TRANSLATE

Bicara Soal Terorisme di Bali, Ryamizard Ryacudu : Mari Sama-sama Kirim Mereka Ke Surga

Sabtu, 10 Februari 2018

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA – Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Ryamizard Ryacudu memberikan arahan pada Rapat Koordinasi anggota cluster industri Pertahanan Strategis dan Teknologi Tinggi atau National Defence and Hightech Industries (NDHI) di Nusa Dua, Bali, Jumat (9/2/2018).

Kepada awak media, Ryamizard mengatakan pihaknya mendorong industri pertahanan di Indonesia agar bisa menunjang pertumbuhan ekonomi negara.

Hal itu menurutnya bisa membuat Indonesia sebagai negara yang mandiri dalam pengadaan alutsista. Ia pun menyebut Indonesia saat ini sudah bisa membuat kapal selam, tank, pesawat, dan bahkan nanti pesawat tempur.

“Di negara-negara besar juga salah satu yang menunjang pertumbuhan ekonomi nasionalnya adalah industri pertahanan,” ujar Ryamizard.

Ia mengungkapkan sudah banyak produk pertahanan yang diproduksi di dalam negeri dibeli oleh negara-negara lain seperrti Afrika, Filipina, dan Malaysia.

“Indonesia mampu, sekarang tergantung bagaimana memanage dan kemauan untuk bersaing,” imbuhnya.

Terkait adanya gejala masuknya paham teroris ke Indonesia, ia menyebut salah satu cirinya adalah perbuatan membunuh orang dan bunuh diri.

Kelompok teroris sering berharap dengan bunuh diri, mereka bisa masuk surga.

“Saya cuma bilang, mari kita sama-sama kirim mereka ke surga,” kelakarnya sebelum meninggalkan lokasi Rakor.

Rakor tersebut merupakan ajang konsolidasi 6 BUMN terkait industri strategis.

Hal ini sekaligus untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, investasi dan leverage perusahaan agar berdaya saing global. 

.

Bersama Menteri Rini, 6 BUMN Industri Strategis Gelar Rakor di Bali

Sebanyak enam Badan Usaha Milik Negara (BUMN) anggota clusterindustri Pertahanan Strategis dan Teknologi Tinggi atau dikenal juga dengan NDHI (National Defence and Hightech Industries), melaksanakan Rapat Koordinasi (Rakor) dalam rangka konsolidasi industri strategis yang diselenggarakan di Hotel Inaya Nusa Dua, Bali (9/2/2018).

Rakor tersebut dihadiri pula Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Menteri BUMN Rini Soemarno, Panglima TNI Hadi Tjahjanto yang memberikan arahan terkait sinergi industri strategis dalam negeri. Peserta Rakor terdiri dari Direktur Utama, Direksi, Komisaris, Pokja, dan Sekretaris Perusahaan BUMN anggota cluster NDHI serta Kementerian BUMN, KKIP, dan Bapenas.

Cluster NDHI ini terdiri dari PT DAHANA (Persero), PT Pindad (Persero), PT Dirgantara Indonesia (Persero), PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero), PT Len Industri (Persero), serta PT Industri Nuklir Indonesia (Persero).

Deputi Pertambangan, Industri Strategis, dan Media (PISM) Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno yang juga hadir mengatakan, konsolidasi industri strategis perlu dilakukan untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, investasi, serta leverage perusahaan sehingga berdaya saing global. 

“Dengan adanya konsolidasi ini, diharapkan akan membuat BUMN semakin efisien dalam hal operasional dan biaya produksi sehingga keuntungan yang didapatkan akan semakin besar,” ujar Harry dalam keterangan yang diterima, Jumat (9/8/2018).

Saat ini cluster NDHI telah memiliki 6 bidang Kelompok Kerja (Pokja) yang terdiri dari Pokja BidangEngineering dan Produksi, Pokja Bidang Teknologi dan Informasi (TI), Pokja Bidang Logistik dan Pengadaan, Pokja Bidang Pemasaran, Pokja Bidang SDM, dan Pokja Bidang Keuangan dan Legal.  

Di sela acara juga dilakukan penyerahan bantuan donasi dari BUMN cluster NDHI kepada LVRI (Legiun Veteran Republik Indonesia) sebesar Rp100 juta sebagai wujud kepedulian Corporate Social ResponsibilityNDHI, BUMN hadir untuk negeri.

 
Sumber: https://www.wartaekonomi.co.id/
.

Ryamizard: Kita Tak Takut Embargo, Buat Senjata Sendiri

VIVA – Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyatakan, Indonesia akan membuat sendiri senjata-senjata untuk memenuhi kebutuhan alat utama sistem pertahanan meski embargo dari dunia internasional mengancam.

Menurut Ryamizard, Indonesia sejauh ini sudah banyak membuat alutsista sendiri. Bahkan, kini berencana membuat pesawat tempur.

“Dan, kita tidak takut embargo dan lainnya. Kita sudah bisa buat kapal selam, tank, panser pesawat juga sudah bisa dan ke depan kita buat pesawat tempur. Jadi artinya, hampir seluruhnya kita sudah bisa buat,” kata Ryamizard saat menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) enam BUMN bidang pertahanan strategis dan teknologi tinggi di Nusa Dua, Bali, Jumat, 9 Februari 2018.

 

Menhan menuturkan, industri pertahanan dalam negeri dapat menunjang pertumbuhan ekonomi, seperti halnya dengan negara-negara lain.

“Alutsista ini kan mahal, satu saja mencapai triliunan. Kalau orang beli di mana-mana ratusan unit, berapa ratus triliunan itu,” katanya.

Ryamizard berharap industri pertahanan Indonesia mampu membuat produk untuk memenuhi kebutuhan alutsista dalam negeri. Pada saat yang sama, produk-produk tersebut juga layak jual, sehingga mampu menjadi pemasukan baru bagi perekonomian nasional.

Ryamizard mengatakan, Indonesia memiliki kemampuan untuk hal itu. “Kita mampu. Kita ini bangsa kaya, tinggal bagaimana kita me-manage, tinggal bagaimana kemauan kita saja. Kita siap bersaing,” kata dia.

Ryamizard mengajak semua pihak membangkitkan mental bersaingnya dengan negara mana pun. Ia percaya Indonesia mampu menciptakan produk pertahanan berkualitas yang mampu bersaing di pasar dunia.

“Jadi, jangan merasa sedikit-sedikit kita rendah diri, tidak mau bersaing. Kita harus bisa bersaing. Beberapa tahun ke depan kita akan menjadi negara yang besar ekonominya,” ucap Ryamizard.

“Soal target kapan kita bisa mandiri ya, tidak lama lagi. Kita sudah bisa buat semuanya. Kapal selam, tank itu semua sudah dijual. Ada yang ke Eropa, ke Afrika, banyak. Yang sudah beli British, Malaysia juga, ada Afrika. Kapal yang dibeli,” ujarnya menambahkan.

 




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia