militer. “Latihan PPRC TNI yang telah kita saksikan secara langsung semuanya menunjukkan kesiapan TNI dalam rangka mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kita lihat bersama kesiapan latihan baik pertempuran darat, laut dan udara betul-betul dalam keadaan siap, apabila diperlukan oleh negara,” ucapnya.

Dalam kesempatan tersebut, Joko Widodo menyampaikan bahwa latihan ini sangat penting sekali. “Ingin kita tunjukan betapa solidnya TNI mengadakan latihan dalam rangka kesiapan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ujarnya.

Presiden RI memberikan pengarahan kepada prajurit TNI di Aula Kartika, Base Camp PPRC TNI tentang tingginya kepercayaan masyarakat Indonesia kepada Institusi TNI. “Ada public trust, rangkingnya tinggi sekali. Saya titip kepercayaan itu dan kita jaga bersama-sama. Karena membangun kepercayaan itu tidak sehari atau dua hari dan setahun atau dua tahun. Ini berjenjang dan butuh waktu yang lama, jaga kepercayaan itu,” tegasnya.

“Saya sangat bangga sekali melihat Latihan PPRC TNI, betapa sangat terintegrasi dan terpadunya kerja sama diantara pasukan darat, laut dan udara. Sehingga bisa memenangkan pertempuran dalam latihan ini. Pesan saya prajurit jangan cepat puas karena masih banyak hal-hal yang perlu kita perbaiki dan benahi terutama di bidang Alutsista, yang harus mengikuti perubahan teknologi semakin cepat,” ungkap Presiden RI.

Jokowi mengingatkan para prajurit TNI agar selalu berhati-hati dalam bersikap dan bertindak supaya kepercayaan masyarakat terhadap TNI tetap tinggi. “Jangan rusak kepercayaan publik gara-gara hal-hal yang sebetulnya bisa kita hindari,” tuturnya.
Masyarakat sekitar begitu antusias dan datang berbondong-bondong mendatangi lokasi kegiatan demonstrasi puncak Latihan PPRC TNI untuk melihat dan menyaksikan secara langsung Alutsista TNI, bahkan warga masyarakat datang sejak pagi hari sekitar pukul 07.00 WIB untuk dapat melihat latihan tersebut.

Sumber: http://poskotanews.com/

.

Presiden: Latihan Perang Bentuk Kesiapan TNI Pertahankan NKRI

Jakarta, GATRAnews – Presiden Joko Widodo didampingi Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo beserta sejumlah petinggi TNI lainnya langsung menuju Bukit Tanjung Datuk dengan menggunakan Helikopter Super Puma TNI Angkatan Udara.

Di lokasi tersebut, Presiden menyaksikan langsung latihan tempur Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI dan pertempuran darat Tahun 2017. Latihan tempur kali ini dimaksudkan untuk menunjukkan kemampuan dan kekuatan TNI dalam menjaga keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

“Ingin saya sampaikan bahwa latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat ini sangat penting sekali. Ingin kita tunjukkan betapa solidnya TNI mengadakan latihan dalam rangka pertahanan kita, dalam rangka menunjukkan kepada kita semuanya kesiapan TNI untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ujar Presiden pada Jumat (19/5).

Sebanyak kurang lebih 5.900 prajurit TNI terjun langsung dalam latihan ini. Mereka semua di antaranya berasal dari Satuan Tugas Darat, Satuan Tugas Laut, Satuan Tugas Udara, Satuan Darat lanjutan, Satuan Manuver Infanteri dan Kavaleri, Satuan Bantuan Tempur, dan Satuan Bantuan Administrasi.

Sementara itu, alat utama sistem senjata (Alutsista) yang dikerahkan dari tiga matra TNI di antaranya 1 KRI Kelas Sigma, 1 KRI Kelas LPD, 1 KRI Kelas Parchim, 4 Sea Rider Kopaska, 5 Tank Amfibi BMP 3F, dan 8 Panser Amfibi BTR50 M dari TNI Angkatan Laut.  

Sementara 1 FLT PTTA (Skd 51 Spo), 1 FLT BTU (4 pesawat), 1 FLT Sul (4 pesawat), 1 FLT Linud (9 pesawat C-130), 1 FLT Kdol/Dalpur/Taifib (1 pesawat CN-295), 1 FLT Jun Sandha (1 CN-295), dan 1 FLT Standby SAR (1 helikopter) turut diterjunkan oleh TNI Angkatan Udara.  

Dalam latihan pertempuran darat, TNI Angkatan Darat mengerahkan setidaknya 15 unit Multi Kaliber Roket Astros, 6 unit Meriam 155 Cesar, 6 unit Meriam 76, 9 unit Giant Bow Arhanud, 2 unit Helikopter MI 17, 2 unit Helikopter MI 35, 10 unit Helikopter Bell 412, 18 unit MBT Leopard, 1 unit Recovery Tank, 1 unit Tank Avlb, 20 unit MI 13, 14 unit Tank Marder, 3 unit Panser Anoa Mo, 1 unit Panser Anoa Ko, 10 unit Jet Ski, 10 Unit Sea Rider, dan 2 unit kapal motor cepat.

“Latihan seperti ini sudah berjalan selama enam bulan, bukan hari ini saja. Sudah enam bulan dengan tahapan-tahapan yang pada hari ini tadi bisa kita lihat bersama betapa kesiapan baik di darat, laut, dan udara betul-betul dalam keadaan siap apabila diperlukan oleh negara,” Presiden menjelaskan.

Dalam kesepmpatan tersebut, Jokowi juga menyampaikan belasungkawa terhadap empat prajurit TNI yang gugur dalam menjalankan tugasnya. Keempatnya gugur dalam latihan pendahuluan PPRC TNI pada Rabu (17/5) lalu.

“Saya ingin mengucapkan turut berdukacita atas gugurnya empat prajurit TNI dalam Latihan PPRC ini dan juga korban luka yang dirawat di rumah sakit,” ucapnya.

Turut hadir mendampingi Presiden, Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Hadi Tjahjanto, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Ade Supandi dan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Mulyono.

.

Presiden Jokowi Sampaikan Belasungkawa atas Gugurnya 4 Prajurit TNI di Natuna

jpnn.com, NATUNA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara khusus menyampaikan belasungkawa terhadap empat prajurit TNI yang gugur saat latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PRRC) di Tanjung Datuk, Natuna, Kepulauan Riau, Rabu (17/5).

“Saya mengucapkan turut berdukacita atas gugurnya empat prajurit TNI dalam Latihan PPRC ini dan juga korban luka yang dirawat di rumah sakit,” ucapnya di Bukit Tanjung Datuk, Natuna, Jumat (19/5).

Jokowi hadir ke Natuna untuk melihat langsung latihan perang PPRC tahun 2017. Dia didampingi para menteri Kabinet Kerja. Antara lain Menko PMK Puan Maharani, Menhan Ryamizard Ryacudu, Mendagri Tjahjo Kumolo

Kemudian Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Hadi Tjahjanto, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Ade Supandi dan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Mulyono.

.

Jokowi: Kalau PKI Bangkit Kita Gebuk, Kita Tendang

WARTA KOTA, NATUNA – Di hadapan 1.500 prajurit TNI di Aula Kartika, Tanjung Datuk, Kepulauan Natuna, Kepulauan Riau, Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa Pancasila merupakan satu-satunya ideologi bagi bangsa Indonesia.

“Sekali lagi, negara Pancasila itu sudah final. Tidak boleh dibicarakan lagi,” ujarnya berdasarkan keterangan Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden, Jumat (19/5/2017).

Bahkan, menurut Jokowi, bila di kemudian hari terdapat organisasi kemasyarakatan (ormas) yang ingin keluar dan mengganggu ideologiPancasila, Undang-undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan kebinekaan bangsa, maka hal tersebut dapat dianggap bertentangan dangan hal yang sangat fundamental bagi bangsa Indonesia.

Terhadap hal tersebut, Presiden memastikan bahwa negara tidak akan tinggal diam.

“Kalau ada ormas yang seperti itu, ya kita gebuk,” kata Jokowi.

Hal yang sama akan dilakukan bila ada yang mengatakan bahwa PKI yang berhaluan komunis bangkit kembali di Tanah Air. Sebab, Ketetapan MPRS Nomor 25 Tahun 1966 telah mengatur hal tersebut, dan menyatakan bahwa PKI sebagai organisasi terlarang.

“Ya kita gebuk, kita tendang, sudah jelas itu. Jangan ditanyakan lagi, payung hukumnya jelas, TAP MPRS,” tegas Presiden.

Masalah lain yang juga disampaikan Presiden adalah dampak dari penggunaan media sosial. Meski demikian, hal ini diakui juga dialami oleh hampir semua negara di dunia.

“Kalau media sosial, di negara mana pun dengan keterbukaan, mengalami masalah yang sama semuanya. Ada fake news, ada hoax, berita fitnah, berita bohong, dan semua orang banyak yang kena,” kata Presiden.

Presiden juga menceritakan pengalamannya saat bertemu berbagai kepala negara atau kepala pemerintahan. Pada umumnya, mereka juga mengeluhkan penyebaran berita hoax yang juga terjadi di negara mereka masing-masing.

“Mereka menyampaikan, Presiden Jokowi, kalau media mainstream, koran, majalah, televisi bisa kita ajak bicara. Tapi kalau media sosial, setiap individu bisa menyampaikan berita benar atau tidak benar. Setiap individu bisa membuat blog, situs, bisa ngetweet, facebook, bisa membuat vlog, semua individu bisa,” tutur Presiden.

Maka itu, dibutuhkan upaya bersama untuk mengatasi dampak negatif dari penggunaan media sosial yang tidak bertanggung jawab itu. Salah satunya ialah dengan melawan penyebaran berita hoax dimaksud, untuk memberikan klarifikasi dan menyampaikan hal yang benar kepada masyarakat.

“Tugas kita bersama untuk membentengi negara ini dari, kadang-kadang, panasnya suasana, kabar-kabar bohong seperti itu, kabar-kabar fitnah seperti itu,” ucapnya.

Presiden kemudian berpesan agar jangan sampai energi bangsa ini habis karena mengerjakan hal-hal yang tidak perlu.

“Saling fitnah, saling menghujat, saling menjelekkan, saling mencemooh, saling mendemo, saling menolak, habis energi kita untuk itu,” katanya.

Sebab, menurutnya, pada saat yang sama, negara lain sudah memikirkan mengenai kemajuan teknologi. Bila bangsa kita terus berkutat pada hal-hal yang disebut tidak produktif itu, Kepala Negara khawatir bahwa bangsa kita akan semakin tertinggal.

“Kita hanya terjebak pada hal yang menghabiskan energi. Energi kita habis dan kita tidak mendapatkan apa-apa, kecuali saling curiga di antara kita,” ucap Presiden.

.

Jokowi: Jaga Kepercayaan Masyarakat pada TNI

Liputan6.com, Natuna – Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyampaikan pengarahan setelah menyaksikan Puncak Latihan Tempur Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI di Natuna, Kepulauan Riau. Di hadapan 1.500 prajurit, Jokowi meminta TNI menjaga kepercayaan rakyat.

“Ada public trust, rankingnya tinggi sekali. Saya titip kepercayaan itu kita jaga bersama-sama. Karena membangun kepercayaan itu tidak sehari, dua hari, tiga hari, empat hari, lima hari,” kata Jokowi, Jumat (19/8/2017).

Permintaan Jokowi bukan tanpa alasan. Berdasarkan data yang dimiliki Jokowi, kepercayaan publik kepada TNI terus meningkat dan sangat tinggi dibanding lembaga lainnya.

Karena itu, Jokowi meminta kepercayaan masyarakat terus dijaga. Kepercayaan ini dapat dipelihara dengan menjaga diri dari tindakan yang sekiranya dapat merusak kepercayaan.

“Jangan kepercayaan itu, public trust itu, rusak gara-gara hal-hal yang sebetulnya bisa kita manage, hal-hal yang sebetulnya bisa kita hindari,” pinta Jokowi.

Sejumlah menteri kabinet kerja juga hadir pada latihan tempur ini. Misalnya, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.

Kemudian hadir pula Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Hadi Tjahjanto, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Ade Supandi, dan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Mulyono.

.

Presiden Jokowi Minta TNI Ikuti Perkembangan Teknologi

JAKARTA, NETRALNEWS.COM – Presiden Joko Widodo minta TNI agar tetap mengantisipasi perubahan dunia yang terjadi begitu cepat, khususnya di bidang teknologi.

“Di darat kita lihat, di laut bisa kita lihat, di udara juga bisa kita lihat betapa sangat terintegrasinya, terpadunya kerja sama di antara darat, laut, dan udara sehingga bisa memenangkan pertarungan di akhir,” kata Presiden usai melakukan salat Jumat dan makan siang di Aula Kartika, Tanjung Datuk, Kepulauan Natuna, Provinsi Kepulauan Riau pada Jumat, (19/5/2017).

Presiden Joko Widodo merasa bangga melihat kekompakan atau soliditas yang ditunjukkan para prajurit TNI dalam Latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) yang dilakukan di Kepulauan Natuna.

Jokowi juga menyampaikan agar seluruh prajurit TNI untuk tidak berpuas diri sebab masih banyak hal yang dinilai perlu diperbaiki dan dibenahi.

“Terutama di bidang alutsista kita yang mau tidak mau harus diikuti karena teknologi yang perubahannya begitu cepat. Itulah yang harus kita ikuti,” tuturnya.

Presiden juga menceritakan bagaimana teknologi berkembang begitu pesat.

Menurut Kepala Negara, saat sebagian orang masih mempelajari teknologi internet, sudah muncul di belahan dunia lainnya “mobile internet”.

Tak berhenti sampai di situ, muncul lagi lompatan teknologi lain yang sedemikian cepat seperti teknologi kecerdasan buatan.

“Mobile internet kita baru melihat dan kita pelajari, sudah muncul lagi yang berikutnya, artificial intelligence, mesin cerdas yang ini juga harus kita ikuti,” kata Presiden.

Perubahan-perubahan teknologi seperti itu yang selalu harus diantisipasi. Presiden tentu tidak menginginkan TNI tertinggal dalam hal penguasaan teknologi dengan negara lainnya.

“Jangan sampai kita ditinggal oleh negara yang lain karena penguaasan teknologi kita yang terlambat,” kata Presiden.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu percaya bahwa saat ini bukan lagi pihak yang kuat mengalahkan yang lemah. Bukan juga negara besar mengalahkan negara yang kecil.

“Ke depan coba kita lihat, nantinya yang cepat akan mengalahkan yang lambat. Siapa yang cepat dalam hal apa pun akan dapat mengalahkan yang lambat. Negara yang cepat akan mengalahkan negara yang lambat,” jelas Jokowi.

Hal tersebut juga berlaku di lingkungan TNI. Sekali lagi ia menekankan bahwa TNI harus mampu melihat dan beradaptasi terhadap segala perkembangan zaman.

“Di lingkup TNI, Tentara Nasional Indonesia, kita juga harus melihat, memahami, mempelajari (perubahan) itu, setiap saat, baik detik, menit, hari maupun minggu,” demikian Jokowi dikutip dari siaran pers Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden, Bey Machmudin.

Turut hadir mendampingi Presiden ialah Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Hadi Tjahjanto, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Ade Supandi, dan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Mulyono.

.

Jokowi Curhat soal Hoax di Hadapan Prajurit TNI

Liputan6.com, Jakarta – Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyampaikan bahaya berita bohong atau hoax kepada 1.500 prajurit Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI di Natuna. Hal ini rupanya dikeluhkan juga oleh para pemimpin dunia.

“Kalau media sosial, di negara mana pun dengan keterbukaan mengalami masalah yang sama semuanya. Ada fake news, ada hoax, berita fitnah, berita bohong dan semua orang banyak yang kena,” kata Jokowi, di Tanjung Datuk, Natuna, Kepulauan Riau, Jumat (19/5/2017).

Jokowi mendengar sendiri keluhan itu saat berkesempatan bertemu dengan para pemimpin negara di dunia di berbagai forum internasional. Tak ubahnya seperti Indonesia, mereka pun mengeluhkan penyebaran berita hoax yang sulit diredam.

“Mereka menyampaikan, Presiden Jokowi, kalau media mainstream, koran, majalah, televisi bisa kita ajak bicara. Tapi kalau media sosial, setiap individu bisa menyampaikan berita benar atau tidak benar, setiap individu bisa membuat blog, situs, bisa ngetweet, facebook, bisa membuat vlog, semua individu bisa,” tutur Jokowi.

Karena itu, butuh kerja sama dari semua pihak untuk meredam dampak negatif yang ditimbulkan penyebar hoax ini. Jangan segan memberikan klarifikasi atas berita bohong yang disebar di media sosial oleh pihak tak bertanggung jawab.

“Tugas kita bersama untuk membentengi negara ini dari, kadang-kadang, panasnya suasana, kabar-kabar bohong seperti itu, kabar-kabar fitnah seperti itu,” imbuh Jokowi.

Jokowi meminta semua masyarakat termasuk prajurit TNI menyimpan tenaga untuk hal yang positif. Jangan sampai energi justru habis karena saling hujat, menjelekkan, memaki, bahkan menolak.

“Kita hanya terjebak pada hal yang menghabiskan energi. Energi kita habis dan kita tidak mendapatkan apa-apa, kecuali saling curiga di antara kita,” ia menambahkan.

Dalam latihan itu, Jokowi ditemani para menteri kabinet kerja, seperti Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Hadi Tjahjanto, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Ade Supandi, dan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Mulyono.




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia