TRANSLATE

Ini Kata Menhan Soal Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua

Jumat, 15 Maret 2019

Jombang (beritajatim.com) – Menteri Pertahanan RI, Ryamizard Ryacudu mengatakan bahwa Kelompok Kriminal Bersejata (KKB) Papua ingin melepaskan diri dari NKRI. Oleh karena itu, kelompok tersebut sudah menjadi gerakan sparatis.

Pernyataan itu disampaikan Menhan usai menghadiri ceramah bela negara di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jumat (15/03/19). “KKB sudah menjadi kelompok sparatis yang mengancam keutuhan negara,” kata Menhan menegaskan.

Karena pergeseran itu pula, penanganan kelompok tersebut menjadi tugas dan wewenang TNI sepenuhnya. “Tugas TNI untuk menjaga keutuhan NKRI,” ujar Ryamizard.

Seperti diketahui, dalam insiden di Nduga, Papua, beberapa waktu lalu, tiga anggota TNI gugur setelah baku tembak dengan KKB. Hal ini kemudian ditindak lanjuti Pemerintah dengan mengerahkan 600 personel TNI. Terdiri dari Zipur 8 dan Yonif 431 dari Kodam Wirabuana.

Tugas Personel TNI itu tidak hanya mengerjakan pembangunan jembatan, tetapi juga mengamankan selama pengerjaannya mengingat pengerjaannya tidak tuntas setelah diserang KKB.

Sementara, dalam kunjungannya ke Pesantren Tebuireng, Menteri Ryamizard juga menyempatkan diri melakukan ziarah ke makam beberapa pendiri NU sekaligus Presiden RI ke 4 KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, yang ada di kompleks Pesantren setempat.

 

 

 

 

.

Ryamizard Ryacudu Ajak Ulama dan Santri Jadi Garda Terdepan Jaga NKRI

 

Jakarta, Beritasatu.com – Semua elemen bangsa dan negara harus turut serta dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), termasuk kalangan ulama dan santri. Mereka sangat diharapkan menjadi garda terdepan dalam menjaga keutuhan bangsa.

“Sebagai anak bangsa, apakah kalian rela jika ada sekelompok orang yang tidak mengerti yang ingin menghancurkan kedamaian dan ketentraman yang kita miliki? Mereka juga ingin mengubah Pancasila dan menjadikan Indonesia menjadi bangsa tanpa keragaman atau negeri untuk satu golongan saja,” kata Menteri Pertahanan (Menhan), Ryamizard Ryacudu saat memberi ceramah tentang Bela Negara kepada ratusan santri dan santriwati di Aula Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Jumat (15/3/2019) sebagaimana disampaikan dalam rilis yang diteria Beritasatu.com.

Diingatkan Menhan, sebagai umat Islam yang Rahmatan Lil Alamin, semua harus bangga menjadi Bangsa Indonesia. Semua patut dilakukan karena bangsa Indonesia adalah bangsa dan negara yang sangat besar. Karena itu, sudah menjadi kewajiban bagi para umat Islam untuk menjaga keutuhan bangsa dan negara.

“Para ulama dan santri semua yang hadir disini lahir dari keturunan para pejuang dan patriot-patriot bangsa Indonesia. Saudara semua juga adalah pewaris utama kemurnian nilai-nilai Pancasila,” ucap Menhan Ryamizard Ryacudu .

Karena itu, semua harus menyadari bahwa marwah dan amanah yang mulia sebagai generasi penerus berkewajiban melanjutkan cita-cita proklamasi 17 Agustus 1945. Yakni, mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur terutama untuk kemaslahatan dan kesejahteraan umat berdasarkan Pancasila.

Di hadapan para santri dan ulama Ponpes Tebuireng, Menhan juga menjelaskan tentang ancaman-ancaman yang dapat mengganggu keutuhan bangsa Indonesia, di antaranya adalah ancaman nyata dan acaman belum nyata (berbentuk fisik). Perlu diwapadai ancaman non-fisik yaitu ancaman terhadap “mindset” bangsa Indonesia yang berupaya untuk mengubah Ideologi negara Pancasila atau yang Populer dengan istilah perang modern atau proxy war.

“Ancaman ini berbentuk kekuatan soft power, yang berupaya untuk merusak jati diri bangsa Indonesia melalui pengaruh kehidupan ideologi asing yang beraliran Materialisme,” kata Ryamizard Ryacudu lagi.

Saat ini, salah satu ancaman yang sangat nyata dan merupakan salah satu bentuk penistaan terhadap agama, negara, dan bangsa Indonesia yang sangat berpengaruh terhadap keutuhan dan kesatuan bangsa adalah terorisme dan radikalisme. Ancaman itu tidak hanya menimbulkan kerugian material dan nyawa serta menciptakan rasa takut di masyarakat, tetapi juga mengoyak keutuhan berbangsa dan bernegara.

“Mereka ini bukan Islam karena ajaran Islam adalah ajaran yang damai dan Rahmatan Lil-Alamin. Sangat tidak masuk akal seorang ibu dapat mengajak anak-anaknya untuk melakukan aksi bunuh diri,” ucap mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat tersebut.

Dalam kunjungan kerjanya itu, Menhan Ryamizard bersama rombongan menyempatkan diri berziarah ke makam Presiden Ke-4 RI, KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang berada di dalam kompleks Pondok Pesantren Tebuireng.




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia