TRANSLATE

Gandeng PT Geo Dipa Energi, PT Pindad Masuki Bisnis Energi

Selasa, 1 Agustus 2017

TEMPO.CO, BANDUNG – PT Pindad meneken nota kesepahaman dengan PTGeo Dipa Energi merintis pengembangan teknologi pembangkit listrik tenaga panas bumi skala kecil. Pembangkit ini memanfaatkan sisa panas bumi pembangkit listrik yang sudah beroperasi.

“Kita punya keinginan masuk ke dalam pasar, sektor energi dengan konsep investasi tadi paling berpeluang, dan ini kesempatan bagi yang diberikan bagi ktia untuk masuk,” kata Direktur Utama PT Pindad Abraham Mose selepas penandatanganan naskah kesepahaman itu di Bandung, Senin, 31 Juli 2017. 

Abraham mengatakan, sudah dua tahun terakhir PT Pindad menanam modalnya untuk masuk ke bisnis energi. “Kita sudah melakukan investasi total sekitar Rp68 miliar. Tahap pertama (tahun lalu) Rp 30 miliar,” kata dia.

Menurut Abraham, sektor enegi menjadi  salah satu ekspansi selanjutnya dari Pindad sebagai produsen alutsista dalam negeri. Sejak tahun 80-an, kata dia, Pindad sudah punya kerjasama ‘under-license’ dengan Siemens memproduksi generator, motor listrik, kemudian berkembang ke alat-alat industrial seperti ekskavator dan alat-alat mesin tani.

Abraham berharap, masuknya PT Pindad ke bisnis energi, terutama pembangkit listrik panas bumi tersebut bisa menaikkan TKDN (Tingkat Kandungan Dalam Negeri) sektor energi. “TKDN sektor ini baru 20 persen, sementara potensinya (pembangkit listrik panas bumi) sangat besar ada sekitar 29 ribu MW energi panas bumi yang belum terutilisasi,” kata dia.

Naskah kerjasama pengembangan pembangkit panas bumi dengan teknologi OCR (Organic Rankine Cycel) dan Binary System antara PT Pindad dan PT Geo Dipa Energi ini akan dilanjutkan dengan studi lanjutan hingga menghitung kelayakan dari segi bisnis dan investasi. “Dengan MoU tadi kita sepakat melakukan studi kelayakan, mungkin akan mulai dengan 5 MW atau 10 MW untuk dipasang di Dieng,” kata Abraham.

Direktur Bisnis Produk Industrial, PT Pindad, Bobby Sumardiat Atmosudirjo mengatakan, investasi yang sudah disiapkan PT Pindad di sektor pembangkit misalnya untuk membangun generator listrik dengan kapasitas daya 25 MW. “Tahap selanjutnya sampai 200 MW. Kalau terkait ‘local-content’, OCR ini kita tidak perlu investasi karena kami punya fasilitas produksinya lebih dari cukup,” kata dia, Senin, 31 Juli 2017.

Direktur Utama PT Geo Dipa Energi Riki Firmandha Ibrahim  mengatakan, pembangkit panas bumi dengan teknologi OCR dan Binary System ini sedang naik daun karena efisiensinya. Jika energi panas bumi itu ada yang mengambil steam (uap) dan air panas, pembangkit ini hanya mengambil air panasnya. Selanjutnya air panas itu tadi dibuang lagi ke perut bumi. “Dengan teknologi ORC ini, kita pergunakan lagi airnya untuk membangkit pembangkit listrik lain. Ini keuntungannya,” kata dia.

Riki mengatakan, teknologi ini juga bisa dimanfaatkan untuk langsung dipergunakan memproduksi listrik dengan pembangkit skala kecil langsung setelah sumur panas bumi rampung. Sehingga tidak perlu menunggu membangun sumur besar untuk produksi listrik skala besar. “Kita masih tergantung teknologi dari luar, kita tidak bisa membangun teknologi yang kecil, yang small skala 1-5 MW atau 10 MW, sehingga begitu dibor, dapat steam, atau air panas, kita bisa langsung produksi,” kata dia.

Menurut Riki, pengembangan OCR ini diharapkan juga bisa mendongkrak muata TKDN dalam bisnis energi di pembangkit listrik panas bumi. “Kalau di luar negeri OCR ini pasarannya sekitar 1.500 sampai 2.200 juta Dollar AS per MW. Kalau ini bisa dilakukan di dalam negeri, tidak hanya harus dilihat dari penurunan harga, tapi uang itu bisa diputer di sini juga,” kata dia. “Di Indonesia juga belum ada yang pakai. Ini yang pertama kalau jadi.”

Riki mengatakan, teknologi OCR ini akan rencananya akan dipasang di pembangkit listrik panas bumi milik perusahaannya di Dieng. “Sedang ktia kaji apakah kapasitas 5 MW atau 10 MW,” kata dia.

Menurut Riki, kerjasama dengan Pindad itu juga berpeluang untuk diperluas. “Kita ‘gross revenue’ setahun itu cukup besar sekitar Rp 600 miliar sampai Rp 700 miliar. Kalau bisa service dalam negeri untuk perbaikan sumur, perbaikan turbin, itu uangnya muternya gak usah keluar, di dalam-dalam saja,” kata dia.  

Direktur Operasi Dan Pengembangan Niaga, PT Geo Dipa Energi, Dodi Herman mengatakan, teknologi ORC ini memanfaatkan sisa panas uap panas bumi yang biasanya dibuang setelah memutar turbin pembangkit. “OCR ini memanfaatkan panas sisa panas uap panas bumi yang biasanya terbuang. Sekarang kita manfaatkan sehingga bisa membangkitkan energi listrik,” kata dia terkait kerja sama PT Geo Dipa Energi dan PT Pindad.




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia