TRANSLATE

Menhan Ingin Program Bela Negara Masuk Kurikulum Perguruan Tinggi

Rabu, 6 Maret 2019

TEMPO.CO, Jakarta – Kementerian Pertahanan dan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, ingin memasukkan program bela negara ke dalam kurikulum mata kuliah di perguruan tinggi negeri. Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menekankan program bela negara ini sangat tepat diberikan kepada para mahasiswa.

Menurut Menteri, program ini diperlukan untuk membantu mahasiswa menemukan jati dirinya. “Bela negara harus dilaksanakan di perguruan tinggi dan dievaluasi dalam rangka penguatan jati diri mahasiswa baru yang sedang mencari jati dirinya,” kata Ryamizard di kantornya, Jakarta Pusat pada Selasa, 5 Maret 2019.

Jika program bela negara tidak dimasukan ke dalam kurikulum, penerapannya dianggap tidak efektif. Selain itu, kurikulum bela negara dinilai menjadi salah satu upaya untuk mencegah pengaruh negatif yang memengaruhi para mahasiswa. Sebut saja seperti terorisme dan paham radikal, serta narkotika.

Sebagai langkah awal, kata Ryamizard, ketika masa orientasi mahasiswa, materi bela negara bisa dimasukkan misalnya empat hari di kelas dan setelah itu pemberian pemahaman bela negara. “Di dalamnya bisa disampaikan tujuan tindakan teroris itu apa, untuk menekan paham radikal. Lalu bagaimana hukumnya kalau tidak mengakui Pancasila,” ujar Ryamizard.

Melaksanakan koordinasi dan evaluasi kegiatan pelaksanaan Pembinaan Kesadaran Bela Negara (PKBN) di lingkungan perguruan tinggi, Kementerian Pertahanan pun menyelenggarakan rapat koordinasi dan evaluasi pelaksanaan program bela negara bersama Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, serta rektor atau petinggi sejumlah universitas di Indonesia.




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia