TRANSLATE

Menhan Tunggu Kemendag soal Barter Hasil Kebun RI dengan Sukhoi

Kamis, 27 Juni 2019

Jakarta – Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu mengaku telah menyelesaikan proses pembahasan rencana barter hasil perkebunan dengan pesawat Sukhoi. Proses barter, kata Ryamizard, masih menunggu pihak di Kementerian Perdagangan (Kemendag).

“Begini ya, kalau antara saya dengan publik sudah selesai. Sudah tanda tangan kontrak, yang belum Kementerian Perdagangan,” ucap Ryamizard kepada wartawan di kantornya, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Rabu (12/6/2019).

“Ini kan juga pakai uang imbal dagang 50 persen, artinya kita jual karet, kelapa sawit, dan sebagainya, ini yang belum selesai,” sambung Ryamizard.

Menurutnya, setelah proses di Kemendag selesai maka proses pembelian bisa dilakukan. Dia mengaku belum mengetahui detail proses di Kemendag.

“Nggak tahu, kalau saya baik-baik saja, sudah selesai,” ucap Ryamizard.

Kemhan berencana melakukan barter hasil perkebunan dengan 11 pesawat tempur Sukhoi Su-35. Kontrak perdagangan ini senilai US$ 1,14 miliar atau setara dengan Rp 15,16 triliun (kurs Rp 13.300).

Sementara itu, menurut Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Oke Nurwan saat ini pihaknya masih menunggu proses dari Kementerian Pertahanan (Kemhan). Sebab, usulan tersebut merupakan programnya.

“Intinya menunggu Kemhan kapan dilaksanakannya. Kita dengan pihak Rusia imbal beli,” ungkap dia di sela-sela Halalbihalal di Kemendag, Rabu (12/6).

 

 

Sumber: https://news.detik.com/

 

 

 

.

Menhan Sebut Proses Beli 11 Sukhoi Tempur dari Rusia Terhambat Mekanisme Imbal Dagang

 

Jakarta, Gatra.com – Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu mengakui kesepakatan pembelian 11 pesawat tempur Sukhoi dari Rusia masih tertahan oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag).

Menurutnya proses mekanisme oleh Kementerian Pertahanan sudah selesai dan tinggal menunggu keputusan Kementerian Perdagangan. Imbal dagang (barter) antara Indonesia dan Rusia belum menemui kesepakatan.

“Kalau antara saya dengan pabrik udah selesai. Kan sudah tanda tangan kontrak. Yang belum selesai adalah Kementerian Perdagangan. Karena ini kan pakai uang dengan pakai imbal dagang. 50% menggunakan uang 50% menggunakan imbal dagang,” ujar Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Rabu (12/6).

Untuk proses pembelian Sukhoi, Indonesia telah menawarkan sejumlah komoditas kepada Rusia senilai US$570 juta. Saat ini, keduanya masih menyusun aturan main kelompok kerja.

Terkait imbal dagang, Indonesia dan Rusia akan membentuk kelompok kerja yang mengatur kesepakatan mekanisme dan komoditas. Ryacudu mengatakan imbal dagang tersebut bisa berupa hasil komoditas perkebunan.

“Artinya kita menjual karet, kelapa sawit begitu. Ini belum selesai. Kalau saya sih sudah selesai. Udah tanda tangan kok. Udah salaman. Tinggal nunggu yang kedua aja tuh imbal dagang. Tinggal nunggu pesawatnya aja,” imbuhnya.

Mengenai perkembangan kepastian di pihak Kemendag, Ryamizard mengatakan belum mengetahui hal tersebut lebih lanjut.

“Enggak tau saya, enggak nanya. Tapi kalau pertanyaannya dengan pabrik dan saya mah baik-baik aja. Udah selesai kok, tanda tangan,” pungkasnya.

Sebelumnya, Rusia dan Indonesia diketahui telah menyepakati pembahasan jual beli 11 unit pesawat tempur Sukhoi Su-35. Rencananya jika tidak ada hambatan, ke-11 pesawat itu akan tiba di Indonesia pada Oktober 2019.  Namun saat ini keduanya terkendala soal komoditas yang disepakati.




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia