TRANSLATE

Panglima TNI dan Menhan Hadiri Malam Bahasa dan Budaya Internasional

Selasa, 6 November 2018

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTAPanglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Menteri Pertahanan Indonesia Ryamizard Ryacudu menghadiri acara Malam Bahasa dan Budaya Internasional (MBBI) yang digelar Kementerian Pertahanan di Pusdiklat Bahasa Kemenhan, Pondok Labu, Jakarta Selatan, Senin (22/10/2018).

Acara MBBI itu mengangkat tema “Exploring Culture Diversity” dengan mengundang 56 siswa dari 15 negara sahabat yaitu Australia, Bangladesh, Cina, India, Jepang, Korea, Malaysia, Myanmar, Pakistan, Filipina, Srilanka, Singapura, Arab Saudi, Thailand, Timor Leste, dan dari Indonesia sendiri.

Para siswa dari luar negeri itu menampilan kebudayaannya dalam stand-stand yang disiapkan.

Sementara Indonesia mengajukan budaya Bali dalam acara ini.

Terlihat dari tari-tarian yang disuguhkan untuk menyambut kehadiran Panglima TNI dan Menhan.

Keduanya nampak kompak mengenakan penutup khas Bali yang bernama Udeng.

Menhan Ryamizard mengenakan batik berwarna hijau sementara Panglima TNI mengenakan batik bernuansa putih.

Gubernur Bali Wayan Koster juga hadir dalam acara ini.

MBBI yang memasuki penyelenggaraan ke-17 bertujuan untuk menjaga hubungan kemitraan dengan negara sahabat yang diwujudkan dalam kebudayaan.

.

Menhan: Mengenal Bahasa dan Budaya Negara Lain Mudahkan Kerja Sama Pertahanan

Jakarta – Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu mengemukakan, pemerintah selalu berupaya untuk memelihara, meningkatkan dan mempererat kerja sama bidang pertahanan dengan negara-negara sahabat. Untuk melaksanakan kerja sama tersebut, dibutuhkan sarana komunikasi yakni bahasa yang dapat dimengerti oleh semua pihak.

“Hal ini penting dalam mempermudah komunikasi, diplomasi, dan negosiasi dengan negara-negara sahabat. Untuk dapat menggunakan suatu bahasa dengan baik dan benar, kita harus mengenal budaya penutur bahasa itu sendiri,” kata Ryamizard dalam acara Malam Bahasa dan Budaya Internasional (MBBI), di Pusdiklat Bahasa Badiklat Kemhan, Pondok Labu, Jakarta Selatan, Senin (22/10) malam.

Hadir pada acara itu, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Gubernur Bali Wayan Koster, Kabadiklat Kemhan Mayjen Ida Bagus Purwalaksana, sejumlah Duta Besar dan Atase Pertahanan dari negara sahabat.

Penyelenggaraan MBBI ke-17 tahun 2018 mengangkat tema “Exploring Cultural Diversity” (Mempelajari Keanekaragaman Budaya). MBBI mengangkat budaya Bali sebagai budaya lokal Indonesia yang ditonjolkan.

Ryamizard menjelaskan,‎ bahasa dan budaya merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Dengan belajar bahasa, bisa terhindar dari kesalahpahaman saat berkomunikasi.

“Tujuan Malam Bahasa dan Budaya Internasional adalah memperkenalkan budaya Indonesia, salah satunya budaya Bali, kepada undangan dan siswa mancanegara. Sebaliknya memperkenalkan kebudayaan mancanegara kepada undangan dan siswa Indonesia,” ujar mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat ini.

Melalui Malam Bahasa dan Budaya Internasional, lanjut Ryamizard, para siswa bisa menunjukkan kemampuan bahasa yang diperoleh selama pendidikan disini. Kegiatan ini juga sekaligus sebagai promosi kebudayaan dari berbagai negara peserta pendidikan.

Dia menegaskan, ‎kegiatan seperti ini diharapkan mampu menciptakan persahabatan yang erat diantara peserta pendidikan, sehingga tumbuh jalinan kebersamaan dan saling percaya satu sama lain melalui pendekatan bahasa dan budaya. Dalam konteks pertahanan, kerja sama dengan negara-negara sahabat akan membawa dampak positif dalam menumbuhkan dan meningkatkanConfidence Building Measures (CBM).

Kerja sama hendaknya dilandasi dengan adanya saling percaya satu sama lain yang pada gilirannya akan memberikan dampak pada penanganan permasalahan pertahanan yang menjadi perhatian bersama.

“Diharapkan kita membangun persahabatan diantara kita sehingga dapat hidup berdampingan secara damai. Persahabatan dapat dimulai dari memahami bahasa dan budaya suatu bangsa. Budaya bangsa mengandung nilai-nilai dan norma suatu bangsa, sebagian tercermin dalam ekspresi bahasa. Memahami bahasa dan budaya, akan semakin meningkatkan kebersamaan. Oleh karena itu, kegiatan ini saya nilai sangat penting dan positif untuk saling memahami bahasa dan budaya satu dengan yang lain,”katanya.

Sumber: Suara Pembaruan



Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia