TRANSLATE

Sekjen Kemhan Terima Kunjungan Kepala Staf GAB AB Uni Emirat Arab

Selasa, 17 April 2018

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Pertahanan Republik Indonesia Ryamizard Ryacudu hadir dalam kegiatan Putra Jaya Forum ke 5 tahun 2018 di Kuala Lumpur, Malaysia, Senin (16/4/2018).

Dalam kesempatan tersebut Menhan menyampaikan pandanganya soal Kalibrasi Ulang Arsitektur Keamanan Kawasan (Recalibrating Regional Security Architecture).

Melalu pidato dihadapan peserta kegiatan Putra Jaya Forum, Menhan mengingatkan, soal pentingnya membesarkan persamaan yang ada diantara negara-negara di Asean.

JAKARTA – Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan RI Marsdya TNI Hadiyan Sumintaatmadja menerima kunjungan kehormatan Kepala Staf GAB AB Uni Emirat Arab Panglima Jenderal Hamad Muhammad Thani Ar-Rumaithi di Kantor Kementerian Pertahanan RI, Jakarta, Senin (16/4/2018).

Sekjen Kemhan menyampaikan ucapan terima kasih kepada Kepala Staf GAB AB Uni Emirat Arab Yang Mulia Jenderal Hamad Muhammad Thani Ar-Rumaithi telah berkunjung ke Kemhan RI.

Pada pertemuan tersebut Sekjen Kemhan memperkenalkan industri pertahanan strategis kepada Kepala Staf GAB AB Uni Emirat Arab diantaranya pembuatan senjata SS1 dan SS2 diproduksi oleh PT. Pindad, dan industri kapal perang diproduksi PT PAL.

Sekjen RI berharap kerjasama pertahanan RI-UEA dapat semakin ditingkatkan dengan dimulainya kegiatan-kegaiatan kerjasama pertukaran kunjungan pada level pejabat tinggi pertahanan dan militer, kerjasama pendidikan/kursus-kursus, serta kerjasama industri pertahanan.

“Indonesia sudah mampu untuk melakukan ekspor dan siap untuk menawarkan berbagai alutsista baik matra darat, laut, dan udara,” ujar Sekjen Kemhan RI.

Terkait tentang isu-isu ancaman teroris, perlu kerjasama dalam penanggulangan aksi teroris yang dapat berdampak sangat merugikan pada kedua negara dan dunia internasional. 

Menhan menekankan, sebagai bangsa yang berada di wilayah Asean, tentunya penting untuk bersama-sama mengecilkan perbedaan yang selama ini dapat melemahkan hubungan persaudaraan.

“Sehingga hal ini akan lebih memperkuat persaudaaraan kerjasama yang ada diantara kita, sejalan dengan the spirit of Asean dan spirit of Asean plus,” kata Menhan saat memberikan sambutan.

Tidak hanya itu, Menhan mengatakan, bangsa yang berada di kawasan ASEAN sebaiknya juga harus memiliki prinsip dasar dan tujuan hidup yang sama sebagai manusia, yaitu keinginan untuk mewujudkan kawasan damai, aman dan sejahtera.

“Dalam merumuskan Kalibrasi ulang arsitektur keamanan kawasan kita perlu selalu mengacu pada kondisi aktual potensi ancaman kawasan masa kini dan masa yang akan datang,” ujar Menhan.

Menhan pun menyebut, kondisi lingkungan strategis kawasan saat ini sangat dipengaruhi oleh ketidakpastian yang terkait dengan isu-isu ekonomi, politik, dan keamanan.

“Kedepan ancaman tidak lagi bersifat konvensional atau perang terbuka antar negara, tetapi lebih bersifat ancaman realistik benturan kepentingan yang mengatasnamakan ideologi tertentu,” kata Menhan.

Sebelumnya, Menhan Ryamizard menandatangani kesepakatan dengan Menteri Keamanan Nasional Republik Fiji, Ratu Inoke Kubuabola, Jumat (29/9/2017).

Pertemuan kedua pihak digelar di Kementerian Pertahanan RI, Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat.

“Penandatanganan ini menandai kelanjutan hubungan pertahanan kedua negara ke tingkat yang lebih strategis,” kata Ryamizard.

Dirinya berharap, kesepakatan yang dicapai akan membawa dampak yang lebih positif bagi perkembangan bidang pertahanan bagi kedua negara.

Adapun beberapa poin yang disepakati oleh kedua negara, di antaranya mengenai pertukaran kunjungan antar badan pertahanan dan angkatan bersenjata.

Dialog dan konsultasi bilateral akan dilakukan secara berkala mengenai isu-isu pertahanan dan militer strategis yang menjadi perhatian Indonesia dan Fiji.

Kemudian, peningkatan kapasitas dalam bidang pertahanan dan militer melalui seminar, lokakarya, program pelatihan dan pendidikan.

Selain itu, pertukaran intelijen militer dan peningkatan kerjasama dalam bidang industri pertahanan.

“Antara lain, alih teknologi, penelitian bersama, produksi dan pemasaran bersama serta menjamin mutu bersama,” kata Ryamizard.

Hal senada juga diungkapkan oleh Ratu Inoke Kubuabola.

Dirinya mengatakan, kerjasama dengan Indonesia diharapkan dapat meningkatkan keamanan.

“Karena kami sama-sam tahu semua negara butuh dukungan, salah satunya seperti yang dilakukan Indonesia. Dan saya sangat berterimakasih atas penandatangan ini karena sangat penting, dalam suatu kerjasama wilayah, dan saya ucapkan terimakasih atas kesediaan kementerian pertahanan yang dengan komitmennya mau bekerjasma dengan Fiji,” ujarnya.

.

Ryamizard Berpidato di Putra Jaya Forum 2018

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR — Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu hadir dalam kegiatan Putra Jaya Forum 2018 di Kuala Lumpur, Malaysia, Senin, (16/4). Dalam acara tersebut, Ryamizard menyampaikan materi berjudul Kalibrasi Ulang Arsitektur Keamanan Kawasan (Recalibrating Regional Security Architecture). 

Saat berpidato di hadapan peserta Putra Jaya Forum 2018, Ryamizard mengingatkan, pentingnya membesarkan persamaan yang ada di antara negara ASEAN. Ryamizard menekankan, sebagai bangsa yang berada di ASEAN, tentunya penting untuk bersama-sama mengecilkan perbedaan yang selama ini dapat melemahkan hubungan persaudaraan.

 

“Sehingga hal ini akan lebih memperkuat persaudaraan kerjasama yang ada di antara kita,  sejalan dengan The Spirit of ASEAN dan Spirit of Asean Plus,” tutur Ryamizard dalam siaran kepada Republika.

Ryamizard melanjutkan, bangsa yang berada di Asia Tenggara sebaiknya juga harus memiliki prinsip dasar dan tujuan hidup yang sama sebagai manusia, yaitu keinginan untuk mewujudkan kawasan damai, aman dan sejahtera. “Dalam merumuskan Kalibrasi ulang Arsitektur Keamanan Kawasan kita perlu selalu mengacu pada kondisi aktual Potensi Ancaman kawasan masa kini dan masa yang akan datang,” ujar mantan KSAD itu.

Dia menambahkah, kondisi lingkungan strategis kawasan saat ini sangat dipengaruhi oleh ketidakpastian yang terkait dengan isu-isu ekonomi, politik, dan keamanan. “Ke depan ancaman tidak lagi bersifat konvensional atau perang terbuka antarnegara, tetapi lebih bersifat ancaman realistik benturan kepentingan yang mengatasnamakan ideologi tertentu,” kata Ryamizard. 




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia